viskositas yang sama pada temperatur tertentu. Pemeriksaan sifat kepekaan aspal terhadap perubahan temperatur perlu dilakukan sehingga diperoleh informasi rentang
temperatur yang baik untuk pelaksanaan pekerjaan.
Aspal yang mengandung lilin wax lebih peka terhadap temperatur dibandingkan dengan aspal yang tidak mengandung lilin. Kepekaan terhadap
temperatur akan menjadi dasar perbedaan umur aspal untuk menjadi retakmengeras Sukirman, 2003.
2.1.1 Sumber Aspal
Aspal yang dihasilkan dari industri kilang minyak mentah crude oil dikenal sebagai refinery bitumen, residual bitumen, straight bitumen atau steam refined bitumen.
Isitilah refinery bitumen merupakan nama yang tepat dan paling umum digunakan. Aspal yang dihasilkan dari minyak mentah yang diperoleh melalui proses destilasi
minyak bumi. Proses penyulingan ini dilakukan dengan pemanasan hingga suhu 350
O
C dibawah tekanan atmosfer untuk memisahkan fraksi–fraksi minyak seperti gasoline bensin, kerosene minyak tanah dan gas Wignall, 2003.
Proses penyulingan minyak melibatkan minyak mentah yang disuling dengan berbagai hidrokarbon diperoleh. Bensin adalah yang paling mudah menguap yang
pertama diperoleh, diikuti oleh bahan seperti minyak tanah dan minyak gas. Bahan sisa kemudian dipanaskan pada tekanan rendah untuk mengumpulkan solar dan
minyak pelumas. Pada tahap akhir residu dapat diolah untuk menghasilkan aspal berbagai nilai penetrasi Rogers, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Skema Aspal Minyak Bumi.
2.1.2 Jenis–Jenis Aspal
Pada dasarnya, jenis aspal dapat diklasifikasikan berdasarkan atas asal dan proses pembentukannya adalah sebagai berikut:
a Aspal Alam.
Aspal alam adalah aspal yang terbentuk dari proses alam. Aspal ini biasanya kualitasnya tidak seragam Asiyanto, 2008. Menurut Oglesby 1996 aspal alam
berasal dari berbagai sumber, seperti dari Trinidad mengandung kira-kira 40 organik dan zat–zat anorganik yang tidak dapat larut dan dari Bermuda mengandung kira–kira
6 zat–zat yang tidak dapat larut. Dengan pengembangan aspal minyak bumi, aspal alam relatif menjadi tidak penting.
Indonesia mempunyai aspal alam yang terkenal dengan nama Asbuton yaitu aspal batu buton yang berasal dari Pulau Buton. Cadangan deposit asbuton berkisar
200 juta ton dengan kadar aspal bervariasi antara 10 sampai 35 aspal. Asbuton merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam bentuk
batuan Sukirman, 2003.
Universitas Sumatera Utara
b Aspal Batuan.
Aspal batuan adalah endapan alamiah batu kapur atau batu pasir yang diperpadat dengan bahan–bahan berbitumen. Aspal ini terjadi di berbagai bagian di
Amerika Serikat. Aspal ini umumnya membuat permukaan jalan yang sangat tahan lama dan stabil, tetapi kebutuhan transportasi yang tinggi membuat aspal terbatas pada
daerah–daerah tertentu saja Oglesby, 1996.
c Aspal Minyak Bumi.
Aspal minyak bumi adalah aspal yang terbentuk dari proses yang terjadi dalam pabrik sebagai hasil samping dari proses penyulingan minyak bumi. Aspal minyak
bumi ini mempunyai kualitas yang standar Asiyanto, 2008. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphaltic base crude oil yang banyak mengandung
aspal, parafin base crude oil yang banyak mengandung parafin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran antara parafin dan aspal. Untuk perkerasan
jalan umumnya digunakan aspal minyak bumi jenis asphaltic base crude oil Sukirman, 2003.
Aspal minyak terbagi kedalam tiga jenis menurut Asiyanto 2008 yaitu: 1
Aspal keras, disebut juga Asphalt Concrete AC yang dibagi–bagi menurut angka penetrasinya. Misal: AC 4060, AC 80100, dan seterusnya.
2 Aspal cair, disebut juga aspal cut–back, yang dibagi–bagi menurut proses
fraksinya. Misalnya Slow Curing SC, Medium Curing MC dan Rapid Curing RC. Aspal cair dalam keadaan suhu ruang berbentuk seperti cairan, biasanya
digunakan untuk pekerjaan prime coat yaitu sebagai lapisan dasar dari aspal campuran yang berbatasan dengan lapisan subbase.
3 Aspal emulsi, yaitu campuran aspal 55-65, air 35-45 dan bahan emulsi
1 sampai 2. Di pasaran ada dua macam aspal emulsi, yaitu jenis aspal emulsi anionik 15 dan jenis aspal emulsi kationik 85.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Sifat Kimiawi Aspal