Berikut ini hasil pengukuran persentase padatan:
Tabel 4.4 Pengukuran Persentase Padatan Aspal Emulsi
Sampel Variasi
Perbandingan Asapal Emulsi
g Beaker
Kosong g
Beaker + Sampel
Basah g
Beaker + Sampel
Kering g
Kadar Air
Kadar Padatan
Aspal Emulsi
Alkil benzen
Sulfonat 55:35:10
122.76 222.76
186.37 36.39
63.61 60:30:10
114.95 214.95
184.52 30.43
69.57 65:25:10
112.02 212.02
185.61 26.41
73.59 70:20:10
108.87 208.87
187.78 21.09
78.91 75:15:10
110.83 210.83
196.09 14.74
85.26 Aspal
Emulsi Dietanol
amida 55:35:10
108.92 208.92
172.8 36.12
63.88 60:30:10
122.78 222.78
191.73 31.05
68.95 65:25:10
110.82 210.82
184.73 26.09
73.91 70:20:10
112.17 212.17
189.69 22.48
77.52 75:15:10
115.47 215.47
199.3 16.17
83.83
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisa Pengujian Viskositas
Hasil pengujian viskositas aspal emulsi yang ditunjukkan pada tabel 4.1, 4.2, dan 4.3 terlihat bahwa dengan meningkatnya suhu maka nilai viskositas akan menurun. Hal ini
dapat dilihat pada gambar–gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 dibawah ini yang memperlihatkan grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi perbandingan
aspal emulsi 55:35:10, 60:30:10, 65:25:10, 70:20:10, dan 75:15:10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1. Grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi
perbandingan aspal emulsi 55:35:10.
Gambar 4.2. Grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi
perbandingan aspal emulsi 60:30:10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3. Grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi
perbandingan aspal emulsi 65:25:10.
Gambar 4.4. Grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi
perbandingan aspal emulsi 70:20:10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Grafik hubungan viskositas terhadap suhu dalam variasi
perbandingan aspal emulsi 75:15:10.
Dari gambar 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, dan 4.5 diatas terlihat bahwa viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Hal ini dikarenakan aspal adalah material
termoplastik yang berarti akan menjadi keras atau lebih kental jika suhu berkurang dan akan lunak atau lebih cair jika suhu bertambah. Sifat ini dinamakan kepekaan
terhadap perubahan temperatur. Kepekaan terhadap temperatur dari setiap jenis aspal berbeda–beda, dipengaruhi oleh komposisi kimiawi aspalnya, walaupun mungkin
mempunyai nilai penetrasi atau viskositas yang sama pada temperatur tertentu.
Semakin tinggi viskositas dari suatu emulsi, semakin rendah laju rata–rata pengendapan yang terjadi, sehingga mengakibatkan kestabilan semakin tinggi.
Dengan naiknya viskositas maka berat molekulpun akan meningkat sehingga kekuatan aspal juga akan meningkat. Besarnya nilai viskositas aspal emulsi sangat dipengaruhi
oleh jumlah bahan pengemulsi yang ditambahkan, dimana aspal emulsi yang mengandung sedikit bahan pengemulsi akan lebih cepat menjadi padat atau keras
kembali, hal ini disebut dengan Rapid Setting RS.
Universitas Sumatera Utara
Pada gambar diatas juga dapat dilihat bahwa viskositas optimum dari aspal emulsi yaitu pada gambar 4.5 dengan variasi 75:15:10 dimana dengan menggunakan
alkilbenzen sulfonat nilai viskositas pada suhu 80
O
C tercatat 16200 cP dan dengan dietanolamida tercatat 10000 cP sementara pada aspal tanpa emulsi tercatat 9100 cP.
4.2.2 Analisa Pengukuran Persentase Padatan.