20
3.5.4 Pembuatan Larutan IndukBaku Nitrit
Serbuk natrium nitrit sebanyak 100 mg dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL  dan dilarutkan dalam air suling, kemudian dicukupkan
volumenya sampai garis tanda C = 1000 μgmL LIB I. Dipipet 1 mL LIB I dan
dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 mL  kemudian diencerkan dengan air suling sampai garis tanda C = 10 μgmL LIB II Matondang, 2015.
3.6 Penetapan Kadar Nitrit dan Nitrat 3.6.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Nitrit Baku
Dilakukan pemipetan sebanyak 4 mL LIB II nitrit dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, ditambahkan 2,5 mL pereaksi asam sulfanilat dan dikocok,
setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 mL  pereaksi  N-1-naftil etilendiamin dihidroklorida  dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian
dihomogenkan, diukur serapan pada panjang gelombang 400 −  800  nm  dengan
blanko air suling C = 0,8 μgmL. Kurva serapan selanjutnya digunakan untuk penentuan waktu kerja dan penentuan kadar nitrit dalam sampel Matondang,
2015.
3.6.2 Penentuan Waktu Kerja Nitrit Baku
Dilakukan pemipetan LIB II nitrit sebanyak 4 mL dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, ditambahkan 2,5 mL pereaksi asam sulfanilat dan dikocok,
setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 mL  pereaksi  N-1-naftil etilendiamin dihidroklorida  dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian
dihomogenkan, diukur serapan pada panjang gelombang 540 nm setiap menit selama  60  menit  dengan  blanko  air  suling  C  =  0,8  μgmL. Waktu kerja
Universitas Sumatera Utara
21 selanjutnya digunakan untuk penentuan kadar nitrit dan nitrat dalam sampel
Matondang, 2015.
3.6.3 Penentuan Kurva Kalibrasi Nitrit Baku
Dari LIB II dengan konsentrasi 10μgmL, dipipet masing-masing
sebanyak 2 mL, 3 mL, 4mL, 5 mL, dan 6 mL 0,4 μgmL; 0,6 μgmL; 0,8 μgmL;
1,0 μgmL; 1,2 μgmL.  Masing-masing  dimasukkan kedalamlabu  tentukur50
mL,kemudian ditambahkan 2,5 mL pereaksi asam sulfanilat dan dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 mL  pereaksi  N-1-naftil etilendiamin dihidroklorida
dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan. Diukur serapan pada menit ke-12  pada  panjang gelombang 540  nm.  Kurva
kalibrasi selanjutnya digunakan untuk penentuan kadar nitrit dan nitrat dalam sampel Hess, 2000; Matondang, 2015.
3.6.4 Proses Perebusan Seledri
Seledri segar ± 40 g dimasukkan kedalam panci stainles. Direbus dengan 2 air yang berbeda yaitu air mineral dan demineral sebanyak 500 mL selama 2, 4
dan 6 menit. 3.6.5 Penentuan Kadar Nitrit dalam Seledri  Apium graveolens L.
Penentuan kadar nitrit  dalam sayur selada menurut Association  Official Methods Of Analytical Chemists AOACedisi XVII, 2000. Sampel  yang telah
dihaluskan sebanyak 10 g dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL. Kemudian ditambah air suling panas ± 80ºC sampai volume 150 mL. Diaduk hingga
homogen dengan batang pengaduk dan dipanaskan diatas penangas air selama 15 menit sambil diaduk. Didinginkan pada suhu kamar dan dipindahkan secara
kuantitatif ke dalam labu tentukur 250 mL. Ditambahkan air suling sampai garis
Universitas Sumatera Utara
22 tanda, dihomogenkan dan disaring, filtrat pertama sekitar 10 mL dibuang. Dipipet
10 mL filtrat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 mL, ditambahkan 2,5 mL pereaksi asam sulfanilat dan dikocok. Setelah 5 menit, ditambahkan 2,5 mL
pereaksi  N-1-naftil etilendiamin dihidroklorida  dan dicukupkan dengan air suling sampai garis tanda kemudian dihomogenkan. Diukur serapan pada menit
ke-12  dan panjang gelombang 540 nm Hess, 2000; Matondang, 2015; Shokrzadeh,et al., 2007.
Kadar nitrit dalam sampel dapat dihitung dengan persamaan regresi Y = aX+b. Rumus perhitungan kadar nitrit:
K =
X x V x Fp Berat  Sampel  g
Keterangan:   Y  = Absorban K  = Kadar nitrit dalam sampel
μgg X  = Kadar nitrit dalam larutan sampel sesudah pengenceran
V  = Volume larutan sampel sebelum pengenceran mL Fp = Faktor pengenceran
3.6.6 Penentuan Kadar Nitrat dalam Seledri  Apium graveolens L.