Regulasi Siklus Bangun Tidur

10 Tidur nokturnal normal pada orang dewasa umumnya sekitar 7-8 jam dan konstan setiap malam. Setelah inisiasi tidur, biasanya tidur dimulai dari NREM sleep fase 1-3 dalam 30 menit. Stadium pada NREM sleep fase 4 harus berbalik terlebih dahulu ke fase 2 NREM sleep sebelum memasuki fase REM sleep membutuhkan waktu + 20menit. Dalam 1 periode tidur nokturnal, terdapat 3-5 episode REM sleep yaitu sekitar 90-120 menit. Episode pertama dari REM sleep biasanya berlangsung selama 10-20 menit. Kemudian setelah episode REM sleep berakhir, maka fase tidur akan kembali lagi ke fase NREM sleep. REM sleep akan muncul setiap 90 menit dan biasanya episode terakhir REM sleep berlangsung lebih lama yaitu sekitar 50 menit. Gambar 2.2. Siklus Tidur REM dan NREM Potter,2005

2.2.3. Regulasi Siklus Bangun Tidur

Pengaturan mekanisme tidur dan bangun sangat dipengaruhi oleh sistem yang disebut Reticular Activity System di midbrain. Bila aktivitas Reticular Activity System ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar jika aktivitas Reticular Activity System menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktivitas Reticular Activity System RAS ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter, yang dilepaskan oleh formatio reticularis di midbrain seperti : Tahap pra-tidur NREM tahap 3 NREM tahap 3 NREM tahap 2 NREM tahap I REM sleep NREM tahap 3 NREM tahap 2 Universitas Sumatera Utara 11 a.Serotoninergik Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotoninergik ini terletak pada nucleus raphe dorsalis di batang otak, terdapat hubungan aktivitas serotonine di nucleus raphe dorsalis dengan tidur REM. b.Adrenergik Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan sel nucleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergikmisalnya amfetamin akan menyebabkan penurunan yang pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga. c.Sistem kolinergik Pada obat-obatan yang menghambat pelepasan kolinergik pada locus cereleus , akan tampak gangguan pada fase awal dan penurunan fase REM. Perangsangan pada formasio retikularis midbrain dan hipotalamus posterior menghasilkan keadaan bangun akibat pelepasan histamin, adrenalin, serotonin, dan penurunan asetilkolin. Sementara untuk menghasilkan tidur diperlukan perangsangan pada hipotalamus anterior dan daerah di sekitar basal forebrain dan melepaskan GABA. Irama sirkadian siklus tidur dan bangun adalah bangun sepanjang hari terang dan tidur sepanjang hari gelap. Stimulasi cahaya terang akan masuk ke melalui mata dan mempengaruhi bagian hipotalamus yang disebut nucleus supra chiasmatic NSC. Pada malam hari, NSC akan merangsang pelepasan hormon melatonin dari parenkim kelenjar pineal, sehingga orang mengantuk dan tertidur. Kadar melatonin yang meningkat dalam darah akan mempengaruhi penurunan temperatur badan dan relaksasi saat tidur Rahayu,2009. Sintesis melatonin berasal dari serotonin melalui proses N-asetilasi dam M- metilasi. Saraf simpatis yang menuju ke kelenjar pinealnervii conari juga mengatur irama sirkadian sintesa melatonin melalui aktifitas N-asetyltransferase yang mengkatalisis pembentukan N-asetyl 5-hydroxitryptamine. Norepinefrine yang Universitas Sumatera Utara 12 dilepaskan ujung syaraf simpatis bekerja melalui reseptor B-adrenergik dan meningkatkan siklik AMP, lalu mengaktifasi N-asetyltransferase. Konsentrasi melatonin pada malam hari mengalami penurunan sesuai usia. Anak usia 1-3tahun 250pgml, remaja 8-15tahun 120pgml, dewasa 70pgml, dan orang tua 67-84tahun 30pgml Ganong, Ed.22.

2.2.4. Kualitas Tidur