Kualitas Tidur Konsep Tidur 1. Definisi

12 dilepaskan ujung syaraf simpatis bekerja melalui reseptor B-adrenergik dan meningkatkan siklik AMP, lalu mengaktifasi N-asetyltransferase. Konsentrasi melatonin pada malam hari mengalami penurunan sesuai usia. Anak usia 1-3tahun 250pgml, remaja 8-15tahun 120pgml, dewasa 70pgml, dan orang tua 67-84tahun 30pgml Ganong, Ed.22.

2.2.4. Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah kemampuan individu untuk tetap tertidur dan mendapatkan jumlah tidur REM dan NREM yang tepat Kozier, Erb 2004 dalam Agustin 2012. Tidur yang baik dapat memberikan perasaan tenang di pagi hari, perasaan energik, dan tidak mengeluh gangguan tidur. Menurut Hidayat 2006, kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Tanda-tanda kekurangan tidur dapat dibagi menjadi tanda fisik dan tanda psikologis. Di bawah ini akan dijelaskan apa saja tanda fisik dan psikologis yang dialami. a. Tanda fisik Ekspresi wajah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata, konjungtiva kemerahan dan mata terlihat cekung, kantuk yang berlebihan sering menguap, tidak mampu untuk berkonsentrasi kurang perhatian, terlihat tanda-tanda keletihan seperti penglihatan kabur, mual dan pusing. b. Tanda psikologis Menarik diri, apatis dan respons menurun, merasa tidak enak badan, malas berbicara, daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau pendengaran, kemampuan memberikan pertimbangan atau keputusan menurun. Kualitas tidur seseorang dapat dinilai secara objektif melalui PSG, yang didasarkan pada rekaman EEG sehingga dapat memberi informasi lengkap tentang siklus tidur-bangun dan aktigrafiACG, yang menggunakan peralatan kecil yang diletakan di tangan dapat merekam informasi aktifitas motorik. Universitas Sumatera Utara 13 Pemeriksaan PSG sebagai instrumen diagnosis untuk penelitian epidemiologi tentang gangguan tidur memiliki beberapa kelemahan. Pertama, peralatan tidak praktis. Kedua, skoring PSG tergantung penilaian subjektif dari rekaman EEG dan ketimpangan inter-informan. Ketiga, PSG umumnya dilakukan pada laboratorium tidur, sehingga memungkinkan timbul bias dalam menilai kualitas tidur. Kelemahan ACG adalah kurang peka untuk menilai keadaan terjaga, beberapa subjek yang mengalami kesulitan dalam inisiasi tidur yang berbaring dengan tenang di atas tempat tidur, terjadi misinterpretasi ACG menilainya sebagai keadaan tidur. Kelemahan lain adalah gerakan malam hari yang dapat salah interpretasi sebagai keadaan terjaga. Sehingga, ACG tidak diindikasikan sebagai pemeriksaan diagnosis rutin pada setiap gangguan tidur Tanjung,2004. Penilaian kualitas tidur secara subjektif dapat menggunakan kuesioner. Dan merupakan instrumen effektif dalam penelitian epidemiologi. The Pittsburg Sleep Quality IndeksPSQI dapat menilai kualitas tidur, pola tidur, dan membedakan tidur yang baik dan tidur yang buruk dengan pemeriksaan tujuh komponen : latensi tidur, durasi tidur, kualitas tidur, effisiensi kebiasaan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan fungsi tubuh pada siang hari. Kulnert,2007 dalam Agustin 2012

2.2.5. Gangguan Tidur