Metode Analisa Spektroskopi FTIR

2.5 Metode Analisa Spektroskopi FTIR

Spektrum inframerah IR banyak dipakai dengan penekanannya akhir–akhir ini ke Fourier Transform FT IR FTIR. Kelebihan–kelebihan dari FTIR mencakup persyaratan ukuran sampel yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat, dan karena instrumen ini memiliki komputer yang terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum. FTIR telah membawa tingkat keserbagunaan yang lebih besar kepenelitian–penelitian struktur polimer. Karena spektrum–spektrum bisa di-scan, disimpan, dan ditransformasikan dalam hitungan detik, teknik ini memudahkan penelitian–penelitian reaksi–reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silang. Persyaratan–persyaratan ukuran sampel yang sangat kecil mempermudah kopling instrumen FTIR dengan suatu mikroskop untuk analisis bagian–bagian sampel polimer yang sangat terlokalisasi Stevens, 2001. Pancaran inframerah pada umumnya mengacu pada bagian spektrum elektromagnet yang terletak diantara daerah tampak dan daerah gelombang mikro. Sebagian besar kegunaannya terbatas diantara 4000 cm -1 dan 666 cm -1 2,5 – 15 µm. Walaupun spektrum inframerah merupakan kekhasan sebuah molekul secara menyeluruh, gugus–gugus atom tertentu memberikan penambahan pita–pita pada bilangan gelombang tertentu, ataupun didekatnya, apapun bangun molekul selebihnya. Letak pita didalam spektrum inframerah disajikan sebagai bilangan gelombang cm -1 lebih sering dipakai karena secara langsung berbanding dengan energi getarnya. Dua kawasan penting dalam pemeriksaan awal sebuah spektrum ialah daerah 4000 – 1300 cm -1 2,5 – 7,7 µm dan daerah 909 – 650 cm -1 11,0 – 15,4 µm. Bagian bilangan gelombang tinggi sebuah spektrum disebut sebagai daerah gugus fungsi. Bilangan gelombang uluran khas bagi gugus–gugus fungsi yang penting seperti OH, NH, dan C=O terletak pada bagian itu. Pada umumnya ketiadaan serapan kuat didaerah 909 – 650 cm -1 11,0 – 15,4 µm menunjukkan suatu senyawa niraromatik. Senyawa–senyawa aromatik dan heteroaromatik menunjukkan pita serapan kuat tekukan C–H keluar bidang out of plane dan liukan cincin didaerah tersebut diatas, yang seringkali dikaitkan dengan corak penggantian gugusan. Bagian tengah spektrum, yaitu 1300 – 909 cm -1 7,7 – 11,0 µm, biasanya disebut sebagai daerah Universitas Sumatera Utara sidik jari. Corak serapan didaerah ini seringkali rumit dengan pita–pita yang ditimbulkan oleh cara–cara getaran yang berantraksi. Bagian spektrum ini sangat berharga dalam hubungannya dengan bagian spektrum lainnya Silverstein, 1986. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang