39 resisten. Kesembuhan akan sulit dicapai jika pasien menggunakan pengobatan
alternatif lain diluar pengobatan medis yang sedang dijalaninya. Hal ini disebabkan, apabila pasien mencoba pengobatan alternatif lain, maka secara
otomatis pengobatan yang sedang dijalankan sekarang akan dihentikannya yang akibatnya terapi pada obat pertama yang diberikan tidak akan dicapai karena
instruksi dokter untuk meminum obat yang diresepkan tidak dijalankan sepenuhnya oleh pasien. Jika dalam 6 bulan target pengobatan termasuk target
tekanan darah tidak tercapai, harus dipertimbangkan untuk melakukan rujukan ke dokter spesialis atau subspesialis Yogiantoro, 2009.
Tukar-menukar pengobatan atau tidak fokusnya pasien menjalani pengobatan akan berdampak buruk bagi pasien yang bersangkutan, lebih
berbahaya lagi jika pasien tersebut mengkombinasikan semua obat-obatan dari semua tempat pelayanan kesehatan yang dikunjungi oleh pasien.
i. Hubungan lamanya regimen pengobatan dengan kepatuhan
Tabel 4.12 di bawah ini menunjukkan hasil analisis berdasarkan hubungan lamanya regimen pengobatan pasien hipertensi rawat jalan dengan tingkat
kepatuhannya dalam melaksanakan terapi pengobatan antihipertensi.
Tabel 4.12 Hasil analisis hubungan lama regimen pengobatan pasien hipertensi
rawat jalan dengan tingkat kepatuhannya
Kategori Frekuensi
n orang Rata-
rata Variabel
Uji Statistik
Nilai Signifikan
a. 7 hari
b. 10 hari
c. 15 hari
23 52
25 51,63
51,92 46,50
Lama Regimen Pengobatan dengan
Tingkat Kepatuhan Kruskal-
Wallis Test
0,560
Dari hasil uji statistik kruskal-wallis di dapatkan nilai signifikannya adalah 0,560 yang berarti nilai signifikannya lebih besar
dari nilai α 0,05. Hal ini
40 menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara lamanya
regimen pengobatan dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi rawat jalan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakpatuhan minum obat
berhubungan dengan kompleksitas dan frekuensi regimen pengobatan. Banyaknya jumlah obat yang digunakan pasien, menunjukkan adanya kompleksitas regimen
pengobatan yang dapat mempengaruhi kepatuhan WHO, 2003. Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap dan
target tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjurkan untuk menggunakan obat antihipertensi dengan masa kerja panjang atau yang
memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sehari sekali. Pilihan apakah memulai terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi
tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi Yogiantoro, 2009.
j. Hubungan antara kepuasan atas pelayanan dokter dengan kepatuhan
Tabel 4.13 di bawah ini memperlihatkan hasil analisis berdasarkan hubungan anatara kepuasan atas pelayanan dokter pada pasien hipertensi rawat
jalan dengan tingkat kepatuhannya dalam melaksanakan terapi pengobatan antihipertensi.
Tabel 4.13 Hasil analisis hubungan pelayanan dokter kepada pasien hipertensi
rawat jalan dengan tingkat kepatuhannya
Kategori Frekuensi
n orang Rata-
rata Variabel
Uji Statistik
Nilai Signifikan
a. Puas
b. Cukup puas
c. Tidak puas
30 70
- 54,17
48,93 -
Pelayanan Dokter dengan
Tingkat Kepatuhan
Mann- Whitney
Test 0,263
41 Dari hasil uji statistik mann-whitney di dapatkan nilai signifikannya adalah
0,263 yang berarti nilai signifikannya lebih besar dari nilai α 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pelayanan dokter dengan tingkat kepatuhan pasien hipertensi rawat jalan.
Menurut Yogiantoro 2009, strategi untuk meningkatkan kepatuhan pada pengobatan salah satunya empati dokter yang akan meningkatkan kepercayaan,
motivasi dan kepatuhan pasien. Dokter harus mempertimbangkan latar belakang budayaepercayaan pasien serta sikap pasien terhadap pengobatan. Berbeda dengan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pelayanan dokter dengan ketidakpatuhan pasien.
42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan: a.
Berdasarkan tingkat kepatuhan menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki kepatuhan yang rendah sebanyak 76 orang 76.
b. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan pasien
hipertensi rawat jalan dipengaruhi oleh faktor usia, lamanya menderita
hipertensi, banyaknya jenis obat yang dikonsumsi, dan pemeriksaan ulang. 5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor tingkat kepatuhan yang lain pada pengobatan hipertensi dan melihat apakah edukasi
kepada pasien dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien sehingga mendorong pasien agar lebih patuh.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Penyakit Hipertensi atau yang lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan
dimana tekanan darah seseorang adalah ≥140 mm Hg tekanan sistolik dan atau
≥90 mmHg tekanan diastolik menurut Joint National Committe on Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure VII, 2003 Novian, 2013.
The seventh Report of the Joint National Commite on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure JNC-VII 2003 telah memperbaharui
klasifikasi, serta stratifikasi risiko untuk menentukan prognosis jangka panjang.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah dari JNC-VII 2003
Klasifikasi tekanan darah
Tekanan darah sistolik, mm Hg
Tekanan darah diastolik, mm Hg
Normal 120
dan 80
Prehipertensi 120-139
atau 80-89
Hipertensi stage 1 140-159
atau 90-99
Hipertensi stage 2 ≥160
atau ≥100
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa umur ≥18
tahun berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih kunjungan klinis-klinis Tabel 2.1. Klasifikasi tekanan darah
mencakup 4 kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik TDS 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik TDD 80 mm Hg. Prehipertensi tidak
dianggap sebagai kategori penyakit tetapi mengidentifikasi pasien-pasien yang
8 tekanan darahnya cendrung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan
datang. Ada dua tingkat stage hipertensi dan semua pasien pada kategori ini harus diberi terapi obat Depkes, R.I., 2006.
2.2 Etiologi Hipertensi