commit to user 40
lainnya untuk mengembangkan bakat yang ada bagi penyandang autisme. Hal penunjang lainnya yang mendukung untuk proses
penyembuhan ini adalah lingkungan, dalam hal ini adalah ruangan yang memadai untuk proses terapi itu sendiri.
Sumber : Arogya Mitra Akupuntur
C. Tinjauan Khusus Autisma
Beragamnya gejala autisma menyebabkan tidak mungkin setiap anak hanya ditangani oleh hanya satu terapi saja. Para penyandang autisma
sangat responsif terhadap program edukasi yang terstruktur yang dirancang sesuai kebutuhan dirinya. Harus selalu diingat bahwa setiap
anak mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda Suatu program intervensi yang dirancang secara baik harus
menyertakan pelatihan dalam bidang komunikasi, interaksi social, perilaku dan perbaikan sensoris, yang dilakukan oleh ahli dalam bidangnya masing-
masing. Penatalaksanaan yang efektif harus fleksibel, memakai penguatan
reinforcement yang positif dan harus dievaluasi secara berkala. Pada intervensi dini, keberhasilan terapi sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu : 1. Berat atau ringannya gejala.
Hal ini tergantung dari berat atau ringannya gangguan di dalam otak sendiri.
commit to user 41
2. Umur. Diagnosis dini sangatlah penting oleh karena makin muda umur anak
pada saat terapi mulai, makin besar kemungkinan untuk berhasil. Umur yang paling baik antara umur 2-4 tahun, dimana sel otak masih
bisa dirangsang untuk membentuk cabang-cabang baru. 3. Kecerdasan.
Makin cerdas anak tersebut, makin baik prognosisnya oleh karena ia akan bisa menangkap pelajaran lebih cepat.
4. Bicara atau bahasa. Dua puluh persen dari penyandang autisma tidak mampu berbicara
seumur hidup, sedangkan sisanya mempunyai kemampuan berbicara dengan kefasihan yang berbeda-beda.
5. Terapi yang intensif dan terpadu. Tatalaksana terapi pada penyandang autisma harus dilakukan dengan
intensif dan terpadu. Terapi secara formal sebaiknya dilakukan beberapa jam sehari. Seluruh keluarga harus terlibat untuk memacu
komunikasi dengan anak sejak anak tersebut bangun tidur pagi hingga mau tidur malam.
Untuk intervensi dini sebaiknya umur anak adalah antara 2-4 tahun. Namun bagaimanakah dengan anak-anak yang terlambat didiagnosa,
misalnya baru pada umur 4 tahun? Pada anak-anak inipun tetap harus dilakukan intervensi. Sebaiknya mereka mendapatkan evaluasi lengkap
dalam segala bidang, kemudian dibuatkan kurikulum yang khusus, oleh karena kemampuan mereka dalam tiap bidang berbeda-beda.
commit to user 42
1. Terapi Medikamentosa
Banyak orang tua yang takut bila anaknya diberi obat, takut anaknya menjadi ketergantungan, teller dan menjadi bodoh.
Memang belum ada satu obatpun yang bisa menyembuhkan autisme Infantil. Namun obat-obatan perlu untuk menghilangkan
gejala-gejala yang tidak diinginkan seperti agresif terhadap orang lain, merusak, menyakiti diri sendiri, hiperaktif, gangguan tidur, menarik
diri dari gerakan stereotipie yang diulang-ulang. Namun saat ini ada beberapa jenis obat baru yang juga bisa
menimbulkan pemahaman dan respon terhadap dunia luar yang lebih baik.
Pemakaian obat harus disertai juga dengan tatalaksana yang terpadu misalnya terapi perilaku, pendidikan khusus dan terapi wicara.
Pemakaian obat pada anak harus didasrkan pada : 1. Diagnosis yang tepat
2. Indikasi yang kuat 3. Pemakaian obat yang tepat
4. Pemantauan ketat terhadap efek samping 5. Kenali cara kerja obat.
Macam-macam Terapi yang akan ditangani :
a Terapi Wicara
Semua penyandang autisma menderita gangguan bicara dan bahasa. Oleh karena itu terapi wicara adalah suatu keharusan bagi
mereka. Melakukan terapi wicara pada penyandang autisma
commit to user 43
berbeda daripada tidak dengan gangguan bicara oleh sebab lain. Sebaiknya terapis dibekali dengan pengetahuan yang mendalam
tentang gejala dan gangguan bicara yang khas pada penyandang autisma.
b Terapi Okupasi
Terapi okupasi perlu diberikan pada anak-anak yang mempunyai gangguan perkembangan motorik halus untuk memperbaiki
kekuatan, koordinasi dan keterampilannya. Hal ini perlu terutama untuk otot halus dari jari tangan supaya anak bisa menulis.
c Terapi Perilaku
Terapi perilaku sangat penting untuk membantu para penyandang autisma untuk bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat. Berbagai
jenis terapi perilaku telah dikembangkan untuk membantu anak autistic mengurangimenghilangkan perilakunya yang tidak lazim
dan menggantinya dengan perilaku yang normal.
d Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus adalah pendidikan individual yang terstruktur bagi para penyandang autisma. Sistem satu guru satu anak adalah
paling efektif oleh karena mereka sulit memusatkan perhatian dalam kelas yang besar. Dengan adanya perbaikan maka secara
bertahap mereka dimasukkan ke dalam kelompok-kelompok kecil sebelum masuk ke sekolah formal.
commit to user 44
e Integrasi Sensoris
Anak yang mengalami gangguan dalam penginderaannya akan menarik manfaat dari terapi jenis ini, namun integrasi sensoris
tidak diperlukan pada anak yang tidak atau sangat minim mengalami gangguan sensorisnya.
f Prognosis
Seperti telah dibahas diatas, prognosis penyandang autisma sangat tergantung dari berat ringannya gejala, kecerdasan anak, umur pada
saat mulai terapi, kemampuan bicara dan terutama intensitas terapi. Keterlibatan orang tua sangat membantu bagi kemajuan anaknya.
Telah banyak penyandang autisma yang berhasil dalam hidupnya, mempunyai karir, dan menyandang gelar sarjana. Di Indonesia sendiri
beberapa anak telah berhasil duduk di TK dan SD biasa, bahkan ada pula pula yang sudah duduk di bangku universitas.
Seminar Pelatihan Autisma Seri 1 22 September 1999 Graha Sucofindo, Jakarta
2. Terapi Akupuntur
Terapi Akupuntur yang di dalamnya tidak mengenal obat- obatan sebagai alat bantu ternyata telah terbukti dan mampu
menyembuhkan penyandang autisma. Hal inilah yang menjadi motivasi untuk mengembangkan dan mengakomodir terapi akupuntur.
Terapi akupunturpun harus ditunjang dengan terapi makanan dan terapi yang lainnya untuk mengembangkan bakat yang ada pada
penyandang autisma.
commit to user 45
Terapi makanan sangat menentukan keberhasilan kesembuhan penyandang autisma, berikut ini adalah daftar makanan dan minuman
yang harus dihindari untuk penderita gangguan syaraf autis dan hiperaktif :
1. Semua makanan dari bahan tepung terigu 2. Makanan yang mengandung zat pewarna, dari bahan pengawet
seperti : Chiki, Taro 3. Semua makanan dari kemasan kaleng.
4. Makanan masakan tidak boleh menggunakan vitsin. 5. Penggunaan gula yang berlebihan seperti : permen, coklat, Beng-
Beng, Top, Tango 6. Daging ayam potong.
7. Daging kambing. 8. Daging kodok.
9. Isi perut seperti : ampela, ati, ususiso, babat, paru 10. Buah-buahan yang mengandung alcohol seperti : nangka, sawo,
durian, kelengkeng 11. Minuman yang mengandung soda seperti : sprite, fanta, coca-cola
12. Minuman dalam kemasan kardus. 13. Susu
Dianjurkan hanya minum susu kedelai. ww.arogyamitraakupuntur.com
commit to user 46
D. Tinjauan Interior