Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

31

4.4.2 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung dari persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran 12 halaman61. Batas deteksi nitrit dan nitrat adalah 0,0459 mgkgsedangkan batas kuantitasinitrit dan nitrat adalah0,1530 mgkg. Batas deteksi merupakan parameter uji batas yang dilakukan untuk mendeteksi jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih memberikan respon signifikan dengan blanko sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas terkecil analit yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004. 4.5Pengaruh Lama Perebusan dan Jenis Air yang digunakan Terhadap Kadar Nitrat dan Nitrit Dalam Seledri Sampel yang digunakan adalah Seledri. Seledri direbus dengan air mineral dan air demineral selama 2-6 menit. Sampel yang telah disiapkan kemudian diukur pada panjang gelombang 540 nm. Contoh perhitungan kadar nitrit dan nitrat pada sampel dapat dilihat pada Lampiran 13 halaman62. Analisa data statistik untuk menghitung kadar nitrit dan nitrat pada sampel dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman65. Pengaruh perebusan terhadap kadar nitrat dan nitrit dalam seledri yang direbus dengan air mineral dan demineral dapat dilihat dalam Tabel 4.2, Gambar 4.4, Gambar 4.5,Gambar 4.6 dan Gambar 4.7 berikut: Universitas Sumatera Utara 32 Tabel 4.2 Pengaruh Lama Perebusan terhadap kadar nitrat dan nitrit dalam seledri yang direbus dengan Air Mineral dan Demineral No Sampel dan Cara Perebusan Lama Perebusan Kadar Nitrit mgkg Kadar Nitrat mgkg 1. Perebusan Dengan air Mineral 25,57 ± 0,2860 52,17 ± 2,0210 2 21,31 ± 0,3172 32,73 ± 2,8497 4 15,41 ± 0,1397 24,75 ± 1,3730 6 13,39± 0,6472 22,20 ± 0,5422 2. Perebusan Dengan air Demineral 25,57 ± 0,2860 52,17 ± 2,0210 2 15,46 ± 0,9242 31,00 ± 0,7869 4 12,76 ± 0,4067 25,40± 0,5116 6 11,86 ± 0,1326 16,35 ± 1,6386 Gambar 4.4Grafik pengaruh perebusan dengan air mineral terhadap kadar nitrat dan nitrit dalam seledri 10 20 30 40 50 60 2 4 6 Ka da r N itr it da n N itr at m g kg waktu menit Air Mineral Nitrit Nitrat Universitas Sumatera Utara 33 Gambar 4.5 Grafik pengaruh perebusan dengan air demineral terhadap kadar nitrat dan nitrit dalam seledri Gambar 4.6 Grafik Pengaruh perebusan seledri dengan air mineral dan demineralterhadap kandungan nitrit 10 20 30 40 50 60 2 4 6 Ka da r N itr it da n N Itr at m g kg Waktu menit Air Demineral Nitrit Nitrat 5 10 15 20 25 30 2 4 6 Ka da r N Itr it m g kg Waktu menit Air Mineral Air Demineral Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 4.7 Grafik Pengaruh perebusan seledri dengan air mineral dan demineral terhadap kandungan nitrat Dari Tabel 4.2, Gambar 4.4, Gambar 4.5, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan kadar nitrat dan nitrit dalam air perebusan yang berbeda dan pengaruh lamanya perebusan. Pada perebusan dengan air mineral, kadar nitrat akan menurun dengan bertambahnya waktu perebusan demikian juga pada nitrit. Namun, kadar nitrat penurunanya lebih besar sebanyak 24 dari menit ke-2 hingga menit yang ke-4 dari 32,75 menjadi 24,75. Sama halnya pada perebusan dengan air demineral, kadar nitrat dan nitrit akan menurun dengan bertambahnya waktu perebusan. Penurunan kadar nitrat dalam jumlah yang besar sebanyak 35 25,40 menjadi 16,35 dari menit ke-4 hingga ke-6. Penurunan kadar nitrat dan nitrit dalam air demineral lebih besar dibandingkan dengan air mineral. Hal ini dikarenakan sifat air demineral yang agresif sehingga dapat menarik material lain yang berada disekitarnya WHO,2005. 10 20 30 40 50 60 2 4 6 Ka da r N itr at m g kg Waktu menit Air Mineral Air Demineral Universitas Sumatera Utara 35 Jika dibandingkan dengan kadar nitrat dan nitrit tanpa perebusan pada 0 menit adalah 52,17 mgkg dan 25,87 mgkg Lampiran 15 maka dengan pengaruh perebusan dapat menurunkan kadar nitrat dan nitrit. Dari data diatas juga dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kadar nitrat dan nitrit yang direbus dengan air demineral dan air mineral. Dimana, kadar nitrat dan nitrit pada air mineral lebih tinggi dibandingkan pada air demineral. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh tidak adanya kandungan nitrat dan nitrit dalam air demineral, namun perbedaannya tidak begitu besar antara air mineral dan demineral . Kadar nitrat dan nitrit pada air mineral sebelum perebusan telah analisisyaitu 10,88 mgL dan 2,71 mgL. Setelah perebusan kadar nitrat dan nitrit juga diukur yaitu 41,45 mgL dan 14,16 mgL. Pada air demineral tidak mengandung nitrat dan nitrit. Setelah perebusan kadar nitrat dan nitrit air demineral adalah 37,11 mgL dan 11,48 mgL. dari data ini dapat dilihat bahwa kadar nitrat dan nitrit dalam air perebusan kedua air tersebut meningkat disebabkan oleh larutnya nitrat dan nitrit didalam air rebusan tersebut. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar nitrat lebih besar dibandingkan dengan penurunan kadar nitrit. Menurut Barandozi dan Borujeni 2013 pada bawang perai dan bayam yang direbus menunjukkan penurunan kadar nitrat dan nitrit pada bayam dan bawang perai. Ditemukan bahwa antara 23 dan 61 dari nitrat yang terkandung dalam sayuran segar hilang ketika sayuran tersebut direbus. Perebusan mengurangi kadar nitrat karena nitrat larut dan memiliki kecenderungan untuk mudah terbawa kedalam air rebusan Huarte, et al., 1997. Universitas Sumatera Utara 36 Dari data percobaan diatas kita dapat melihat bahwa dalam seledri kadar nitrat lebih tinggi daripada kadar nitrit. Hal ini disebabkan karena lebih dari 90 nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat.Menurut Hill 1996 kadar nitrat pada seledri adalah 50-5300 mgkg. Proses perebusan memang cenderung menurunkan kadar nitrat karena nitrat larut dan mudah tercuci ke dalam air, tetapi perlu diperhatikan pada air rebusan sayuran karena kadar nitrat pada air rebusan akan meningkat. Hal ini penting untuk tidak menggunakan sayur air rebusan untuk digunakan dalam membuat makanan bayi, dan perlu diperhatikan untuk makanan seperti sup, mie kuah Nejatzadeh-Barandozi dan Golami-Borujeni,2013. Penggunaan nitrit perlu dibatasi karena nitrit dapat bereaksi dengan amin- amin primer dan sekunder membentuk nitrosamine. Nitrit bereaksi dengan senyawa amin, khususnya amin sekunder membentuk senyawa nitroso yang bersifat karsinogenik. Nitrosamin terbentuk melalui reaksi kimia antara agen nitrosasi dan senyawa amin yang mudah dinitrosasi. Pada umumnya bahan baku pembentuk nitrosamin adalah amin sekunder dan tersier. Senyawa pembentuk nitrosamine adalah N 2 O 3 yang mudah terbentuk dari nitrit dalam suasana asam Silalahi,2005. Namun demikian, studi terbaru menunjukkan bahwa diet yang mengandung nitrat dan nitrit yang kaya sayuran bermanfaat bagi kesehatan karena konversi mereka untuk oksidasi nitrat mencegah penyakit jantung dan infeksi mikroba, mengurangi hipertensi, memberikan perlindungan lambung dan berfungsi sebagai bantuan gizi untuk menjaga jantung yang optimal kesehatan Raczuk, et al., 2014. Universitas Sumatera Utara 37 Perebusan sayuran akan menurunkan kadar nitrat dan nitrit, akan tetapi vitamin yang terdapat dalam sayuran akan rusak oleh karena lamanya perebusan. Vitamin C yang terdapat didalam sayuran dapat menghambat sintesis nitrosamin dan menurunkan resiko methaemoglobinaemia Raczuk, et al.,2014.

4.6 Uji Validasi