Good Corporate Governance GCG 1. Pengertian Good Corporate Governance GCG S

10 akan menimbulkan biaya keagenan yang harus dikeluarkan perusahaan sehingga biaya untuk mengurangi kerugian karena ketidakpatuhan setara dengan peningkatan biaya enforcement-nya. Menurut Jensen dan Meckling 1976 biaya keagenan yang timbul terdiri dari: 1. The monitoring expenditure by the principle monitoring cost, yaitu biaya pengawasan yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi perilaku dari agent dalam mengelola perusahaan. 2. The bounding expenditure by the agent bounding cost, yaitu biaya yang dikeluarkan oleh agent untuk menjamin bahwa agent bertindak untuk kepentingan principal. 3. The residual loss, yaitu nilai kerugian yang dialami principal akibat keputusan yang diambil oleh agent, yang menyimpang dari keputusan yang dibuat oleh principal. Dengan adanya GCG, diharapkan pihak manajemen dapat memenuhi tanggung jawabnya sehubungan dengan kepentingan pemegang saham. 2.2. Good Corporate Governance GCG 2.2.1. Pengertian Good Corporate Governance GCG Menurut Komite Cadburry, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Adapun Daniri 2005 peningkatan biaya enforcemen en t t n -nya. Menuru ru t t Je J nsen dan Meckling 1976 biaya keagenan yang timb b ul ul terdiri dari: 1. Th Th e e monitoring g expendi di tu ure re b b y y th th e e pr p in in ci i pl pl e monitoring g c c ost, yaitu biaya pengaw aw asan y yan an g dikeluarkan oleh principa a l l untuk k mengawa asi perilaku l l da dari ri ag ag ent da da la la m mengelola pe ru sahaan. 2. 2. The bo bo un ding e xpenditure by th e agent t bounding c os ost, y y ai ai tu tu b bi iaya y a ang di di k kelu arkan oleh ag ent unt uk menjami n bahwa t agent b b erti ti nd ndak ak u u ntuk k t ke pe nt ingan principa l. 3. . The residu al l os s , ya it u ni lai ke ru gian y an g dialami pr in ci c pal aki i ba ba t l keputusan yang dia mb il oleh agent , yang menyimpang da ri i kep p u utusan n yang d d ib ib ua ua t t ol eh pr p inci i pa pal. Dengan adanya GCG, diharapkan pihak manajemen dapat me me me me nu nu h hi ta tang ng gu gung ng j j aw aw ab ab ny ny a a se se hu hu bu bu ng ng an an d d en en ga g n ke ke pe pe nt nt in inga ga n n pe pe me me ga ga ng ng s s ah ah am am. .

2.2. Good Corporate Governanc c

e GCG 2.2.1. Pengertian Good Corpora ate Gover r n nance GCG Menurut Komite Cadburry, GCG G adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar menc n apai keseimbangan antara kekuatan serta 11 menyatakan bahwa GCG adalah suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan direksi, dewan komisaris, RUPS guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan norma yang berlaku. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa GCG merupakan: 1. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan tentang peran dewan komisaris, direksi, Rapat Umum Pemegang Saham RUPS dan para stakeholder lainnya. 2. Suatu sistem check and balance mencakup perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. 3. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, dan pengukuran kinerjanya.

2.2.2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance GCG

Dalam penerapan GCG terdapat beberapa prinsip-prinsip yang harus dipenuhi agar GCG dapat terlaksana dengan baik. Prinsip-prinsip GCG diperlukan untuk mencapai kesinambungan usaha sustainability perusahaan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan stakeholders. Secara umum ada lima prinsip dasar dalam GCG menurut KNKG 2006, yakni: transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness. memberikan nilai tambah ke ke pa pa d da pemegan ang g saham secara berkesinambungan dalam jangka panja ja n ng, dengan tetap memperhatikan k k epentingan stakeholders lainnya, berla la n ndaskan peraturan n p peru ru nd n an an ga ga n n da a n n norma yang b b er erlaku. Dari definisi di atas d dapat disimpul ul ka ka n n ba b hwa GCG merupa ka ka n: n: 1. Su Su at at u u strukt kt u ur yang mengatur pola hu bu ng ngan a ten nta tang ng peran d d ewan ko k mi i s sa ri s, dir ek si, Rapat Umum Pemegan g Saha m m RUP UP S S d an p p ara st t a akeh older lainny a. 2. Suat u sistem check an d bala nc e men ca ku p perimbanga n ke w wena a ng ngan an atas pengendali an per usahaa n ya ng d ap at memba tasi munculnya d dua peluang ng : pengelolaan yang sal ah dan penyalahg unaan aset perusahaan. 3. Suat u pr pr o oses y y ang g tr tr an a sparan a atas pe p nentua uan n tu ju an perusahaa aa n, n, pencapaian, dan pengukuran k k in in erjanya. 2. 2. 2. 2.2. 2 Pr Pr in in si si p- p pr pr in in si si p p Go Go od od C C orporate Gover er na na nc nc e e G G CG CG Dalam pe pe ne ne ra rapa pa n n G G CG C ter er da da pa pa t bebe be ra ra pa pa p ri ri ns nsip ip -p p rinsip p y y an an g g harus dipenuhi hi a a ga ga r r G GCG dapat terlaksan na denga gan baik. Prinsip-prin i si si p p GC GC G diperlukan untuk mencapai kesinambungan n usaha su s stainability perusahaan dengan tetap memperhatikan pemangku kepen nti t ngan s stakeholders. Secara umum ada lima prinsip dasar dalam GCG menu urut t KNKG 2006, yakni: transparency, 12 1. Transparency Keterbukaan Informasi Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya harga saham perusahaan tersebut, atau yang mempengaruhi secara signifikan risiko serta prospek usaha perusahaan yang bersangkutan. 2. Accountability Akuntabilitas Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dalam hal ini, perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3. Responsibility Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian kepatuhan di dalam pengelolaan perusahaan terhadap korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku dalam hal ini termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial, perlindungan lingkungan hidup, kesehatankeselamatan kerja, standar penggajian, dan persaingan yang sehat. pengambilan kepu u tu tu s san maupun dalam m m en en gu g ngkapkan informasi material dan releva va n n mengenai p p erusahaan. Informasi mat t er erial dan relevan adalah info fo r rmasi yang dap p at mem em pe p ng n ar aruh uh i i na naik ik t t ur ur unnya harga sa saham perusahaan tersebut ut , , atau y y an a g memp p enga g ruhi secara si i gn gnifikan n risiko se ert rt a prospek us us ah ah a a pe p rusa a ha ha an yang bersangkutan. 2. 2. Ac A cou un ta bility Akuntabilitas Ak Ak untabilitas ad al ah kej el as an f un gsi, struktur, siste te m m dan n pe rtangg un gjawaban o rg an p erus ahaa n sehingga p en gelola an n per r us usah ahaa a n n terlaksana sec ara ef ek tif. Dalam h al i ni , pe ru sa haan harus d ik k elola se c cara a benar, t eruk ur dan ses uai dengan kep en ti ngan p er us ahaan de deng g a an tet t ap ap memper hi hi t tu ng k kan ke ke pe pe nt nt in i gan pe pe me megang s h aham dan peman ngk gk u u kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperluka ka n un untu tu k me me nc nc ap ap ai ai k k in in er er ja ja y y an an g g be be rk rk es e inam m bu bung ng an an. 3. 3 Re Re sp sp on on si sibi bi l lity ty P Pertanggu gungjawa w ban n Pertanggungjawaban peru usahaan ad adalah kesesuaian kepatuhan di dalam pengelolaan perusahaan terhadap k korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Peratu u r ran yang berlaku dalam hal ini termasuk yang berkaitan dengan masala lah h pajak, hubungan industrial, perlindungan 13 4. Independency Kemandirian Indepedensi atau kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruhtekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. 5. Fairness Kesetaraan dan kewajaran Fairness kesetaraan dan kewajaran didefinisikan sebagai perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness juga mencakup kejelasan hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk melindungi hak investor khususnya pemegang saham minoritas dari berbagai bentuk kecurangan seperti insider trading, fraud, dilusi saham, KKN, dll.

2.2.3. Manfaat Good Corporate Governance GCG

Suatu perusahaan yang ingin menuai manfaat dari pasar modal atau jika ingin menarik modal jangka panjang, maka penerapan GCG secara konsisten dan efektif akan mendukung tercapainya hal tersebut. Penerapan prinsip dan praktik GCG akan meningkatkan keyakinan investor terhadap perusahaan. Daniri 2005 menjelaskan bahwa manfaat dari GCG dalam perusahaan yakni sebagai berikut: 1. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung pemegang saham sebagai akibat pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen. Biaya ini dapat berupa kerugian yang ditanggung perusahaan dikelola secara pr pr of ofesional ta np np a a benturan kepentingan dan pengaruhtek k a anan dari pihak manapun yang tid d ak ak sesuai dengan peraturan perund ndang-undangan yan n g be be rl r ak ak u u da da n pr pr insip-prinsip ko korp rp orasi yang sehat. 5. F Fairness Kes s et e ar ar aa aa n dan kewajaran Fa a ir ir ne ness ss keseta ta ra ra an dan kewaj ar an dide fi fi ni ni si si kan se e ba ba ga ga i i perlakua uan yang ad ad il il dan n s etar a di dalam memenuhi hak-ha k st ak akeh e ol l de de r r y y an an g tim mbul r r berd d as arkan perjan ji an serta per at uran perun da ngan yan g be b rlak k u. u. F Fairnes ss ju u ga mencakup keje la san ha k pemoda l, sistem hukum da dan pe pe ne ne ga ga kan pe raturan un tu k melind un gi hak i nv es tor khus us ny a pe me g gang saham am minoritas dari ber ba gai be ntuk kec ur anga n seperti insider tr ad ding, fr fraud d, di lusi s ah am , , KK KK N N, d d ll ll. . 2 2.2.3. Manfaat Good Corporate Gov v er e nance GCG Su Su at at u u pe pe ru ru sa sa ha ha an an y y an an g g ingin menuai m m an an fa fa at at d d ar ar i i pa pa sa sa r r m mo da dal l at atau au j jika in ingi gin n me m narik mo mo da dal l ja jang ng ka ka p p anjang ng , , ma ma k ka p p en en er er ap ap an G GCG CG secara ko ko ns nsi iste ten dan efektif ak akan an m mendukung tercapain n ya y hal t tersebut. Penerapan p p ri ri n ns i ip dan praktik GCG akan meningkatkan keyaki inan investo or terhadap perusahaan. Daniri 2005 menjelaskan bahwa manfaat dari G GCG dal a am perusahaan yakni sebagai berikut: 1. Mengurangi agency cost, ya yai itu suatu biaya yang harus ditanggung 14 sebagai akibat penyalahgunaan wewenang, ataupun berupa biaya pengawasan yang timbul untuk mencegah terjadinya hal tersebut. 2. Mengurangi biaya modal cost of capital, yaitu sebagai dampak dari pengelolaan perusahaan yang baik tadi menyebabkan tingkat bunga atas dana atau sumber daya yang dipinjam oleh perusahaan semakin kecil seiring dengan turunnya tingkat risiko perusahaan. 3. Meningkatkan nilai saham perusahaan sekaligus dapat meningkatkan citra perusahaan di mata publik dalam jangka panjang. 4. Menciptakan dukungan para stakeholder pemangku kepentingan dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan perusahaan dan berbagai strategi serta kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena pada umumnya mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat maksimal dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan. Manfaat GCG bukan hanya untuk saat ini atau dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat menjadi pilar utama pendukung tumbuh kembangnya suatu perusahaan sekaligus pilar untuk memenangkan persaingan di era global.

2.2.4. Faktor-faktor Corporate Governance GCG

Dalam pelaksanaannya, GCG dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal Daniri, 2005. Faktor internal adalah faktor-faktor pendorong keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan, seperti terdapatnya budaya perusahaan corporate culture yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja di perusahaan, adanya berbagai peraturan 2. Mengurangi biaya m m od od l al cost of f ca ca pi pi tal, yaitu sebagai dampak dari pengelolaan n p perusahaan yang baik tadi menyeb ebab a kan tingkat bunga atas dana a a a t tau sumber daya ya ya ng g d d ip i in in ja ja m m ol l eh e perusahaan se e ma m kin kecil seiring d dengan turunny ny a a ti i n ngkat risiko perusah h aa a n. n. 3. Me e ni ni ng ng ka ka tkan n n il il ai ai s aham perusahaan se ka kali li gu gu s dapa pa t me me ni n ngkatk kan citra pe pe ru ru saha a a an di ma ta publik da la m jangka panja ng . 4 4. Men nc iptakan duku ng an para st ak eholder pe mangku k ep penting ng an an dalam m r li ing ku ngan perusahaa n terh ad ap keb erad aan perusahaan dan b b er er ba b gai i st rategi s er ta k ebijakan yan g di te mp uh perusahaa n, karena pa d da umumn n ya ya mereka mendapat ja mina n bahwa me re ka j uga mendapat man fa a at mak k s sima al da ri seg al a ti ti nd nd ak ak an an dan operasi i p p er er us us ah ah aa a n da la m me me nciptaka ka n n kemakmuran dan kesejahtera aa an. . Ma Ma nf nf aa aa t t GC GC G G bu bu ka ka n n ha ha ny y a untuk saat i i ni ni a a ta ta u u da da la la m m ja ja ng ng ka ka p en n de de k, k, t t et et api da dala lam m ja ja ngka p p an an ja jang ng d ap ap at at m m enja di di p p il ila ar utama ma p p en en du u ku kung ng tumbuh ke ke mb mb a angnya suatu peru sa sa ha haan sekaligus pilar un ntuk mem emenangkan persainga a n n di di era global.

2.2.4. Faktor-faktor Corporate e Governan

nce GCG Dalam pelaksanaannya, GC C G G dipe n ngaruhi oleh 2 faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal Daniri, 2005. F F ak ak to r internal adalah faktor-faktor pendorong 15 dan kebijakan yang mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, adanya sistem audit yang efektif, adanya keterbukaan informasi bagi publik dll. Adapun faktor eksternal adalah berbagai faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG, seperti sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin supremasi hukum yang konsisten dan efektif, adanya dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publiklembaga pemerintahan yang diharapkan dapat pula melaksanakan Good Corporate Governance dan Clean Government menuju Good Government Governance yang sebenarnya.

2.2.5. Sistem dan Mekanisme Corporate Governance

Secara umum terdapat 2 struktur kepengurusan perusahaan yakni one tier board system dan two tier board system. Pada perusahaan di Indonesia, umumnya menganut two tier board system yang dimana terdiri dari dewan komisaris serta direksi yang mempunyai tugas, fungsi dan wewenang pengelolaan terpisah dari dewan komisaris sebagai pengawas perusahaan. Menurut Bacon dan Brown dalam Daniri 2005, ada 3 karakteristik utama two tier board system, yaitu: 1. Struktur two tier board system memang benar-benar memisahkan antara fungsi, tugas dan wewenang dewan pengelola perusahaan dewan direksi dengan dewan pengawas perusahaan dewan komisaris. 2. Pemisahan secara fisik antara tugas dan wewenang kedua dewan ini dapat menghindari campur tangan dan tugas ganda. Adapun faktor ek k st st e ernal adalah berbaga a i i faktor yang berasal dari luar perusahaan yang g sangat mempe p ngaruhi keberhasilan p p en en erapan GCG, seperti sistem huk k u um yang g baik sehin in gg gg a ma m mp mpu u me menj nj amin suprema masi hukum yang konsis is te n dan n efek k ti ti f, f adanya dukung g an pelak k sa sa naan n GCG d d ar a i sektor pu publiklem emba baga ga pem m er er i inta han yang d ih arapkan dapa t t pu p la m m el el ak ak sa s nakan n Good Corp por or at ate Go Go ve rnan ce dan Clean Go vernment m enuju t Good od G G ov o ernm m en e t Go Gove vernanc ce yang sebenarn ya . 2. 2.2

2.5. S

Si stem da n Mekanism e Corp or ate Go ve rnance Secara umum te rdap at 2 struktu r kepe ng ur us an perusahaan ya a kni one t tier er bo boar a d sy stem d an tw o tier b oa rd system. Pada p erusahaan di Indones ia a, um umumny ny a a menganut two ti tier b b oa d rd sys s te te m m y y an a g di di ma mana na t ter di di i ri d dar i i d dewan komisaris se se r rt a a d ir ir ek e si yang mempunyai tugas, fungs i dan wewenang pengelolaan terpi pi s sah h da da ri de dewa wan n ko ko mi mi sa sa ri ri s s se se ba ba ga ga i i pe pe ng ng aw awas as p p erus s ah ah aa aan n. M M en en ur ur ut ut B B ac ac on on d d an an B Bro ro wn wn d da alam Da Da ni niri ri 20 20 05 05 , , a a da da 3 k k ar arakterist st ik ik utama m two ti tier boa rd rd sy sy st st em em , , ya ya it it u: u: 1. Struktur two tier board system mem emang benar-benar memisahkan antara fungsi, tugas dan wewena nang dewan n pengelola perusahaan dewan direksi dengan dewan pengawas pe perusa h haan dewan komisaris. 2. Pemisahan secara fisik antara a t tugas dan wewenang kedua dewan ini dapat 16 3. Dalam two tier board system ini dewan pengawas sama sekali tidak diberi wewenang untuk campur tangan dalam pengelolaan perusahaan. Dewan pengawas perusahaan benar-benar didorong untuk melaksanakan tugas utamanya yakni dalam memberi pengawasan dan saran bagi direktur lainnya. Pengawasan dalam perusahaan dilakukan oleh dewan komisaris dibantu oleh komite-komite yang dibentuknya. Pada two tier board system semua komite diciptakan sebagai wahana penyeimbang bagi perusahaan untuk menjamin perusahaan bisa dikelola dengan baik, efektif dan profesional. Menurut Barnhart dan Rosenstein 1998, mekanisme corporate governance dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua yakni mekanisme internal dan mekanisme eksternal. Mekanisme internal merupakan yang berhubungan langsung dengan pengambilan keputusan, seperti dewan direksi, dewan komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif. Adapun mekanisme eksternal seperti pengendalian oleh pasar dan level debt financing. Mekanisme corporate governance diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan yang terjadi antara agent dan principal sehingga dapat berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan.

2.2.5.1. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain Tarjo, 2008. Kepemilikan institusional biasanya memiliki porsi kepemilikan yang besar pada perusahaan sehingga memiliki pengawasan yang lebih ketat terhadap pihak manajemen. pengawas perusahaa a n n be benar-benar di di do d rong untuk melaksanakan tugas utamanya y yakni dalam memberi pengawasan n dan saran bagi direktur lain n n nya. Pengaw w as a an d d al al a am perusahaan dilakukan ol l eh eh dew w an a komisar aris dibantu ol ol eh kom m it it e e -k -k o omite ya ya ng dibentuknya . Pada two tier b b oa o rd sys ys te te m m semua k k omite dicipt pt ak ak an a seb eb ag ai w ah ana penyei mb ang bagi p er usah aa a n n un ntu tuk k menjam min pe eru rusa s haan an b is a dikelola den gan baik , efektif da n pr ofesional. M M en e ur ur ut ut B B ar ar nhar r t da da n n Ros se ns tein 1998, mekan is me co rp orate go ve rnance dalam sua t tu per er us s ah a aan dibagi menjadi dua y ak ni m ek an isme i nternal da n mekanism e e ekstern na l l. Me M kan ni sme internal merupakan yang berh ub un ga n langsung dengan p pengam ambilan n keputusa n, s ep p er er ti ti d dewan direk k si si, , dewan ko komisaris, , kep ep em em il il ikan m anajerial da dan n ko kompensasi eksekutif. Adapun mek k an an i isme eksternal seperti pengendalian an o ole le h pa pa sa sar r da d n n le le ve ve l l de de bt bt f f in in an an ci ci ng ng . . Me M kanisme corp rp or or at at e e go go ve ve rn rn an an ce ce d d ih iharap ap ka kan n da da pat m meng ng ur ur angi kon n fl fl ik ik k kea a ge ge na na n n yang g t t er er ja ja di ant nt ar ar a a ag g en ent t d d an a t t principa pa l l s eh ehingga l l dapat be rd rd am am pa k k pada meningkatny nya nilai i pe p rusahaan.

2.2.5.1. Kepemilikan Institusio onal

Kepemilikan institusional adalah h kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga sep ep erti perusahaan asuransi, bank, perusahaan 17 Tarjo 2008 menyatakan bahwa investor institusional sebagai pemilik mayoritas sangat berkepentingan untuk membangun reputasi perusahaan tanpa harus melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Ekspropriasi merupakan cara memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari pihak lain Claessens et al., 2000 dalam Tarjo, 2008. Komitmen pemegang saham mayoritas untuk meningkatkan nilai perusahaan yang juga nilai pemegang saham ini sangat kuat karena apabila pemegang saham mayoritas melakukan ekspropriasi pada saat dia memegang saham dalam jumlah besar, maka para pemegang saham minoritas dan pasar saham akan mendiskon harga pasar saham perusahaan tersebut, sehingga akan merugikan pemegang saham mayoritas itu sendiri. Adapun Laila 2011 menyatakan bahwa pengawasan yang dilakukan oleh investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif terhadap setiap keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional mengawasi pihak manajemen dalam pemanfaatan aktiva perusahaan sehingga tidak terjadi pemborosan oleh pihak manajemen. Penurunan pemborosan dalam perusahaan akan meningkatkan kinerja pihak manajemen dan meningkatkan reputasi perusahaan. Peningkatan reputasi perusahaan yang lebih baik dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan berujung pada peningkatan nilai perusahaan.

2.2.5.2. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan harus melakukan ekspropriasi si t t e er h hadap peme mega ga ng saham minoritas. Ekspropriasi merupakan cara m m em aksimumkan kesejahteraan s sen en diri dengan distribusi kekayaan dar ar i i pihak lain Clae e s ssen en s s et t a a l l . , , 20 00 dalam Tarjo,

20 2

08. Komitmen pemega gang saham may ay or or it it as a untuk meningkatka ka n n ni ni la la i i p perusahaan yan ang juga nilai pe e m megang g s s ah aham am ini s s a angat kuat karena apab il il a a pe pe mega gang ng s sah a am m may a oritas melaku ku ka ka n n ek sp p r ro pria si pada saat dia m emegang saha m da la am m juml ml ah ah b b es es ar, m maka pa a ra ra pemeg g an g saham minoritas da n pa sar saha m akan men di i sk s on h h ar ar g ga pas a ar sa saha ha m pe pe ru sahaan tersebut, seh ingga ak an mer ug ikan pemegang sa h ham ma mayo yo ritas itu send d ir i. Adapun Laila 2011 me nyatakan bahwa pengawasan yang dil a akukan an ole h h investor i ns ti tusi si on on al al d iang g ga g p p ma mamp m u menj nj ad adi mekanism e e mo mo ni tori ng yang efek ek t tif f te terhadap setiap keputusan yang diamb mb il il oleh manajer. Hal ini disebabkan in n ve ve st st o or in in st st it it us io io na na l l me me ng ng aw aw as as i i pi pi ha ha k k manajemen da a la la m m pe pe ma ma nf nf aa aa ta ta n n ak ak ti ti v va p p er erus us ah ah a aan se sehi hing ngga ga tidak ter er ja ja di di p p em m bo bo ro ro san ol oleh eh p p i ihak m m an an aj aj emen en . . Pe Pe nurunan pe pe mb mb o orosan dalam peru r sa sa ha haan akan meningkatk kan kin e erja pihak manajemen n d d an an meningkatkan reputasi perusahaan. Peningkat an reputasi i perusahaan yang lebih baik dapat meningkatkan kemakmuran pemeg gang sah h a am dan berujung pada peningkatan nilai perusahaan. 18 keputusan perusahaan Laila, 2011. Jensen dan Meckling 1976 menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Dalam kepemilikan manajerial yang tinggi, kemungkinan terjadinya perilaku opportunistic manajer akan menurun karena manajer merasakan langsung dampak atas setiap keputusan yang diambil. Setiap keputusan yang diambil oleh manajer akan menentukan dampak yang diterima pemegang saham, sehingga manajer sekaligus pemegang saham akan selalu berupaya meningkatkan nilai perusahaan agar terciptanya kemakmuran bagi dirinya sendiri selaku pemegang saham perusahaan. Sementara apabila dalam perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya akan mementingkan kepentingannya sendiri Christiawan dan Tarigan, 2007.

2.2.5.3. Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata- mata demi kepentingan perusahaan KNKG, 2006. Menurut Amri 2011, tanggung jawab komisaris independen adalah sebagai berikut: 1. Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik di dalam masalah keagenan dari mana a je je r r d dengan men en ye ye laraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pem m e egang saham. Dala lam kepemilikan ma ma na a je er rial al yan an g g ti ti ng ng gi, kemung g ki k nan terjadinya perila a k ku opport rt un u istic c ma m najer akan menurun karena m manaje e r r merasaka kan n langsung da dampak a a ta ta s s se se tiap k k e ep ut us an yang di am bil. Setia p ke kepu pu tusan n ya ya ng ng diamb bil i oleh mana a je jer r akan n m enen tu kan dampak y an g diterima pem eg an ng g sa a ha ha m, m, sehing gga ma mana naje j r se se ka ligus pemega ng saham a kan selalu berupaya me n ningka katk tkan an nilai ai pe pe ru r saha ha an a ga r terciptanya ke makm ur an b ag i dirinya sendiri se la k ku p p em emeg eg ang saham m perusahaan. Seme ntar a ap ab il a dala m pe rusa haan tanpa k kepemilik kan n m manaje e rial, manajer yang b ukan pemegang sa ham kemungkinan h hany y a a akan n mement in gk an k k ep ep e en ti ng g anny y a se send n iri Chr hr is is ti awan dan T T ar ar ig ig an , 20 07 7 . 2. 2. 2 5.3. Komisaris Independen Ko Ko mi mi sa sa ri ri s s in in de de pe pe nd nd en en a a da da lah an an gg ggot ot a a de de wa wa n n ko ko mi mi sa sa ri ri s s ya ya ng ng t t i idak tera rafi fili li as asi i de de ng ngan an d direk ek si si, angg g ot ot a dewa w n ko o mi misaris la la in in ny ny a a da da n n pe pe me mega gang ng saham pengendali, serta bebas dari hubu ungan bisn snis atau hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya u untuk bertin n d dak independen atau bertindak semata- mata demi kepentingan perusaha haan K KNKG, 2006. Menurut Amri 2011, tanggung jawab komisaris independen n a adalah sebagai berikut: 19 perusahaan melalui pemberdayaan fungsi dewan komisaris agar dapat melakukan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi secara efektif dan lebih memberikan nilai tambah bagi perusahaan. 2. Dalam upaya untuk melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik maka komisaris independen harus secara proaktif mengupayakan agar dewan komisaris melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi yang terkait dengan, namun tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut: a. Memastikan bahwa perusahaan memiliki strategi bisnis yang efektif, termasuk di dalamnya memantau jadwal, anggaran dan efektifitas strategi tersebut. b. Memastikan bahwa perusahaan mengangkat eksekutif dan manajer- manajer profesional. c. Memastikan bahwa perusahaan memiliki informasi, sistem pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik. d. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi hukum dan perundangan yang berlaku maupun nilai-nilai yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan operasinya. e. Memastikan resiko dan potensi krisis selalu diidentifikasi dan dikelola dengan baik. f. Memastikan prinsip-prinsip dan praktik good corporate governance dipatuhi dan diterapkan dengan baik. efektif dan lebih memb mb e er ik an nilai i t t am am bah bagi perusahaan. 2. Dalam upay ay a a untuk melaksanakan tanggung ja a wa w bnya dengan baik maka komi misaris independen h h ar ar us us s s ec ec ar ar a a pr pr oa o ktif mengupa a ya ya kan agar dewan komisaris me me la a ku ku kan pengawasan d dan an me me mb m erikan na si si hat kepada di i re reks ksi i y yang t t er er ka ka it dengan, n amun t id ak ak t t er e batas s pa a da da hal-hal l sebagai be be rikut: t: a. . Me mastikan b ahwa per us ah aan memi li ki strategi bi i sn s is y y an an g g efekti i f, f termasuk di da la mnya m em antau ja dwal, anggaran d dan e efe fe kt kt if i itas stra te gi t er sebut. b. Memastikan b ahwa p erusahaa n meng angkat eksekutif da an man najer r- mana je j r r pr pr of of es es io io na na l. c. Memastikan bahwa p p er er u usahaan memiliki informasi, si sis stem em pengendalian, dan sistem audit yang bekerja dengan baik. k. d d. M Mema a st stik ik an an b bahwa a p per erus us ah ah aa aan mema a tu tuhi hi h h k uk um d dan per r un unda da ngan ya ya ng ng b berlaku maupu u n n nilai-ni nilai yang ditetap ap ka ka n pe p rusa sa ha haan dalam menjalankan operas sinya. e. Memastikan resiko d dan potens s i i krisis selalu diidentifikasi dan dikelola dengan baik. f Memastikan prinsip-prins s ip dan praktik good corporate governance 20 Keberadaan komisaris independen juga dimaksudkan untuk mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan di antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya. Hal ini diharapkan dapat mendorong reaksi positif pasar karena kepentingan pemegang saham terlindungi Darwis, 2009 dalam Laila, 2011. Adapun jumlah komisaris independen dalam perusahaan harus dapat menjamin agar mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan Peraturan OJK No.33POJK.042014, proporsi komisaris independen dalam suatu perusahaan minimal 30 dari anggota dewan komisaris yang terdiri dari lebih 2 anggota. Untuk dewan komisaris yang beranggotakan 2, maka 1 diantaranya wajib merupakan komisaris independen. Menyangkut keberadaan komisaris dalam two tier board system, sangat dianjurkan agar dewan komisaris didominasi atau seluruhnya diisi para komisaris independen sehingga keberadaannya lebih efektif dalam menjalankan fungsinya terutama melindungi kepentingan pemegang saham Daniri, 2005.

2.2.5.4. Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris Kep-643BL2012. Menurut KNKG 2006, komite audit bertugas membantu dewan komisaris untuk memastikan bahwa: kewajaran dan kesetaraan di an an t tara berbaga ga i i ke k pentingan termasuk kepentingan pemegang saham m m in inoritas dan stakeholder lainnya. Ha H l ini diharapkan dapat r mendorong re reaksi positif pasar r kar ar en en a a ke ke pe pe ntin in gan pemegang g s s aham terlindungi Darwi wi s s, 2009 dalam m La La il l a, a 2011. Adapun j j um m la a h h ko ko m misaris indepe penden dalam pe e r rusahaan n h h ar arus us dap p at at m men jamin ag ar mekanis me me p p enga a wa wa sa sa n n berjalan n secara efekti ti f f da da n n sesu u ai ai d en ga n peraturan pe ru ndang-undang an . Be e rd rd asarkan Pera tu ran OJK No .33POJK.042014, pr op oporsi si k kom om isaris is in in de depend nd en d al am suatu perus ah aa n mi nima l 30 dari anggota dew wan k k om omis i aris yang t t e er diri dari lebi h 2 an ggot a. U nt uk d ew an kom is ar is yang bera n nggotakan n 2 2, m maka 1 diantaranya wajib merupakan kom is aris independen. M Menya yangku ut kebera d da an k om m is is ar ar i is dalam two ti t er board rd system, , sang g at at d d ia ia nj ur ka n agar dew w an an ko komisaris didominasi atau seluruhnya ya d diisi para komisaris independen seh ehin ingg gg a ke ke be be ra r da daan an ny ny a a le le bi bi h h ef ef ek ek ti ti f f da da lam menjalan n ka ka n n fu fu ng ng si si ny ny a a te te ru ru ta ta m ma m m el elin in du du ngi ke kepe pe nt nt in i gan peme me ga ga n ng sah ah am am D an ir iri, i, 2 200 005.

2.2.5.4. Komite Audit

Komite Audit adalah kom mite yang d dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam me embant t u u melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris Kep-643BL2012. Menu nur rut KNKG 2006, komite audit bertugas 21 1. Laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, 2. Struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, 3. Pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan 4. Tindak lanjut temuan hasil audit dilaksanakan oleh manajemen. Pengawasan yang dilaksanakan oleh komite audit untuk memastikan bahwa tercapainya kinerja perusahaan yang lebih baik dan mampu meningkatkan nilai perusahaan Chan dan Li, 2008 dalam Laila, 2011. Anggota komite audit terdiri dari orang-orang yang independen, seperti komisaris yang tidak terlibat dalam pengurusan perusahaan dan pihak-pihak yang terafiliasi. Berdasarkan Kep- 643BL2012, komite audit paling sedikit terdiri atas 3 orang anggota. Berdasarkan praktik dan pengalaman dalam lingkup internasional, kebanyakan dari komite audit yang efektif terdiri dari 3 sampai 5 anggota KNKG, 2002. Apabila suatu komite audit beranggotakan terlalu sedikit, maka akan berdampak pada minimnya ragam pengalaman anggota Daniri, 2005. 2.3. Nilai Perusahaan 2.3.1. Pengertian Nilai Perusahaan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Rasio Profitabilitas pada Perusahaan Go Public (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

6 99 88

Analisis Pengaruh Penerapan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba : Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Tahun 2012

2 87 89

Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI

4 69 88

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2010 – 2012

2 64 113

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

4 84 89

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi : Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013

0 78 98

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015).

0 5 11

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015).

2 9 13

PENDAHULUAN PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015).

0 3 8

PENUTUP PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015).

1 2 14