13
Pemeriksaan PSG sebagai instrumen diagnosis untuk penelitian epidemiologi tentang gangguan tidur memiliki beberapa kelemahan. Pertama,
peralatan tidak praktis. Kedua, skoring PSG tergantung penilaian subjektif dari rekaman EEG dan ketimpangan inter-informan. Ketiga, PSG umumnya dilakukan
pada laboratorium tidur, sehingga memungkinkan timbul bias dalam menilai kualitas tidur.
Kelemahan ACG adalah kurang peka untuk menilai keadaan terjaga, beberapa subjek yang mengalami kesulitan dalam inisiasi tidur yang berbaring
dengan tenang di atas tempat tidur, terjadi misinterpretasi ACG menilainya sebagai keadaan tidur. Kelemahan lain adalah gerakan malam hari yang dapat
salah interpretasi sebagai keadaan terjaga. Sehingga, ACG tidak diindikasikan sebagai pemeriksaan diagnosis rutin pada setiap gangguan tidur Tanjung,2004.
Penilaian kualitas tidur secara subjektif dapat menggunakan kuesioner. Dan merupakan instrumen effektif dalam penelitian epidemiologi. The Pittsburg Sleep
Quality IndeksPSQI dapat menilai kualitas tidur, pola tidur, dan membedakan tidur yang baik dan tidur yang buruk dengan pemeriksaan tujuh komponen :
latensi tidur, durasi tidur, kualitas tidur, effisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan fungsi tubuh pada siang hari. Kulnert,2007 dalam
Agustin 2012
2.2.5. Gangguan Tidur
Terdapat 3 kategori utama dalam Diagnostic and Statistical Mental Disorders 4th ed DSM-IV: 1 gangguan tidur primer, 2 gangguan tidur yang
berhubungan dengan gangguan mental lain, dan 3 gangguan tidur lain, khususnya gangguan tidur karena kondisi medis umum dan obat Kaplan, 2010.
Klasifikasi gangguan tidur menurut DSM IV : 1. Primary sleep disorder, terdiri dari :
a. primary insomnia b. primary hipersomnia
c. narcolepsy d. sleep-related breathing disorder
Universitas Sumatera Utara
14
e. Circadian rhythm disturbance f. Unspecified dyssomnia
2. Parasomnia, terdiri dari : a. Nightmares
b. Sleep terors c. Sleep walking
d. Undefined parasomnia 3. Sleep disorder related psychiatric disorder
4. Sleep disorder related medical condition and drugs abuse. Secara umum terdapat 4 gejala utama yang menandai sebagian besar
gangguan tidur, yakni: 1 Insomnia, adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur.
2Hipersomnia, adalah
jumlah jam
tidur yang
berlebihan dan
mengantuksomnolen yang berlebihan di siang hari. Istilah somnolen ditujukan kepada pasien yang mengeluhkan rasa mengantuk dan memiliki
kecendrungan untuk jatuh tertidur secara tiba-tiba pada keadaan terjaga. Narcolepsy adalah salah satu gangguan tidur yang menimbulkan hipersomnia.
3 Parasomnia, yaitu fenomena yang tidak umum dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang antara
bangun dan tidur. Parasomnia biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4 tidur NREM, sehingga dikaitakan dengan ingatan buruk mengenai gangguan ini.
4 Gangguan jadwal tidur-bangun, gangguan ini melibibatkan pergeseran tidur dari periode sirkadian yang diinginkan. Di sini penderita tidak dapat tidur saat
mereka ingin tidur walaupun mereka dapat tidur pada waktu lain. Dan mereka tidak dapat bangun ketika mereka ingin benar-benar bangun, tetapi mereka
dapat bangun di waktu lain. Gangguan jadwal tidur-bangun dapat dianggap sebagai ketidaksejajaran antara perilaku tidur dan bangun Kaplan, 2010.
Universitas Sumatera Utara
15
2.2.6. Gangguan Tidur yang Terkait dengan Pernafasan