Hubungan pendidikan agama dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa di SMPI YAPKUM Meruyung, Limo, Depok

(1)

MERUYUNG, LIMO, DEPOK

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh Ayu Puspita Sari NIM. 1810011000060

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i

dalam Keluarga Terhadap Sikap Keagamaan Siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo – Depok.

Berdasarkan masalah mengenai pentingnya pendidikan Agama dalam keluarga, yang mana bisa berhubungan dengan sikap keagamaan pada seorang anak, maka penulisan ingin mengetahui lebih lanjut tentang Hubungan Pendidikan Agama dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa di SMPI Yapkum, Limo, Depok.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga, (2) untuk mengetahui sikap keagamaan pada siswa di SMPI Yapkum Meruyung, Limo – Depok, (3) untuk mengetahui hubungan pendidikan agama islam dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa di SMPI Yapkum Meruyung, Limo – Depok.

Metode yang digunakan adalah menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriftif analisis yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research), yaitu menghimpun data dan fakta dari objek yang diteliti. Sampel penelitian berjumlah 50 siswa berasal dari kelas VII (tujuh). Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan bentuk alternatif jawaban SL (selalu) SR (sering) KD (kadang-kadang) TP (tidak pernah). Jumlah quesioner 30 soal.

Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan Agama Islam dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo – Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pendidikan Agama islam dalam Keluarga mempunyai hubungan yang cukup atau sedang terhadap sikap keagamaan siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan perhitungan korelasional antara Pendidikan Agama Islam dalam keluarga dengan sikap keagamaan siswa yaitu sebesar 0,56 setelah dikonsultasikan kepada tabe “r” product moment berada diposisi 0,40 – 0,70 yang berarti antara pendidikan agama islam dalam keluarga dan sikap keagamaan terdapat korelasi yang signifikan.


(8)

ii

Alhamdulillah puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan inayah, rahmat dan karunia Allah SWT, penulis skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai revolusioner dunia dan pembawa risalah serta kepada keluarga, dan para sahabatnya, mudah-mudahan kita semua akan mendapatkan syafa`at `udzma di yaumil kiamat kelak Amin.

Pada dasarnya dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapati kesulitan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak Alhamdulillah penulisan skripsi ini masih banyak sekali kekurangan sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima dengan sehingga skripsi dapat lebih sempurna lagi.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada :

1. Dra. Nurlena Rifa’i, M.A. Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

3. Marhamah Saleh, Lc., M.A selaku Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

4. Drs. Ahmad Basuni, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah sabar membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di sela-sela kesibukannya.

5. Kepada Ibu Dra. Juriyatul Fitriyah selaku Kepala Sekolah SMPI Yapkum Meruyung Limo – Depok. Serta seluruh dewan guru, staf karyawan dan siswa siswi kelas VII yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi, dan meluangkan waktunya kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.


(9)

iii banyak suamiku buat semuanya.

7. Ibu mertua (Elem), semua kakak dan adik iparyang selalu memberikan motivasi dan do`a hingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Bang Barry yang sudah meluangkan waktu sudah mau menemani dan membantu dalam pembuatan skripsi ini sampai selesai.

9. Ayahanda Ahmad Albar dan ibunda Nani yang selalu memberikan kasih sayang, do`a dan motivasi hingga terselesainya skripsi ini. Ananda mungkin tidak mampu membalasnya. Serta adaik-adiku Putri Rosalina dan Triana Pujiati.

10.Teman-teman seperjuangan jurusan PAIkelas C angkatan 2010 dan yang tidak dapat penulis sebutkan. Yang telah menemani perjalanan dalam menyelesaikan setiap mata kuliah, selalu memberikan motivasi, hingga selesainya skripsi ini. Mudah-mudahan tali silaturahim selalu terjaga diantara kita.

Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi siapa saja yang membacanya untuk menambahkan ilmu pengetahuan. Amin ya Robbal `alamin.

Jakarta, 24 September 2014


(10)

iv

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Deskripsi Teoretik ... 5

1. Pendidikan Agama dalam Keluarga ... 5

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 5

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 6

2. Pengertian Keluarga ... 7

3. Fungsi Keluarga ... 10

a. Pengertian Sikap... 11

b. Pengertian Agama, Beragama, dan Keagamaan 12 c. Terbentuknya sikap keberagamaan ... 16

B. Kerangka Berfikir... 20

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 21


(11)

v

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Populasi dan Sampel ... 23

E. Teknik pengumpulan Data ... 24

F.Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 24

G. Instrumen Penelitian ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Keadaan Sekolah ... 29

a. Profil Sekolah ... 29

b. Fisi dan Misi Sekolah ... 30

c. Sejarah Singkat Sekolah ... 31

d. Keadaan Guru... 31

e. Keadaan Siswa ... 32

f. Keadaan Sarana dan Prasarana... 33

g. Struktur Organisasi... 34

h. Deskripsi Data ... 35

B. Analisis Data ... 50

C. Interpretasi Data ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 57

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(12)

vi

2. Tabel 3.2 Klasifikasi tabel angket ... 25

3. Tabel 3.3 Tabel Interpretasi nilai “r” product moment ... 26

4. Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen penelitian ... 27

5. Tabel 4.1 Keadaan guru SMP Islam Yapkum ... 31

6. Tabel 4.2 Keadaan siswa SMP Islam Yaplum T.P 2013-2014 ... 32

7. Tabel 4.3 Keadaan sarana sarana dan prasarana diSMPI Yapkum ... 33

8. Tabel 4.4 Apakah orang tua mengajarkan Sholat 5 waktu ... 35

9. Tabel 4.5 Apakah di rumah orang tua membiasakan Sholat berjamaah... 36

10.Tabel 4.6 Apakah orang tua setiap hari membangunkan pagi dan menyuruh anda untuk sholat subuh ... 36

11.Tabel 4.7 Apakah orang tua mengajarkan ngaji dan Membaca Al-qur’an ... 37

12.Tabel 4.8 Apakah orang tua menyuruh anda puasa Jika bulan ramadhan ... 37

13.Tabel 4.9 Apakah orang tua mengenalkan anda nama Para Nabi dan Malaikat... 38

14.Tabel 4.10 Apakah orang tua mengiatkan anda untuk Berdoa kalau mau tidur ... 38

15.Tabel 4.11 Apakah orang tua menyuruh anda berdoa Ketika mau makan ... 39

16.Tabel 4.12 Apakah orang tua mengajarkan anda untuk Mengucap salam jika bertamu kerumah orang ... 39

17.Tabel 4.13 Apakah orang tua mengajak anda untuk Menghadiri kegiatan hari besar Islam ... 40

18.Tabel 4.14 Apakah orang tua mengajarkan anda untuk tidak hidup boros dan berlebihan ... 40


(13)

vii

20.Tabel 4.16 Apakah orang tua menyuruh anda untuk

Menutup aurat dan berpakaian sopan ... 41 21.Tabel 4.17 Apakah orang tua menemani anda belajar

di rumah setiap hari... 42 22.Tabel 4.18 Apakah di dalam keluarga anda di ajarkan

untuk menghormati orang yang lebih tua dan

menyayangi yang lebih muda ... 42 23.Tabel 4.19 Jika mau pergi anda mengucap salam... 43 24.Tabel 4.20 Jika pergi dan pulang sekolah anda

Mencium tangan orang tua ... 43 25.Tabel 4.21 Jika bertemu guru di jalan, anda memberi

Salam dan mencium tanganya ... 44 26.Tabel 4.22 Dalam mengerjakan sholat anda setiap hari

Tepat pada waktunya ... 44 27.Tabel 4.23 Jika berbicara anda dengan bahasa yang

Sopan pada orang tua ... 45 28.Tabel 4.24 Jika selesai sholat anda mendo’akan kedua

Orang tua... 45 29.Tabel 4.25 Jika selesai sholat anda menyempatkan

Waktu untuk membaca Al Qur’an ... 46 30.Tabel 4.26 Jika melakukan kesalahan anda mau

Meminta maaf ... 46 31.Tabel 4.27 Jika guru sedang menjelaskan pelajaran anda

Mendengarkan dengan baik ... 47 32.Tabel 4.28 Setiap hari anda belajar dan mengerjakan

PR di rumah ... 47 33.Tabel 4.29 Jika anda ada sisa uang jajan lalu di tabung ... 48 34.Tabel 4.30 Jika sedang libur sekolah anda mau


(14)

viii

36.Tabel 4.32 Jika sedang di nasehati orang tua anda

Mendengarkan dengan baik ... 49 37.Tabel 4.33 Jika sedang ulangan anda tidak menyontek ... 50 38.Tabel 4.34 Nilai korelasi antara Vriabel x dan Variabel y ... 50


(15)

ix 2. Bimbingan Skripsi

3. Permohonan Izin Penelitian 4. Permohanan Izin Observasi

5. Surat Keterngan Kepala Sekolah SMPI Yapkum Merunyung, Limo – Depok 6. Angket Penelitian Tentang Pendidikan Agama Dalam Keluarga

7. Angket Penelitian Tentang Sikap Keagamaan Siswa

8. Tabel Keadaan Guru SMPI Yapkum Meruyung, Limo – Depok 9. Tabel Keadaan Siswa SMPI Yapkum Meruyung, Limo – Depok 10.Tabel Saran dan Prasarana SMPI Yapkum Meruyung, Limo – Depok 11.Daftar Uji Referensi


(16)

A. Latar Belakang

Dalam keluarga orang tua mempunyai peranan yang sangat penting, bukan hanya sebagai pendidik dan pembimbing saja tapi juga sebagai pembina kesiapan anak dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Oleh karena itu orang tua harus mampu menjadi tauladan bagi putra dan putrinya. Menurut Zakiyah Daradjat bahwa; pembentukan sikap, pembinaan moral dan pribadi pada umumnya, terjadi melalui pengalaman sejak kecil. Pendidik atau pembina pertama dalam keluarga adalah orang tua dan kemudian jika di sekolah adalah guru. Semua pengalaman yang di lalui oleh anak waktu kecilnya, akan merupakan unsur penting dalam pribadinya.1

Keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Sebelum anak itu mengenal lingkungan luar, dalam masalah ini keluarga yang dimaksud adalah keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, kaka, dan adik. Oleh karena itu ayah dan ibu adalah sebagai orang tua, yang mana peran orang tua adalah sebagai pendidik, pembimbing, dan pembina anak pertama yang akan mempengaruhi dan menentukan pembentukan sikap serta kesiapan anak dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Jadi keluarga dalam hal ini adalah orang tua yang mempunyai pengaruh terhadap sikap keagamaan pada anak-anaknya.

Oleh karena itu sangatlah penting bagi orang tua dalam memberikan pendidikan agama sebagai pembinaan kesiapan anak dalam melaksanakan ajaran Islam, melalui aktivitas keagamaan yang tercermin dalam keluarga, karena semua ini akan lebih mudah untuk lebih mengerti, memahami serta menirunya. Dimana dengan sikap dan aktivitas keagamaan itu dapat memberikan tauladan yang nyata bagi anak, dan ketauladanan orang tua yang tercermin di dalam keluarga dan kehidupan sehari-hari lebih baik dari daripada sekedar pemberian informasi dalam penanaman nilai-nilai keagamaan. Sangatlah penting bagi orang tua untuk senantiasa menciptakan suasana keagamaan dalam keluarga. Karena dengan

1 Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama. Bulan Bintang. Jakarta, 2003 hal. 67


(17)

adanya suasana keagamaan dalam keluarga, akan menjadikan hubungan yang dinamis, dan harmonis antara orang tua untuk mengarahkan serta membina sikap keagamaan pada anak.2

Bagi orang tua pengetahuan saja tidak cukup, akan tetapi harus disertai dengan penerapannya. Keluarga merupakan lembaga pendidikan non formal pertama yang banyak memberi pengajaran agama pada anak. Karena disitulah tahap awal proses pendidikan dan perkembangan anak dimulai.

Pendidikan agama pada keluarga antara lain anak dibiasakan patuh, berbudi luhir, disiplin, pandai menempatkan diri sebagai hamba Allah diantaranya dengan rajin ke masjid sholat berjamaah, sholat lima waktu dan membaca Al-qur’an.

Mendidik anak memang tidaklah mudah sehingga orang tua ketika mendidik harus mengetahui metode yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kurangnya pendidikan agama yang dimiliki oleh orang tua sehingga pendidikan agama yang diberikan kepada anakpun tidak maksimal. Selain itu pula kegiatan yang mencerminkan nilai agama pun tidak dibiasakan, sehingga pengaruh lingkungan dapat merubah sikap keagamaan pada anak.

Dengan ini sudah jelas, bahwa lingkungan keluarga mempunyai peranan dan pengaruh yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak terhadap sikap keagamaan pada anak-anak, dalam hal ini keluarga yang dimaksud adalah keluarga inti yaitu orang tua, yang mempunyai hubungan terhadap pembentukan sikap keagamaan pada nak, untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.

Karena pendidikan agama diterima oleh anak dilingkungan keluarga maka sikap keagamaan yang pertama dibentuk oleh lingkungan keluarga.

Melihat pentingnya pendidikan agama dalam keluarga, maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang hubungan pendidikan agama dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo

2 Gazi, Psikologi Agama : Memahami Pengaruh Agama Terhadap Perilaku Manusia. (Jakarta : Lembaga Penelitian, 2010) hal. 37-38


(18)

Depok, dengan judul “Hubungan Pendidikan Agama dalam Keluarga Terhadap Sikap Keagamaan Siswa SMP Islam Yapkum di Meruyung, Limo Depok.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka terdapat beberapa masalah, diantaranya yaitu :

1. Kurangnya perananan dan ketauladanan orang tua di dalam keluarga. 2. Tidak adanya aktifitas keagamaan yang tercermin dalam keluarga.

3. Kurangnya pendidikan agama dalam keluarga sehingga mempengaruhi sikap keagamaan pada anak.

C. Batasan Masalahdan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dan permasalahan-permasalahan yang tercantum pada Identifikasi masalah, penulis melihat perlu melakukan pembatasan masalah, hal ini dilakukan agar permasalahan penelitian tidak menimbulkan kerancuan, maka masalah penelitian menjadi sebagai berikut :

a. Yang dimaksud dengan pendidikan agama di dalam keluarga adalah interaksi yang teratur dan diarahkan untuk membimbing jasmani dan rohani anak dengan ajaran Islam, yang berlangsung di lingkungan keluarga.

b. Yang dimaksud sikapkeagamaan adalah Sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diriseseorang yang mendorongnya bertingkah laku sesuai dengan kadarketaatannya pada agama.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimanakah hubungan pendidikan agama dalam keluarga terhadap sikap keagamaan pada siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok ?


(19)

3. Pertanyaan Penelitian :

a. Bagaimana pendidikan agama di dalam keluarga pada siswa SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok ?

b. Bagaimanakah sikap keagamaan pada anak SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok ?

c. Bagamanakah hubungan pendidikan agama terhadap sikap

keagamaan siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok ?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam keluarga.

2. Untuk mengetahui sikap keagamaan pada siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok.

3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan agama dalam keluarga terhadap sikap siswa di SMP Islam Yapkum Meruyung, Limo Depok.

Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :

1. Dapat merubah dan meningkatkan sikap ke agamaan pada siswa.

2. Memberikan masukan kepada orang tua dan guru agar selalu membiasakan aktifitas keagamaan di lingkungan rumah atau sekolah. 3. Dengan adanya penelitian ini kita semua,terutama saya sebagai penulis,

bisa mengetahui, dan mengambil pelajaran bahwa pentingnya pendidikan agama dalam keluarga, karena dapat berpengaruh terhadap sikap keagamaan pada siswa smp islam Yapkum Meruyung Limo-Depok.


(20)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Ahmad tafsir mendifinisikan pendidikan sebagai pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri, pendidikan oleh lingkungan dan pendidikan oleh orang lain (Guru) semua aspek mencakup jasmani,akal dan hati.3

Pengertian pendidikan dari segi bahasa yang di miliki islam ternyata jauh lebih beragam, di bandingkan dari segi bahasa di luar islam. Hal ini menunjukan keseriusan dan kecermatan ajaran islam dalam membina potensi manusia secara detail, juga menjukan tanggung jawab yang besar, yaitu dalam melakukan pendidikan tidak boleh mengabaikan pengembangan seluruh potensi manusia.

Pengertian pendidikan dari segi istilah dalam islam tampak masih di pengaruhi oleh kepentingan masyarakat dari pada kepentingan individu. Nilai-nilai, ajaran dan norma yang ada di masyarakat harus di tanamkan di kedalam diri manusia.4

Pendidikan islam dapat di definisikan sebagai usaha sadar untuk membimbing atau memimpin pertumbuhan dan perkembangan si terdidik berdasarkan ajaran islam kearah terbentuknya kepribadian yang utama.5

Menurut Zakiyah Daradzat, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.6 Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha sadar generasi muda agar kelak menjadi manusia bertaqwa

3 Ahmad,Tafsir Ilmu Pendidikan dalam perspektif islam (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) Hal 26

4 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2010) hal. 35

5 Alisuf Sabri. Ilmu Pendidikan (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999) hal. 103 6 Zakiyah Daradzat. Ilmu Jiwa Agama (Jakarta : Bulan Bintang, 2003) hal. 124


(21)

kepada Allah Swt. Sedangkan menurut Ahmad TafsirPendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang di berikan seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.Dengan demikian pendidikan agama Islam dalam keluarga merupakan bimbingan yang di berikan orang tua kepada anak agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.7

Dari pengertian diatas, maka dapat digaris bawahi bahwa Pendidikan Agama dalam keluarga mengandung dua hal penting yang harus dilakukan, yaitu memberikan bimbingan kepada anak dan hasil bimbingan mengarah kepada kesesuaian dengan ajaran agama islam.

Adapula pengertian pendidikan Agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu yang dilandasi oleh nilai-nilai Islami dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian.8

b. Tujuan Pendidikan Agama

Tujuan pendidikan Agama adalah membentuk kepribadian muslim atau isnsan kamil dengan takwa yaitu terbentuknya pribadi yang beriman, berakhlak, berilmu dan berketerampilan yang senantiasa berupaya mewujudkan dirinya dengan baik secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup karena di dorong oleh sikap ketakwaan dan penyerahan dirinya kepada Allah SWT agar memperoleh ridho-Nya.

Secara umum Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhal mulia dalam kehidupan pribadi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Sedangkan menurut Ibnu Taimiyah bahwa tujuan pendidikan Islam itu ialah:

7 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2010) hal. 24

8 Tahirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2006) cet. 3. Hal. 9


(22)

1.) Pembinaan pribadi muslim yang mampu berfikir, merasa dan berbuat sebagaimana yang diperintahkan oleh ajaran Islam terutama dalam menanamkan akhlak seperti bersikap benar dalam aspek kehidupan.

2.) Mewujudkan masyarakat Islam yang mampu mengatur hubungan sosial sejalan dengan syariat Islam dalam hal ini mampu menciptakan kultur yang Islami karena ikatan aqidah Islam.

3.) Mendawakan ajaran Islam sebagai tatanan universal dalam pergaulan hidup.

Perumusan tujuan pendidikan ini menjadi penting jadinya bagi proses pendidikan, karena dengan adanya tujuan yang jelas dan tepat maka arah proses itu akan jelas dan tepat pula. Tujuan pendidikan Islam dengan jelas mengarah kepada terbentuknya Islam kamil yang berkepribadian muslim, merupakan perwujudan manusia seutuhnya takqa, cerdas, baik budi pekertinya, terapil berguna bagi diri sendiri, agama, keluarga masyarakat dan negara.

2. Pengertian keluarga

Dalam undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 27, keluarga merupakan pendidikan informal. Hal ini mengandung arti bahwasanya pendidikan dalam kelurga merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang penting.

Keluarga sebagai prantara sosial pertama dan utamamempunyai arti paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilaikehidupan yang di butuhkan anggotanya dalam mencari makna kehidupannya. Dari sana mereka dapat mempelajari sifat-sifat mulia, kesetiaan dan kasih sayang. Dari seorang Ayah dan Ibu terpupuk sifat keuletan, keberanian sekaligus tempat berlindung, bertanya dan mengarahkan bagi anak-anaknya.9 Setiap orang tua tentu menginginkan anaknya menjadi orang yang berkembang secara sempurna. Mereka ingin anak yang dilahirkan kelak menjadi anak yang sehat, kuat, berketerampilan, cerdas dan beriman yaitu beriman secara Islam.


(23)

Untuk mencapai tujuan itu, orang tualah yang menjadi pendidk pertama dan utama. Sedangkan yang menjadi posisi peserta didik tentulah sianak. Sebenarnya semua anggota keluarga adalah peserta didik juga, tetapi dilihat dari segi pendidikan anak dalam keluarga yang menjadi siterdidik adalah anak.10

Dalam menanamkan nilai-nilai keimanan pada diri anak dilakukan orang tua sedini mungkin, sebagai orang tua harus terus berupaya mengajarkan nilai-nilai keimanan kepada anak tentunya dengan cara yang baik lembut dan kasih sayang, selain itu juga harus memahami tingkat usia mereka menanamkan nilai-nilai keimanan kepada anak harus dengan kesabaran, ketelatenan apabila anak belum mengerti hendaklah mengulanginya pada waktu berikutnya sampai anak mengerti dan mengaflikasikan nilai-nilai keimanan dalam kehidupan sehari-hari.

Suasana keluarga yang aman dan bahagia adalah wadah yang baik dan subur bagi pertumbuhan jiwa anak yang lahir yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga itu. Semua pengalaman yang dilalui si anak sejak lahirnya itu merupakan pendidikan agama, yang diterimanya secara tidak langsung, baik melalui penglihatan, pendengaran dan perlakukan yang diterimanya. Kalau anak sering menyaksikan kedua orang tuanya sembahyang, berdoa, berpuasa dan tekun menjalan ibadah, maka apa yang dilihatnya itu merupakan pengalaman yang akan menjadi bagian dari pribadinya, serta akan masuklah unsur agama dalam pembinaan pribadinya. Demikian pulalah dengan pengalaman melalui pendengaran dan perlakukan orang tua yang mencerminkan ajaran agama.

Adapun Keluarga ini adalah keluarga menurut Pure Family Sistem (sistem keluarga pokok), yang terdiri dari Bapak, Ibu dan Anak. Bukan keluarga menurut Ekstended Family sistem, yang terdiri dari Bapak, Ibu, anak, mertua, keponakan, dan sebagainya, seperti yang terdapat di kalangan bangsa Indonesia.11

10 ahmad Tafsir, Op.cit, hal : 155 11 ahmad Tafsir , Op.cit, hal : 155


(24)

Dengan penjelasan diatas maka anggota keluarga yang paling berperan dalam mendidk anak, biasa disebut dengan istilah orang tua. Karena dia awal adanya keluarga dan orang tua adalah orang pertama yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di dalam keluarga.12

Dalam Firman Allah yang berkenan dengan Amanat-Nya yang berupa anak adalah bahwa setiap orang tua muslim wajib mengasuh dan mendidik anak-anaknya dengan baik dan benar agar mereka tidak menjadi anak yang lemah iman dan lemah kehidupan duniawi.

Sebagaimana firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 9 :











Artinya : “Dan Hendaklah takut kepada Allah, orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Olehsebabitu, hendaklahmerekabertakwakepada Allah danhendaklahmerekamengucapkanperkataan yang

benar”.(9)13

Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup terkecil saja, melainkan lebih dari itu, yakni sebagai lembagahidup manusia yang memberi peluang kepada anggotanya untuk hidup bahagia atau celaka dunia dan akhirat. Oleh karena itu sangatlah penting bagi keluarga untuk melaksanakan fungsinya sebagai badan pendidikan terutama yang berkenaan dengan nilai-nilai Islam.

Allah berfirman dalam surat At-tahrim :6





















12 M. Alisuf sabri, Op.cit, hal : 16

13Departemen AgamaRI.Al-Qur’an dan terjemahannya, Yayasan Penyelenggara dan Peterjemah Al-qur’an Jakarta, hal.


(25)

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ayat al-qur’an tersebut mengandung perintah agar kita orang tua mukmin menjaga diri dan keluarga dari api neraka. Orang tua memiliki peranan penting dalam rangka pendidikan Islam terhadap anak-anaknya. Jika di tinjau dari segi pendidikan, berarti kita diperintahkan mendidik diri dan keluarga supaya memiliki jiwa yang mampu menahan perbuatan yang akan menjerumuskan kedalam jalan kesesatan, perbuatan yang menarik dalam sikap durhaka kepada Allah swt. Yang bisa mengakibatkan siksa di Neraka.

Sudah jelaslah bahwa pendidikan yang diberikan orang tuadidalam keluarga sangatlahberpengaruh bagi anak sehingga jika pendidikan tersebut tidak baik, maka haslnya akan tidak baik juga. Namun jika orang tua berusaha dan mendidik anak-anaknya dengan baik maka hasilnya akan baik pula bagi anak-anak.

3. Fungsi Keluarga

Kelaurga mempunyai tugas yang fundamental dalam upaya mempersiapkan anak bagi peranannya pada masa akan datang, dalam lingkungan keluarga ini sudah mulai ditanamkan dasar-dasar perilaku, sikap hidup dan kebiasaan lainnya.

Dengan demikian diciptakan lingkungan keluarga yang kondusip bagi perkembangan anak.

Fungsi keluarga yang utama adalah mendidik anak-anaknya, tanpa pendidikan dan bimbingan anak tidak akan menjadi anggota masyarakat yang dapat menjalankan kewajiban dalam kehidupan bersama. Karena bagaimanapun anak berakar dari dalam diri orang tuanya sedangkan orang tua merupakan faktor pendidik bagi anak dan memainkan peranan lingkungan paling utama dalam pertumbuhan kepribadiannya.


(26)

2. Sikap Keagamaan a. Pengertian sikap

Mengawali pembahasan mengenai sikap keagamaan, maka terlebih dahulu akan dikemukakan mengenai sikap itu sendiri. Dalam pengertian umum sikap dipandang sebagai seperangkat reaksi afektif terhadap objek tertentu berdasarkan hasil penalaran, pemahaman, dan penghayatan individu. Dengan demikian sikap terbentuk dari hasil belajar dan pengalaman seseorang dan bukan sebagai pengaruh faktor bawaan (faktor Intern) seseorang, serta bertanggung kepada objek tertentu.14

Sikap didefinisikan sebagai berikut :sikap adalah perilaku, gerak dan gerik,atau perbuatan yang berdasarkan pada pendirian (pendapat atau keyakinan).15

Menurut M. Ngalim Purwanto, sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut atitudeadalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang, suatu kecendrungan untuk bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang terjadi.16

Dr. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama menyatakan bahwa :

17

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu pendirian dari seseorang untuk menerima dan menolak tentangsuatu hal atau jugasesuatu yang dilakukan seseorang, untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu merupakan hasil proses berfikir.

Sikap timbul karena adanya sikap stimulus, terbentuknya suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaanmisalnya:keluarga,norma, golongan agama dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan yang besardalam

14Jalaluddin,Psikologi Agama (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada., 2006) hal : 243 15Jalaluddin, Loc.cit hal : 244

16 .M. Ngalim Purwanto..Psikologi Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.1990) cet.5 hal.141


(27)

pembentukan sikap putra- putrinya. Sebab keluargalah sebagaikelompok primer bagi anakyangmerupakan pengaruh yang paling dominan.

Sikap seseorang tak selalu tetap, ia dapat berkembang manakala mendapatpengaruh baik daridalam atau dari luaryang bersifat positif dan negatif.

Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap :

1.) Faktor Intern : faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. 2.) Faktor Ekstern: faktor yangterdapat diluar pribadi manusia. Faktur ini

berupa interaksi sosial diluar kelompok, misalnya : Interaksi antar manusia yang bisa melalui alat komunikasi seperti : Surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya.

b. Pengertian agama, beragama dan keagamaan

Menurut etimologi kata agama berarti percaya atau kepercayaansedangkan menurut terminologi pendapat Quraish Shihab bahwa agama adalah sebagai hubungan antara mahluk dan khaliknya.Hubungan ini terwujud dalam sikap batinya serta tampak dalam ibadahnya yang dilakukanya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.”18

Secara istilah agama berarti peraturan Allah yang diturunkannya kepada manusia dengan perantara Rasul-Nya untuk jadi pedoman bagi manusia dalam melaksanakan kehidupan dan penghidupan mereka didalam segala aspeknya agar mereka mencapai kejayaan hidup didunia dan diakhirat.19

Sedangkan kata “ beragama dan keagamaan” adalah memeluk agama, menganut beribadah atau taat kepada agama atau lebih konkritnya kata beragama atau keagamaan diartikan sebagai memeluk atau taat

18Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung: Mizan, 1999) cet 17 hal:210 19Harun Nasution, Islam Di Tinjau dari berbagai aspeknya (Jakarta, UI. Press, 1985) hal.1-2


(28)

menjalankan ajaran agama yang dianut.20 Jadi dapat diketahui bahwa keagamaan merupakan sikap yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai cerminan diri nyata atas ketaatanya terhadap ajaranagama yang dianutnya.

Menurut Dr. Jalaluddintentang sikap keberagamaan yaitu merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seeorang yang mendorong untuk bertingkahlaku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama, sikap keberagamaan tersebut boleh adanya konsisten antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan prilaku terhadap agama sebagai unsur konatif.”

Dari beberapayang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan sikap keberagamaan adalah suatu keadaan diri seseorang dimana setiap melakukan aktifitasnya selalu bertautan dengan agamanya, dan mempraktekan setiapajaran agamanya atasdasar iman yang ada dalam batinnya.

Dari segi konteks keberagamaan dalam agama islam menurut Yusuf Al Qardhowy memiliki dimensi-dimensi atau pokok-pokok islam secara garis besar dibagi 3 yaitu : Aqidah, Ibadah atau praktek agama atau syarifah dan akhlak.

1. Aqidah

Secara etimologi atau kepercayaan” sedangkan secara terminologi disamakan dengan keimanan yang menunjukan pada seberapa tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatif.

2. Ibadah atau praktek agama (Syari’ah)

Merupakan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan langsung seorang muslim dengan khaliknya dan sesama manusia. Yang menunjukkan seberapa patuh tingkat ketaatan seseorang muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual keagamaan yang diperintahkan

20.Syahminan Zaini, mengapa manusia harus beragama, ( Jakarta : Kolom mulia, 1986) hal : 82


(29)

dan diaqnjurkan, baik yang menyangkut ibadah dalam arti khusus maupun dalam arti luas yang merupakan media komunikasi langsung dan intergral serta sarana konsultan antara kholik dan makhluknya ibadah juga merupakan perwujudan dan sikap keberagamaan seseorang dalam kehidupan.

3. Akhlak

Kata “Akhlak secara etimologi adalah tabiat, budi pekerti,kebiasaan atau adat, keperwiraan, kesatriaan,kejantanan dan kemarahan”.21 sedangkan menurut imam Ghozali yang merupakan definisi secara terminology adalah “ sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan yang dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.22

Dalam penjelasan Yusuf Al Qardhowy diatas yang merupakan pokok-pokok islam yang dapat dijadikan ruang lingkup dari sikap keberagamaanadalah :

1. Aspek Akidah. Ruang lingkup aqidah merupakan hal yang paling mendasar dari diri sesesorang di karenakan dengan aqidahlah seseorang memiliki pondasi atas sikap keberagamaan. Aqidah juga merupakan alasan utama seseorang dapat berprilaku sebagai hamba yang percaya atas kekeuasaan TuhanNya. Aqidah berkaitan dengan iman dan taqwa, hal itulah yang melahirkan keyakinan-keyakinan atas setiap yang ada pada dirinya merupakan pemberian dari TuhanNya dan ia mengetahui akan kembali kepada TuhanNya.

Akidah dalam Islam meliputi keyakinan dalam hati tentang Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, ucapan dengan lisan dalam bentuk dua kalimat sahadat, dan perbuatan dengan anal soleh. Akidah dalam Islam mengandung arti bahwa dari seorang mukmin tidak ada rasa dalam hati, atau ucapan dimulut atau perbuatan melainkan secara keseluruhannya mengambarkan iman kepada Allah yakni tidak adak

21 Muhamad Alim, Pendidikan Agama Islam : upaya pembentukan pemikiran dan kepribadian muslim (Bandung : Rosda Karya, 2011) hal : 124


(30)

niat, ucapan perbuatan dalam diri seseorang mukmin kecuali yang sejalan dengan kehendak Alllah SWT. Akidah dalam Islam selanjutnya berpengaruh dalam segala aktivitas yang dilakukan manusia, sehingga berbagai aktivitas tersebut bernilai ibadah.

Pada umumnya pembahasan mengenai akidah ialah mengenai hukum iman yang enam yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaika-Nya, kepada kitab-kitab-malaikat-malaika-Nya, kepada hari akhir dan kepada qodha dan qadar.

2. Aspek Syari’ah, ruang lingkup syariah merupakan realisasi atas aqidah, iman yang tertanam dalam dirinya ia berusaha melakukan setiap kewajiban yang diperintahkan sang kholik. Semua itu berkaitan dengan praktek ibadah seprti sholat lima waktu, sholat sunnah contohnya sholat dhuha, tahajud, membayar zakat, dll. Aspek syariah sangat berkaitan dengan rukun iman.

Kehidupan manusia di dunia merupakan anugerah dari Allah SWT dengan segala pemberiannya atas segala kenikmatan yang bira dirasakan oleh diri manusia. Akan tetapi manusia sering kali lupa terhadap siapa yang sebenarnya telah memberikan semua kenikmatan, untuk itulah manusia harus memperoleh bimbingan berupa peraturan dan ketentuan dari Allah, sehingga manusia selamat dan bahagia dunia dan akhirat. Hidup yang dibimbing syariah (aturan Allah) akan melahirkan kedadaran untuk berprilaku yang sejalan dengan ketentuan dan tuntunan Allah dan Rasul-Nya yang terdapat di dalam Al-qur’an dan Al-hadits.

3. Aspek ahklak, ruang lingkup ahklak berkaitan dengan perilaku dirinya sebagai muslim yang taat dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari yang semua itu sesuai dengan ajaran agama Islam.

Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu sendiri, khsuusnya yang berkaitan dengan pola hubungan, akhlak dalam ajaran Islam mencakup berbagai aspek, dimulaiakhlak


(31)

terhadap Allah, hingga kepada sesama amkhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa).

Dalam perkembangan selanjutnya akhlak tumbuh menjadi suatu ilmu yang berdiri sendiri yaitu ilmu yang memiliki ruang lingkup pembahasan, tujuan, rujukan, aliran dan para tokoh yang mengembangkannya

Hal ini disebabkan ia memiliki kesadaran yang terdapat dalam jiwanya tentang ajaran agamayang sesungguhnya, juga setiap ajaran agamanya itu telah meresap dalam dirinya dan hatinya sehingga lahirnya sikap yang mulai, dan dalam berperilaku sehari-hari dapat mencerminkan sikap keberagamaan seperti : mudah menolong, jujur, tidak sombong, pemaaf dan sebagainya.

c. Terbentuknya sikap keberagamaan

Pembentukan sikap keberagamaan seseorang dapat dilakukan dengan melalui 5 pendekatan yaitu:

1.) Pendekatan Rasional

Adalah usaha memberikan peranan pada rasio (akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kerkaitannyadengan perilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.23

Pendekatan rasional mempergunakan rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebesaran dan kekuasaan Allah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakannya dengan sempurna dan berbeda dengan ciptaannya yang lain. Perbedaan manusia dengan makhluk lain terletak pada akal, manusia mempunyai akal sedangkan yang lainnya binatang dan sejenisnya tidak mempunyai akal.

Dengan kekuatan akalnya manusia dapat membedakan mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk, serta dengan akal pula manusia dapat membuktikan dan membenarkan adanya Allah SWT, maha pencipta di atas segala sesuatu di dunia ini.


(32)

2.) Pendekatan Emosional

Adalah upaya untuk menggugah perasaan emosipeserta didik dalam menghayati perilaku yang sesuai dengan ajaran islam dan serta merasakan mana yang baik dan buruk.24

Nilai perasaan pada diri manusia pada dasarnya dapat menyesuaikan diri terhadap keadaan di sekitarnya. Persaaan seiman dan seagama menjadi tali pengikat dalam kehidupan sosial keagamaan bagi setiap orang beragama, karena ia menyadari suatu kewajiban yang dibebankan oleh hukum agama yang dianutnya.

Emosi berperan dalam pembentukan karakter seseorang, justru itulah pendekatan emosional dijadikan salah satu pendekatan dalam pendidikan Islam, metode mengajar yang digunakan dalam pendekatan perasaan adalah metide ceramah, sosio drama dan bercerita (kisah).

3.) Pendekatan keteladanan

Pendekatan keteladanan adalah menjadikan figur guru agama dan non agama dan seluruh warga sekolah sebagai cerminan manusia yang berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan amat penting dan lebih efektif apalagi dalam usaha pembentukan sikap keagamaan, seorang anak akan lebih memahami atau mengerti bila ada seseorang yang dapat ditirunya.

Keteladanan pada orang tua atau pada guru merupakan kunci keberasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk moral spiritual dan sosial anak karena orang tua atau guru adalah fikur terbaik dalam pandangan anak yang akan dijadikannya sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam segala aspek kehidupannya, dalam jiwa dan perasaannya tercermin dalam ucapan dan perbuatannya. Kecenderungan manusia untuk belajar lewat peniruan menyebabkan keteladanan menjadi sangat penting artinya dalam proses pendidikan Rosululloh SAW merupakan suri tauladan yang baik bagi umat Islam.


(33)

Keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya akhlak pada anak, jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia berani dan menjauhkan diri dari perbuatan yang bertentangan dengan agama maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dalam akhlak mulia, keberaniaan dan dalam sikap yang menjauhkan diri dari hal yang bertentangan dengan agama. Tetapi jika pendidik itu bohong, hianat, durhaka, kikir, penakut, dan hina maka sianak akan tumbuh dalam hal kebohongan, hianat, kikir, penakut dan hina

4.) Pendekatan Kebiasaan

Pembiasaan adalah suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. Berasal dari pembiasaan itulah anak dapat membiasakan dirinya menuruti dan patuh kepada aturan-aturan yang berlaku ditengah kehidupan masyarakat.

Sangat penting menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik pada awal kehidupan anak seperti membiasakannya sholat 5 waktu, berpuasa, suka menolong orang yang dalam kesusahan dan membantu pakir miskin. Agama Islam sangat mempentingkan pendidikan kebiasaan, karena dengan pembiasaan itulah diharapkan seorang anak dapat mengamalkan agamanya secara berkelanjutan.

5.) Pendekatan Pengalaman

Adalah pemberian pengalaman keagamaan kepada seseorang anak atau peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara indifidual maupun kelompok.

Betapa tingginya nilai suatu pengalaman maka disadari akan pentingnya pengalaman bagi perkembangan jiwa seorang anak sehingga dijadikannya pengalaman itu sebagai suatu pendekatan. Maka jadilah “pendekatan pengalaman” sebagai fase yang baru dan diakui pemakaiannya dalam pendidikan. Belajar dari pengalaman lebih baik dibandingkan dengan sekedar bicara atau tidak pernah berbuat sama


(34)

sekali. Pengalaman yang dimaksud disini adalah pengalaman yang sifatnya mendidik.

Sehubungan dengan pembentukan sikap, Ibu Zakiyah Drajat mengemukakan bahwa “hendaknya setiap pendidik menyadari bahwa pembinaan pribadi anak sangat diperlukan pembiasan-pembiasaan dan latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karna pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu terhadap anak, yang lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, karena telah masuk bagian dari pribadinya.25

Para ahli didik melihat adanya peran sentral para orangtua sebagai pemberi dasar jiwa keagamaan itu. Pengenalan agama kepada anak sejak usia dini bagaimanapun akan berpengaruh dalam membentuk kesadaran dan pengalaman agama pada diri anak. Karena Rosul menempatkan peran orangtua pada posisi sebagai penentu bagi pembentukan sikap dan pola tingkah laku keagamaan seorang anak. Pernyataan tersebut melukiskan bagaimana fungsi peran ibu bapak dalam keluarga terhadap pembentukan jiwa keagamaan pada diri anak.

Menurut Rosul Allah SAW, fungsi dan peran orangtua bahkan mampu untuk membentuk arah keyakinan anak-anak mereka, menurut beliau, setiap bayi yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama, namun bentuk keyakinan yang akan di anut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan, pemeliharaan dan pengaruh orangtua atau keluarga mereka

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan agama islam dalam keluarga merupakan bimbingan yang diberikan orangtua kepada anak agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran agama islam. Keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan


(35)

ditandai oleh kerjasama, ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merawat dan sebagainya.

Keluarga sebagai pranata sosial pertama dan utama mempunyai arti paling strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan yang dibutuhkan anggotanya. Terbentuknya suatu sikap itu banyak di pengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan, misal : Keluarga, norma, golongan agama dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan sikap putra - putrinya, karena keluarga merupakan pengaruh yang paling dominan yang harus memberi pendidikan agama. Bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan pendidikan, pemeliharaan dan pengaruh kedua orangtua mereka.

Pendidikan Islam dalam keluarga dianggap menjadi suatu yang harus karena berawal dari sinilah anak dapat memulai kehidupan beragamanya hingga ia dewasa, bagaimanapun dalam pendidikan agama Islam terdapat aturan dan hukum-hukum yang telah tercantum dalam al-Qur’an dan sunah yang sudah menjadi tuntunan hidup seorang muslim.

Peran keluarga dalam pendidikan agama adalah untuk menumbuhkan sikap keagamaan pada anak itu dengan baik, jika pendidikan agama itu dilakukan dengan baik maka sikap keagamaan pada anakpun akan dilakukan dengan baik, namun jika tidak dilakukan dengan baik maka sikap keagamaan pada anak tidak akan tumbuh dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas diduga bahwa terdapat hubungan pendidikan agama dalam keluarga terhadap pembentukan sikap keagamaan pada anak.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut penulis menyajikan beberapa penelitian yang terdahulu, menyangkut dengan hubungan pendidikan dalam keluarga terhadap sikap keagamaan. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai acuan dan referensi untuk dipahami penulis.

Hasil penelitian yang relefan dengan penelitian ini adalah :

1. Syamsul Fuad dalam skripsinya “Peran Orang Tua Dalam


(36)

lingkungan Rt. 001/003 Meruyung Kecamatan. Limo Kota. Depok Tahun 2013” dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Syamsul dilingkungan Rt. 001/003 Kelurahan Maruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Melalui wawancara observasi dan penyebaran angket dengan menggunakan metode deskriptif analisis dapat diketahui bahwa peranan orang tua dalam menanamkan sikap keberagamaan anak usia SD masih sangat rendah hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya menanamkan sikap keagamaan anak sejak dini serta kurangntya keteladanan atau contoh yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya terutama dalam aspek ibadah.

2. Darmawan, dalam skripsinya “peran pendidikan Islam dalam keluarga

untuk menumbuhkan kepribadian anak usia 6-12 tahun“ di SMPI Yapkum Meruyung – Depok Tahun 2013. Hasil dalam penulisan skirpsi ini adalah kedudukan keluarga dalam pendidikan anak adalah penentu atau peletak dasar kepribadian anak, pendidikan yang dilakukan oleh orang tua melalui proses pengajaran pembinaan pelatihan, penanaman, nilai-nilai agama, pengasuhan tanggung jawab untuk diarahkan kepada suatu arah dan kebiasaan yang baik dan mulia, baik jasmani maupun rohani secara terus menrus dan bertahap. Adapun peran pendidikan Islam dalam membentuk kepribadian anak yaitu ditentukan dalam aspek keimanan, ibadah dan akhlak yang diaplikasikan dalam bentuk keteladanan yang dilakukan oleh orang tua dari keteladanan ini anak memahami bahwa pelaksanaan ajaran agama harus benar-benar dilaksanakan.

3. Rainah dalam skripsinya, “peran pendidikan agama dalam keluarga sebagai upaya awal dalam pembentukan kepribadian anak di SMP Muhamadiyah parakan Kota Tanggerang Selatan” pada Tahun 2012 dari hasil penelitian menggunakan metode diskriptip analisis, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat sikap yang baik serta eksistensi tinggi yang dimiliki sebagian besar responden tersebut tentunya bukan


(37)

hanya hasil dari perhatian orang tua dalam keluarga saja melainkan juga dipengaruhi ol;eh faktor lingkungan rumah, sekolah termasuk di dalamnya pendidikan keluarga, masyarakat, agama dan adat.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pengajuan teoritis dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis yang diajukan ialah :

Ho : Tidak terdapat hubungan pendidikan agama dalam keluarga dengan sikap keagamaan pada siswa Kelas VII SMP Islam Yapkum.

Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pendidikan Agama dalam keluarga terhadap sikap keagamaan siswa Kelas VII SMP Islam Yapkum.


(38)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP I Yapkum Meruyung, yang berlokasi di Jl. H. Usman No. 27 Meruyung Limo – Depok, yang dilaksanakan pada tanggal 12 s/d 16Mei 2014.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field research), yaitu menghimpun data dan fakta dari objek yang diteliti. Dengan menyebarkan angket kepada rseponden ditempat penelitian yang telah ditentukan

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel pendidikan agama dalam keluarga merupakan variabel X sebagai variabel bebas dan variabel sikap keagamaan siswa merupakan variabel Y sebagai variabel terikat.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian. Populasi yang akan menjadi penelitian disini yaitu keseluruhan kelas VII SMP Islam Yapkum Meruyung Limo Depok.

Sampel penelitian adalah sebagian populasi agar cukup mewakili sifat dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Seluruh siswa di SMPI Yapkum berjumlah 245 siswa. Yang diambil dan dijadikan sampel peneliti yaitu siswa kelas VII, yang diambil dan dijadikan sampel hanya 50 siswa.


(39)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi. Pengamatan yang dilakukan secara langsung dan pencatatan sistematis terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data-data mengenai gambaran umum dan fenomena yang tampak pada.26 siswa SMP Islam Yapkum Meruyung Limo Depok. Secara garis besar pedoman observasi yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Sikap keagamaan yang tampak pada siswa SMPI Yapkum Meruyung-Depok.

b. Bentuk kegiatan yang ada di dalam sekolah.

2. Interview (Wawancara). Pengambilan data dengan menggunakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari yang diwawancarai melalui pedoman wawancara.27 Wawancara ini di tunjukan guru PAI di sekolah dan kepada beberapa orang tua atau keluarga di lingkungan rumah.

3. Angket. Pengambilan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk dijawab oleh sampel yang telah ditentukan,28 yaitu siswa kelas 1 SMP Islam Yapkum Meruyung Limo Depok.

4. Dokumentasi. Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang di dapat selama penelitian ialah berbentuk foto dan catatan-catatan yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dengan ini penulis dapat mengambil data sekolah meskipun peristiwanya telah berlalu.

F. Teknik Pengolahan Data Dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah terlebih dahulu melalui langkah-langkah sebagai berikut :

26

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 1997), cet-10, hal. 85

27

Ibid., 86

28


(40)

a. Editing. Yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden. Tujuannya untuk merapihkan data agar bersih dan rapih sehingga dapat mengadakan pengolahan lebih lanjut.29

b. Scoring.Yaitu pemberian scor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket, dengan memperhatikan jenis data yang ada, sehingga tidak terjadi kesalahan terhadap butir pertanyaan yang tidak layak diberi scor.

c. Tabulating. Bertujuan untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap item yang penulis kemukakan. Untuk itu dibuatlah tabel yang mempunyai kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan yang lain.

Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik deskriptif prosentase sebagai berikut :30

P : Persentase F : Frekuensi

N : Number of Case (banyaknya responden)

Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk menentukan skor masing-masing responden. Semua pertanyaan dan pernyataan setiap itemnya dengan bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut :

29

Ibid., 205 30

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2003) cet-. 12, hal. 75


(41)

Tabel 1

Skor Item Alternatif Jawaban Responden

Positif (+) Negatif (N)

Jawaban Skor Jawaban Skor

Selalu 4 Selalu 1

Sering 3 Sering 2

Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3

Tidap pernah 1 Tidap pernah 4

Kemudian dengan melihat rata-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 2

Klasifikasi Skor Angket

Klasifikasi Ket. Jumlah Skor Jawaban

25-50 Renda

51-75 Sedang

76-100 Tinggi

Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah korelasi product moment, secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahap: 1. Mencari angka korelasi dengan rumus :

r

xy =

∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑

Dengan ketentuan sebagai berikut :

X : Adalah angket penggunaan alat komunikasi handphone Y : Adalah angket akhlak siswa

: Adalah angket indeks korelasi “r” product moment ∑ : Jumlah seluruh skor X

∑ : Jumlah seluruh skor Y


(42)

N : Number of case31

2. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment.

a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” produst moment, seperti dibawah ini :

Tabel 3

Tabel Interpretasi Nilai “r”

“r” disini adalah tanda untuk rumus Product Moment Besarnya “r”

Product Moment Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut diabaikan atau dianggap tidak ada hubungan antara variabel X dan Y

0,20-0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70-0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau sangat tinggi32

b. Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degrees of freedom (df) yang rumusnya adalah :

Df : Degress of freedom N : Number of case nr : Banyaknya variabel33

Dengan perolehannya df atau db maka dapat dicari besarnya “r” yang tercantum dalam tabel nilai “r” product moment taraf signifikan 5% jika rO sama dengan atau lebih besar daripada rt maka Ha disetujui atau terbukti kebenarannya. Jika sebaliknya maka Ho tidak disetujui atau tidak terbukti kebenarannya.

31 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet. 12. H. 193

32 Anas Sudijono, Loc.cit hal. 180 33 Anas Sudijono, Loc.cit hal. 181


(43)

3.) Instrumen Penelitian

Menurut Ronny Kountur, instrumen penelitian adalah alat yang dipakai untuk mengumpulkan data melalui pedoman tertulis tentang wawancara, pengamatan atau daftar pertanyaan yang disiapkan untuk mendapatkan informasi dari responden.34

Adapun kisi-kisi instrumen dalam penyususnan angket (daftar pertanyaan) tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4 Kisi-kisi Instrumen

No Variabel Indikator Butir

Soal Jumlah 1 Pendidikan Agama dalam Keluarga

Pendidikanibadahsholat, puasa, mengucapsalam, berdoa, baca al-qur`an, danmenutupaurat

1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 13 9

Mengenalkannabi, malaikatdanharibesar Islam 6, 10 2 Pendidikanuntuktidakborosdanmenyuruhmenabung 11,

12 2 Menyayangi yang lebihmudadanmenghargai yang

lebihtua

15 1

Mau menemanibelajar 14 1

2 Sikap Keagamaan Siswa Sikapterhadapperintah Allah dalammelaksanakanibadah 1, 7, 4 3

Sikapterhadapdirisendiri 11,

15, 10

3

Sikapterhadap orang tua 2, 5,

6, 12, 13, 14

6

Sikapterhadap guru 3, 9 2

Sikapterhadap orang lain 8 1

34 Ronny Kountur, Metode Untuk Penulisan Skripsi & Tesis, (Jakarta: CV Taruna Grafika, 2003), cet. I, h. 113


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Keadaan Sekolah

1. Profil SMP ISLAM YAPKUM Meruyung Limo – Depok

a. Nama Sekolah : SMP Islam Yapkum b. Alamat Jalan : Jl. H. Usman No. 27

Desa / Kelurahan : Meruyung Kecamatan : Limo

Kota : Depok

Provinsi : Jawa Barat Telpon / HP : 021 - 7531638

c. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Kesejahteraan Ummat ( YAPKUM )

Alamat Yayasan : Jl. Raya Meruyung No. 31 Komplek Masjid Jami Al-Muthmainnah d. NNS / NSM / NDS : 202020506184

e. Jenjang Akreditasi : Teraktreditasi B f. Tahun didirikan : 1979

g. Tahun Beropersi : 1979 h. Kepemilikan Tanah : Yayasan

a. Status tanah : Sertifikat Hak Milik (SHM) b. Luas tanah : 1325 m2

i. Status Bangunan : Yayasan

a. Luas seluruh bangunan : 811,12 m2

j. No Rekening Sekolah : 0003986802100 Bank Jabar Banten Cabang Depok

k. Jumlah Siswa : 245 Siswa


(45)

b. Visi dan Misi SMP ISLAM YAPKUM 1. Visi

Dengan disiplin menciptakan lulusan yang berilmu amaliyah dan beramal Ilmiyah Selaras dan Tatanan Iman.

2. Misi

a.) Meningkatkan semangat berdisiplin untuk memberdayakan seklah secara optimal sehingga tercipta kondisi sekolah yang memiliki karak teristik dan berwibawa.

b.) Menciptakan Lingkungan sekolah yang kondisif untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.

c.) Meningkatkan kerja warga sekolah melalui Inovasi dan kreatifitas dalam Invut dan proses pembelajaran serta memiliki komitmen, pemahaman, dan kemampuan dalam melaksanakan tugas.

d.) Menjujung tinggi nilai. Nilai Agama, sehingga nuansa Agama terasa dan di laksanakan oleh seluruh sekolah sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku.

e.) Dukungan Masyarakat terhadap Program. Program sekolah yang di buktikan dengan tingkat partisipasi yang tinggi dari orang tua dan pihak lain terhadap sekolah.

3. Tujuan

Membentuk siswa berkepribadian baik sesuai dengan nilai – nilai Islam, menguasai Ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki kebugaran Fisik dan kesehatan mental, mampu berkomunikasi secara baik dan lancar, serta memiliki sifat kepemimpinan dan keahlian hidup.

4. Motto

Beriman – Berakhlak, Berilmu, Beramal (4 B)

5. Karakter SMPI YAPKUM

a. Sederhana

b. Membaca al-qur’an c. Sholat


(46)

d. Keprajuritan e. Akhlaq mulia

c. Sejarah Singkat SMPI YAPKUM

SMP Islam Yapkum di diririkan pada tahun 1979, gagasan berdirinya sekolah tersebut di awali pada tokoh masyarakat dan alim ulama stempat yang bergabung dalam jamaah Majlis Taklim masjid Jami al-muthmainnah Meruyung kecamatan sawangan kabupaten Bogor.

Timbulnya gagasan tersebut karena saat itu di wilayah Kecamatan Limo (sekarang) dan sekitarnya belum ada sekolah SMP atau yang sederajat baik Negara maupun swasta.

d. Keadaan guru di SMP Islam Yapkum

Tabel 1

Keadaan guru SMP Islam Yapkum

No Nama Lengkap Mata Pelajaran Pendidikan

Terakhir

1. Abd. Wahab. S. Ag S1

2. Dra. Juhriyatul Fitriyah PAI S2

3. Syamsul Fuad, S, Ag PAI S1

4. A. Jazuli Taufik PKN S1

5. Maryanah - S1

6. Marja B. Indonesia S1

7. Tati Alawiyah B. Inggris S1

8. Esih Ayuningsih B. Inggris S1

9. Assah Lani IPA S1

10. Aida Fitri IPS S1

11. Sarmadih IPS S1


(47)

13. Sri Wahyuni Matematika S1

14. Sri Yaniati SBK S1

15. A. Amarullah Penjaskes S1

16. St. Juhariyah Keterampilan S1

17. Wahrudi Keterampilan S1

18. Wandi Supriyadi TIK S1

19. Abd. Majid TIK S1

20. Dwi doto TIK S1

21. Nia Kusnaniyah B. Sunda S1

22. Sanusi PLH S1

23. Esti Sumiyati B. Arab S1

24. Wahyudin H Sirah Nabawi S1

25. Mutiara Sita BP S1

26. H. Matroji Sofyan - S1

e. Keadaan siswa SMPI YAPKUM Tabel 2

Keadaan siswa SMPI Yapkum T.P 2013 – 2014

Kelas Jumlah Siswa

Kelas VII 113

Kelas VIII 60

Kelas IX 72

Jumlah 245

f. Keadaan sarana prasarana di SMPI YAPKUM Taebel 3

Keadaan sarana prasarana di SMPI Yapkum


(48)

Ruang kepala sekolah 1 Ruang

Ruang guru 1 Ruang

Ruang kelas 7 Ruang

Ruang perpustakaan 1 Ruang

Ryang LAB IPA 1 Ruang

Ruang Keterampilan 1 Ruang

Lab Bahasa 1 Ruang

Lab Komputer 1 Ruang

Ruang serbaguna 1 Ruang

Ruang TU dan Bendahara 1 Ruang


(49)

STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM YAPKUM

Komite Sekolah H. Masturi

Kepala Sekolah Dra. Juhriyatul

Kasubag Tata Usaha Dede Kurniasih

PKS Sarana dan Prasarana

PKS Humas

1. Amarullah. A, S.Pd

PKS Kurikulum Wahyudin Halilintar,

PKS Kesiswaan Tati Alawiyah, S.Pd

Laborat Assahlani, S.Si

Pustakaan Essy Ayuningsih, BP / BK


(50)

h. Deskripsi Data

Salah satu teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakana angket yang disebarkan kepada responden yang telah di pilih secara acak sebagai sampel. Kemudian data yang di proleh di olah dalam bentuk tabel distribusi Frekuensi yang di lengkapi dengan persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi N = Number of cases

Hasil angket kemudian di masukan kedalam tabulasi, yang merupakan proses data-data Instrumen pengumpulan data (Angket) menjadi tabel-tabel angka dalam persentase yang dapat di lihat tabel-tabel berikut :

a. Pendidikan Agama dalam Keluarga Tabel 4

Apakah orang tua mengajarkan sholat lima waktu

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 33 66 %

B Sering 12 24 %

C Kadang-kadang 5 10 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dinyatakan bahwa sebagian besar 66% siswa menjawab bahwa orang tua selalu mengajarkan sholat Lima waktu, 24 % menjawab sering, dan 10 % menjawab kadang-kadang, kesimpulannya adalah bahwa orang tua selalu mengajarkan sholat lima waktu.

F x 100 % P N


(51)

Tabel 5

Apakah dirumah orang tua membiasakan sholat berjamaah

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 10 20 %

B Sering 9 18 %

C Kadang-kadang 20 40 %

D Tidak pernah 11 22 %

Jumlah 50 100 %

Berdasarkan tabel diatas, dapat dinyatakan bahwa orang tua yang mebiasakan sholat berjamaah di rumah, bahwa siswa yang menjawab selalu 20 %, siswayang menjawab sering 18 %, siswa yang menjawab kadang-kadang 40 % dan yang menjawab tidak pernah 22 %, jadi dpaat disimpulkan bahwa sebagian besar melakukan sholat berjamaah meskipun di lakukannya kadang-kadang.

Tabel 6

Apakah orang tua setiap hari membangunkan pagi dan Menyuruh anda untuk sholat subuh

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 18 36 %

B Sering 14 28 %

C Kadang-kadang 10 20 %

D Tidak pernah 8 16 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa 36 % siswa menyatakan orang tua selalu setiap hari membangunkan pagi dan menyuruh untuk sholat subuh, 28 % sering, 20 % kadang-kadang, dan 16 % tidak pernah. Kesimpulannya adalah bahwa orang tua selalu setiap hari membangunkan pagi dan menyuruh untuk sholat subuh.


(52)

Tabel 7

Apakah orang tua mengajarkan mengaji Al-qur’an

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 23 46 %

B Sering 15 30 %

C Kadang-kadang 10 20 %

D Tidak pernah 2 4 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa 46 % responden menjawab bahwa orang tua selalu mengajarkan ngaji dan membaca Al-qur’an, 30% sering, 20% kadang-kadang dan 4% tidak pernah. Kesimpulanya adalah bahwa orang tua selalu mengajarkan ngaji dan baca al-qur’an.

Tabel 8

Apakah orang tua menyuruh anda puasa jika Bulan Ramdhan

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 35 70 %

B Sering 15 30 %

C Kadang-kadang - -

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 70% responden menjawab bahwa orang tua selalu menyuruh puasa bulan ramadhan dan 30% selalu. Kesimpulannya bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa orang tua selalu menyurh puasa jika Bulan Ramdhan.


(53)

Tabel 9

Apakah orang tua mengenalkan anda Nama para Nabi dan Malaikat

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 12 24 %

B Sering 11 22 %

C Kadang-kadang 12 24 %

D Tidak pernah 15 30 %

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 24% responden menjawab orang tua selalu mengenalkan nama para Nabi dan Malikat, 22% sering, 24% kadang-kadang, dan 30% tidak pernah. Kesimpulannya bahwa orang tua tidak pernah mengenalkan nama para Nabi dan Malaikat.

Tabel 10

Apakah orang tua mengiatkan anda untuk berdoa kalau mau tidur

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 18 36 %

B Sering 17 34 %

C Kadang-kadang 11 22 %

D Tidak pernah 4 8 %

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 36 % responden menjawab bahwa orang tua selalu mengiatkan untuk berdoa kalau mau tidur, 34 % sering, 22 % kadang-kadang dan 8 % tidak pernah. Kesimpulannya adalah bahwa orang tua selalu mengiatkan untuk berdo’a kalau mau tidur.


(54)

Tabel 11

Apakah orang tua menyuruh anda berdoa ketika mau makan

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 20 40 %

B Sering 13 26 %

C Kadang-kadang 14 28 %

D Tidak pernah 3 6 %

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 40% responden menjawab bahwa orang tua selalu menyuruh berdoa ketika mau makan, 26 % sering, 28 % kadang-kadang, dan 6 % tidak pernah. Kesimpulannya adalah bahwa orang tua selalu menyuruh berdoa ketika mau makan.

Tabel 12

Apakah orang tua mengajarkan anda untuk mengucap salam jika b Bertamu kerumah orang.

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 30 60 %

B Sering 14 28 %

C Kadang-kadang 6 12 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar 60 % responden menyatakan orang tua selalu mengajarkan untuk mengucap salam jika bertamu kerumah orang, 28 % sering, dan lainnya 12 % kadang-kadang. Kesimpulannya adalah bahwaorang tua selalu mengajarkan untuk mengucap salam jika bertamu kerumah orang.


(55)

Tabel 13

Apakah orang tua mengajak anda untuk menghadiri kegiatan peringatan hari besar Islam

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 12 24 %

B Sering 15 30 %

C Kadang-kadang 17 34 %

D Tidak pernah 6 12 %

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 24% responden menyatakan orang tua selalu mengajak untuk menghadiri kegiatan peringatan hari besar Islam, 30 % sering, 34 % kadang-kadang dan 12 % tidak pernah. Kesimpulannya adalah bahwa orang tua kadang-kadang mengajak untuk menghadiri kegiatan peringatan hari besar islam.

Tabel 14

Apakah orang tua mengajarkan anda untuk tidak hidup boros Dan berlebihan

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 25 50 %

B Sering 14 28 %

C Kadang-kadang 9 18 %

D Tidak pernah 2 4 %

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar 50 % siswa menyatakan orang tua selalu mengajarkan untuk tidak hidup boros dan berlebihan, 28 % sering, 18 % kadang-kadang, dan lainnya 4 % tidak pernah. Kesimpulan adalah bahwa orang tua selalu mengajarkan untuk tidak hidup boros dan berlebihan.


(56)

Tabel 15

Apakah orang tua menyuruh anda untuk rajin menabung

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 29 58 %

B Sering 13 26 %

C Kadang-kadang 8 16 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar 58% siswa menyatakan orang tua selalu menyuruh untuk rajin menabung, 26% sering, dan 16 % kadang-kadang. Kesimpulanya bahwa orang tua selalu menyuruh ubtuk rajin menabung.

Tabel 16

Apakah orang tua menyuruh anda untuk menutup aurat dan berpakaian sopan.

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 25 50 %

B Sering 11 22 %

C Kadang-kadang 14 28 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 50% siswa menyatakan bahwa orang tua selalu menyuruh untuk menutup aurat dan berpakaian sopan, 22% sering, 28 % kadang-kadang. Kesimpulannya adalah bahwa orang tua selalu menyuruh untuk menutup aurat dan berpakaian sopan.


(57)

Tabel 17

Apakah orang tua menemani anda belajar di rumah setiap hari.

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 8 16 %

B Sering 15 30 %

C Kadang-kadang 24 48 %

D Tidak pernah 3 6 %

Jumlah 50 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa 16 % siswa menyatakan orang tua selalu menemani belajar di rumah setiap hari, 30 % sering, 48 kadang-kadang dan 6 % tidak pernah. Kesimpulannya adalah sebagian besar siswa menyatakan orang tua kadang-kadang menemani belajar di rumah setiap hari.

Tabel 18

Apakah didalam keluarga anda di ajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 30 60 %

B Sering 14 28 %

C Kadang-kadang 6 12 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 60% siswa menyatakan di dalam keluarga selalu diajarkan untuk menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, 28% sering, 12 % kadang-kadang. Kesimpulannya adalah bahwa didalam keluarga selalu diajarkan untuk menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.


(58)

b. Sikap keagamaan siswa

Tabel 19

Jika mau pergi anda mengucapkan salam.

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 29 58 %

B Sering 15 30 %

C Kadang-kadang 6 12 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa 58% siswa menyatakan bahwa selalu kalau mau pergi siswa mengucapkan salam, 30% sering, 12% kadang-kadang. Kesimpulannya adalah bahwa sebagian besar siswa selalu kalau mau pergi mengucap salam.

Tabel 20

Ketika pergi dan pulang sekolah anda mencium tangan orang tua.

Alternatif Jawaban F P

A Selalu 24 48 %

B Sering 17 34 %

C Kadang-kadang 9 18 %

D Tidak pernah - -

Jumlah 50 100 %

Tabel diatas menunjukan bahwa sebagian besar 48 % siswa menyatakan bahwa ketika pulang dan pergi sekolah selalu mencium tangan orang tua, 34% sering, 18% kadang-kadang. Kesimpulannya adalah bahwa sebagian besar siswa ketika pulang dan pergi sekolah selalu mencium tangan orang tua


(1)

I

Pernyataan:

Tentang sikap keagaman pada siswa

1. Jika mau pergi anda mengucapkan salam 2

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

2. Ketika pergi dan pulang sekolah anda mencium tangan orang tua

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

3. Jika bertemu guru di jalan, anda memberi salam dan mencium tangannya

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

4. Dalam mengerjakan sholat anda setiap hari tepat pada waktunya

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

5. Jika berbicaraandadengan Bahasa yang sopan pada orang tua

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pemah

6. Jika selesai sholat anda mendo'akan kedua orang tua

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

7. Setiap selesai sholat, anda menyempatkan waktu untuk membaca al-qur'arr

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

8. Jika melakukan kesalahan anda mau meminta maaf

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pemah

Jika guru sedang menjelaskan pelajaran anda mendengarkannya dengan baik

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

Setiap hari anda belajar dan mengajarkan PR di rumah

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

Jika anda ada sisa uang jajan lalu di tab',mg

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

6Dl

\ / (,1 1)


(2)

'af

-12. Jika sedang libur sekolah anda mau membantu orang tua di rumah

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pemah

13.Anda tidak membantah jika di suruh orang tua

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah

14. Jika sedang di nasehati orang tua anda mendengarkannya dengan baik

a. Selalu b. sering kadang-kadang d. Tidak pernah

15. Jika sedang ada ulangan anda tidak nyontek

a. Selalu b. sering c. kadang-kadang d. Tidak pernah


(3)

I

N o m o r : U n . 0 1 / F . 1 / K M . 0 1 . 3 t . . . t 2 0 1 9 Lamp. : Autline/Proposal

Hal : Permohonan lzin Penelitian

Kepada Yth.

Kepala Sekolah SMP I Yapkum Maruyung Limo Depok

di Tempat

Assal amu' al aikum wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa, Nama :Ayu Puspita Sari

Tembusan:

1. Dekan FITK

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik

3. Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 28 Desember 2013

NIM : 1 8 1 0 0 1 1 0 0 0 0 6 0 Jurusan : Pendidikan Agama lslam Semester : X (Sepuluh)

JudulSkripsi : Hubungan Pendidikan Agama lslam dalam Keluarga Terhadap sikap Keagamaan siswa DisMP lslam Yapkum Meruyung Limo-Depok

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolahimadrasah yang Saudara pimpin.

Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal amu' al aiku m wr.wb.

Agama Islam

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. t. H, Juan& Na 95 Ctpttb,t 15412 lndona*a

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AXO-OAa Tgl. Terbit : t tvtaret 2Ot0 No. Revisi: ; 01

1t1

Hal


(4)

f / ' \q

. l t l

I !

Nomor : Un.0 1/Ft./I(M .01.3 1.../2014

Larnp. :...

Hal : Observasi

Kepada Yth.

Kepata Sekolah SMP I Yapkum

Maruyung Limo Depok Di

Tempat

As s alamu' alaiku m wr. wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa:

Nama NIM

Jurusan /Prodi

Semester

Jakarta 28 Desember 2013

Ayu Puspita Sari

181001 1000060

Pendidikan Agama Islam X (Sepuluh)

adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa tersebut memerlukan observasi untuk penelitian skripsi.

Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan

memberikan bantuannya.

Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Was salamu' alnihum wr.wb.

Agama Islam

M.Ag

199803 r 002

Tembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. ht H. Juanda No C5 Ciry.ht 15412 h|&nesta

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066 Tgl. Terbit : 1 Marel 2010 No. Revisi: : 01

Hal 1 t 1

SURAT PERMOHONAN

IZIN OBSERVASI


(5)

r

Nomor : Un.0 1/F. 1/KM.0 1.3/. ...12013

Lamp. :

-Hal : Bimbingan Skripsi

Nama NIM Jurusan Semester J{dul Skripsi

Tembusan:

l. Dekan FITK 2. Mahasiswa ybs.

Jakarta 22 Desember 2013

Kepada Yth. A. Basuni, MA Pembirnbing Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

As s sl amu' al ai kum wr. w b.

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Ayu Puspita Sari

181001 1000060

Pendidikan Agura Islam Kelas C X (Sepuluh)

: Hubungan Pendidikan Agama Islam dalam Keluarga Terhadap

Sikap Keagama;rn Siswa Di SMP Islam Yapkum Meruyung

Limo-Depok

Judul tersebut telah diset{ui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 21 Desember 2013 , abstraksiloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlq mohon pembimbing menghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikufirya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sama Saudar4 kami ucapkan terima kasih. Was s al amu' alaikum wr. w b.

Agama lslam

M.Ag

KEMENTERIAN AGAMA UIN JAKARTA

FITK

Jl. b. H. JueMa No 95 Ciputat 1U12 ln&nesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081 Tgl. Terbit : 1 Maret 2010 No. Revisi: 0 1

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI

a.n. hkan


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ayu puspita sari

Tempat/tanggal lahir : Bogor,23 November 1986

Alamat Sekarang : Jl.Al-hidayah Rt 02/03 Bedahan,Sawangan-Depok No telpon : 021 - 60201206

Riwayat Pendidikan

a. SD : MI Hayatul Islamiyah Meruyung Depok (1994-1999)

b. SMP : Mts Al-Karimiyah Sawangan- Depok (1999- 2002)

c. SMA: Madrasah Aliyah Negeri (MAN 11) Pondok Labu-Jaksel (2002- 2005 )

d. PT : INSIDA Darul Qalam Ciputat D-1 PGTK (2005-2006)

Pengalaman Kerja : 1. Mengajar di TPA Al-Muthmainah Meruyung (2006-2008) 2. Mengajar di TK.Padma Meruyung (2007-2009)

3. Mengajar di TK. Nurul Qalbu Limo (2009-2012)

4. Mengajar di PAUD Citra Nusa indah Meruyung Depok ( 2013 - sekarang)

Nama Orang Tua :

Ayah : Achmad Albar Ibu : Nani

Pekerjaan Orang tua : Wira Swasta

Alamat Orang tua : Jl. KH.Muhassan 2 Rt 01/02 no.4 Meruyung – Limo – Depok

Depok, 8 Januari 2015

Ayu Puspitasari NIM : 181011000060