35 didapatkan tidak memuaskan, sehingga pasien cenderung pasrah dan tidak
mematuhi proses pengobatan yang dijalani. Hasil dari penelitian ini pasien yang telah mengalami hipertensi 5 tahun
paling banyak memiliki kepatuhan yang rendah, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 10 tahun lebih patuh dalam melaksanakan terapi
pengobatan antihipertensi. Hal ini dikarenakan pasien yang mengalami hipertensi 5 tahun tidak patuh mengkonsumsi obat antihipertensi. Apabila tekanan darah
mereka telah turun, mereka memberhentikan terapi pengobatan antihipertensi tersebut. Sehingga dalam jangka pendek tekanan darah mereka kembali naik
karena tidak rutin terapi pengobatan antihipertensi.
e. Hubungan banyaknya jenis obat dengan kepatuhan
Tabel 4.8 di bawah ini menunjukkan hasil analisis berdasarkan hubungan banyaknya jenis obat yang diminum pasien hipertensi rawat jalan dengan tingkat
kepatuhannya dalam melaksanakan terapi pengobatan antihipertensi.
Tabel 4.8 Hasil analisis hubungan banyaknya jenis obat pasien hipertensi rawat
jalan dengan tingkat kepatuhannya
Kategori Frekuensi
n orang Rata-
rata Variabel
Uji Statistik
Nilai Signifikan
a. 1 jenis
b. 2 jenis
c. 3-5 jenis
57 25
18 55,48
44,50 43,06
Banyak Obat dengan Tingkat
Kepatuhan Kruskal-
Wallis Test
0,027
Dari hasil uji statistik kruskal-wallis di dapatkan nilai signifikannya adalah 0,027 yang berarti nilai signifikannya lebih kecil
dari nilai α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara banyaknya jenis
obat dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi rawat jalan. Banyaknya jumlah obat yang harus diminum oleh pasien dapat dijadikan suatu alasan bagi pasien
36 untuk tidak meminumnya. Kondisi ini dalam waktu jangka panjang akan
menyebabkan terjadinya komplikasi penyakit Soetrisno, 1986. Pasien yang menderita penyakit hipertensi akan membutuhkan lebih dari 3
kombinasi obat antihipertensi untuk dapat menurunkan tekanan darah. Penambahan obat dari golongan yang berbeda boleh dilakukan ketika penggunaan
obat tunggal atau kombinasi 2-3 obat dengan dosis adekuat gagal mencapai tekanan darah target. Pemberian obat dengan lebih dari 3 golongan obat
antihipertensi dimungkinkan dapat mencapai target tekanan darah. Namun harus tetap memperhatikan keamanan, efek samping maupun interaksi obat, terutama
pada pasien lansia.
f. Hubungan melakukan pemeriksaan ulang dengan kepatuhan
Tabel 4.9 di bawah ini memperlihatkan hasil analisis berdasarkan hubungan melakukan pemeriksaan ulang pasien hipertensi rawat jalan dengan tingkat
kepatuhannya dalam melaksanakan terapi pengobatan antihipertensi.
Tabel 4.9 Hasil analisis hubungan pemeriksaan ulang pasien hipertensi rawat
jalan dengan tingkat kepatuhannya
Kategori Frekuensi
n orang Rata-
rata Variabel
Uji Statistik
Nilai Signifikan
a. Ada
b. Tidak ada
76 24
47,37 60,42
Check Up dengan Tingkat
Kepatuhan Mann-
Whitney Test
0,009
Dari hasil uji statistik mann-whitney di dapatkan nilai signifikannya adalah 0,009 yang berarti nilai signifikannya
lebih kecil dari nilai α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemeriksaan ulang
dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi rawat jalan.
37 Ketidakpatuhan pasien hipertensi juga terlihat dalam waktu kontrol pasien
hipertensi yang mengatakan bahwa melakukan kontrol ke dokter sebulan 1 kali, namun dalam catatan rekam medik ternyata waktu kontrolnya tidak sesuai. Hasil
penelitian menunjukkan mayoritas pasien hipertensi tidak melakukan pemeriksaan ulang secara teratur.
Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kekosongan obat hipertensi sehingga pasien hipertensi tidak minum obat dan tekanan darah kemungkinan
dapat naik kembali. Ketidakpatuhan pemeriksaan ulang pada dokter dapat disebabkan oleh keterbatasan biaya pengobatan untuk pasien hipertensi yang tidak
memiliki jaminan kesehatan. Ketidakpatuhan tersebut juga termasuk dalam ketidakpatuhan yang disengaja dan dapat diatasi dengan penggunaan frekuensi
pemberian obat serta pengkontrolan dengan interval waktu yang lebih panjang Saragi, 2011.
g. Hubungan reaksi obat yang merugikan dengan kepatuhan