RISIKO INVESTASI SAHAM INVESTASI SAHAM
RISIKO
Risiko: Sistematik
Non sistematik
1. Risiko finansial 2. Risiko industri
3. Risiko negara Risiko lain-lain:
1. Tidak mendapat dividen 2. Capital loss
3. Perusahaan dilikuidasi 4. Perusahaan didelicting
5. Perusahaan disuspend
Gambar 2.3. Risiko Investasi Saham
2.3. Indeks LQ45
Indeks LQ45 adalah gambaran pergerakan naik turunnya harga 45 saham yang paling lancar likuid yang diperdagangkan di bursa efek dan diumumkan setiap
hari pada saat penutupan sesi II transaksi perdagangan di bursa efek. Selain penilaian atas likuiditas seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan
kapitalisasi pasar. Kriteria saham yang masuk indeks LQ45 adalah : 1. Masuk dalam urutan 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler rata-
rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama
12 bulan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
3. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia BEJ, BES selama paling sedikit 3 bulan.
4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar regular.
Bursa Efek Indonesia setiap tiga bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan
setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal Februari dan Agustus. Apabila saham tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45, maka saham tersebut akan
dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
2.4. Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa
yang akan datang. Dari pengertian tersebut, ditekankan bahwa kegiatan investasi memerlukan dana, pengorbanan waktu dan pikiran dengan harapan akan
memperoleh keuntungan return di masa akan datang.Mangasa Simatupang: 2010
Menurut Eduardus Tandelilin, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang biijaksana akan berpikir bagaimana akan meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi tekanan inflasi Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang
usaha tertentu. Dalam melakukan kegiatan investasi, selalu terdapat unsur ketidakpastian
atau risiko. Pemilik modal tidak dapat mengestimasi secara pasti hasil yang diperolehnya dari kegiatan investasi yang dilakukannya. Dalam investasi
mempertimbangkan: 1. Tujuan mengadakan investasi.
2. Jangka waktu investasi. 3. Kemampuan keuangan.
4. Penanggulangan risiko yang timbul akibat kegiatan investasi. 5. Alternatif investasi yang tersedia.
6. Informasi yang tersedia bagi alternatif investasi tersebut. 7. Penentuan pilihan investasi yang sesuai.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Jenis Investasi
Secara umum investasi dapat dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu: 1. Sektor riil
Investasi sektor riil adalah investasi yang diwujudkan dalam bentuk pendirian pabrik, perkebunan, pertambangan, dan lain sebagainya.
2. Sektor keuangan Investasi keuangan adalah investasi yang objek investasinya berupa uang,
seperti valuta asing, surat-surat berharga yang diterbitkan oleh pemerintah melalui perbankan Commercial Paper, Sertifikat Bank Indonesia, Surat
Berharga Pasar Uang, Promissory Notes, Call Money, Repurchases Agreement, Banker Acceptance, Treasury Bills dan lain sebagainya. Investasi keuangan
terdiri dari investasi pada pasar uang dan pasar modal.
2.4.2. Sikap Individu Pemodal Terhadap Risiko
Ada tiga kategori luas tentang preferensi seseorang terhadap risiko, yaitu: 1. Individu yang netral terhadap risiko risk neutral,
Risk neutral adalah kelompok investor atau individu yang bersifat netral terhadap risiko. Artinya, investor akan meminta kenaikan tingkat keuntungan
yang sama untuk setiap kenaikan risiko. 2. Individu yang menyukai risiko risk lover,
Risk lover adalah individu yang senang menghadapi risiko. Apabila individu tersebut dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat
keuntungan yang sama dengan risiko yang berbeda, maka investor tersebut
Universitas Sumatera Utara
secara ekstrem akan lebih senang mengambil investasi yang mempunyai risiko lebih besar.
3. Individu yang tidak menyukai risiko risk averter. risk averter akan lebih senang pada pilihan investasi yang memiliki risiko yang
lebih kecil dengan tingkat keuntungan yang sama.
2.4.3. Proses Investasi dan Keputusannya
Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi.
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan
return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula
tingkat return yang diharapkan.Eduardus Tandelilin:2001 Proses keputusan investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan.
Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus- menerus
sampai tercapai
keputusan investasi
yang terbaik.Eduardus
Tandelilin:2001 Tahap-tahap keputusan investasi tersebut, yaitu: 1. Penentuan tujuan investasi
2. Penentuan kebijakan investasi 3. Pemilihan strategi portofolio
4. Pemilihan aset 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Universitas Sumatera Utara
2.5. Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal
Analisis fundamental adalah analisis yang menitikberatkan pada segala aspek yang dapat mempengaruhi kondisi badan usaha di masa depan. Umumnya orang-
orang hanya tahu bahwa analisis fundamental sama dengan analisis laporan keuangan badan usaha. Hal ini tentu saja keliru karena analisis laporan keuangan
hanyalah sebagian kecil dari analisis fundamental. Umumnya seorang analis fundamental menggunakan metode Top Down
Approach dalam menganalisa badan usaha. Hal ini dimulai dengan menganalisa sektor makro, industri, dan kemudian baru badan usahanya secara spesifik.
Sebagai contoh, PT X adalah badan usaha yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Analisis sektor makro dapat dimulai dengan menganalisa kondisi
perekonomian global, analisis sektor industri dapat dilakukan dengan menganalisa permintaan CPO minyak kelapa sawit dunia ataupun domestik, dan yang
terakhir analisis badan usaha dapat dimulai dengan analisis kinerja melalui laporan keuangan atau sumber lainnya.
Melihat dari tahapannya yang cukup panjang dan rumit, tentu analisis ini tidak mudah untuk dilakukan. Umumnya analisis ini dilakukan berdasarkan kerja
tim. Selain itu, orientasi investasinya adalah untuk jangka panjang lebih dari 1 tahun karena kinerja badan usaha tidak akan berubah secepat kilat. Seorang
analis fundamental wajib untuk terus memantau semua yang berkaitan dengan badan usaha tersebut yang sekiranya dapat mempengaruhi kinerjanya di masa
depan. Oleh karena itu seorang analis fundamental sebaiknya adalah orang yang
Universitas Sumatera Utara
ahli di suatu bidang industri tertentu karena baginya akan lebih untuk memahami badan usaha tersebut.
Analisis teknikal adalah analisis yang mentitikberatkan pada data-data pasar yang dapat mempengaruhi pergerakan harga suatu sekuritas atau saham
tertentu. Data-data pasar yang dimaksud adalah volume perdagangan, aliran dana yang masuk dan keluar, dan data harga historis. Dari esensinya, dapat dikatakan
analisis teknikal tidak melihat kondisi fundamental badan usaha. Analisis teknikal dapat dikatakan analisis yang “terlambat”. Dikatakan
seperti itu karena analisis teknikal hanyalah analisis yang mengikuti tren harga dari suatu saham atau sekuritas tertentu. Lantas siapakah yang menciptakan tren
harga? Jawabannya bisa siapa saja, asalkan pihak tersebut memiliki dana yang cukup besar untuk menggerakkan pasar. Bisa saja investor asing, perusahaan
investasi, sekelompok masyarakat, investor individu, atau bahkan perusahaan yang memperjual belikan sahamnya sendiri. Nah, dari sini kita bisa menangkap
kesimpulan kalau analisis teknikal hanyalah analisis yang “ikut-ikutan” saja. Karena hanya “ikut-ikutan”, maka tidak ada analisis teknikal yang dapat
menunjukkan sinyal beli di titik terendah dan jual di titik tertinggi. Analis teknikal hanya fokus pada pergantian tren, jika tren sudah berganti baru para analis
tersebut mengambil posisi. Karena data yang diolah relatif lebih sedikit dibanding analisis
fundamental, maka analisis teknikal lebih praktis untuk dilakukan. Selain itu ada program-program komputer canggih yang dapat membantu anda dalam
menganalisis harga. Namun praktis bukan berarti mudah. Dibutuhkan pemahaman
Universitas Sumatera Utara
Peramalan Pergerakan Harga Saham Perusahaan Go-Public
yang kompleks dalam memahami dasar-dasar analisis teknikal sebelum menerapkannya.
2.6. Kerangka Konseptual