Analisis Risiko dan Peramalan Harga Saham dalam Keputusan Investasi pada Perusahaan Perkebunan di PT Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS KETIMPANGAN DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

PROVINSI BANTEN

OLEH ANDRI PRIYANTO

H14094023

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(2)

RINGKASAN

Andri Priyanto. Analisis Ketimpangan dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si.

Pertumbuhan ekonomi merupakan realisasi hasil pembangunan ekonomi yang dilaksanakan pada suatu daerah dalam suatu periode. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tidak terlepas dari perkembangan masing masing kabupaten/kota, dimana masih terjadi perbedaan kegiatan ekonomi yang berakibat kecilnya nilai tambah yang dihasilkan masing masing daerah, sehingga terjadi ketimpangan. Fenomena ketimpangan antar kabupaten/kota di Provinsi Banten itu sendiri, salah satunya disebabkan oleh perbedaan tenaga kerja, modal dan teknologi, yang merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi. Keberadaan tenaga kerja, modal dan teknologi akan mendorong terjadinya peningkatan produktivitas bagi faktor-faktor produksi, dan sebaliknya apabila mengabaikannya akan menurunkan produktivitas.

Beberapa studi menunjukkan bahwa ketersediaan tenaga kerja, modal dan teknologi dengan PDRB ternyata mempunyai hubungan yang erat. Adapun tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran pembangunan ekonomi di Provinsi Banten, mengidentifikasi tingkat ketimpangan antar kabupaten/kota serta menganalisa besarnya pengaruh belanja modal, angkatan kerja dan angka melek huruf terhadap pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini menggunakan data panel, dengan jumlah individu yang digunakan yaitu 6 kabupaten/kota dalam kurun waktu 8 tahun (2001 - 2008), sehingga jumlah observasi 48, bersumber dari BPS Provinsi Banten. Gambaran pembangunan, ketimpangan, dan faktor faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten dianalisis dengan beberapa metodologi yaitu analisis deskriptif, indeks williamson untuk menggambarkan ketimpangan kabupaten/kota di Provinsi Banten, klassen typologi untuk melihat kesenjangan klasifikasi tiap kabupaten/kota. Dengan analisis regresi metode fixed effect akan diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

Hasil perhitungan dengan analisis indeks williamson menunjukkan dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2008 di provinsi terjadi ketimpangan antar kabupaten/kota yang meningkat yaitu dari 0,63 sampai dengan 0,67, begitu juga berdasarkan klassen typologi hanya Kota Tangerang dan Kota Cilegon yang termasuk dalam daerah maju dan cepat tumbuh. Hasil analisis menunjukkan bahwa belanja modal, angkatan kerja berpengaruh nyata positif terhadap pertumbuhan ekonomi, namun angka melek huruf tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten. Hasil estimasi dari variabel-variabel bebas, angkatan kerja mempunyai nilai elastisitas yang terbesar yaitu sebesar 0,73 dan belanja modal pemerintah sebesar 0,11. Angkatan kerja relatif lebih elastis terhadap pertumbuhan ekonomi diharapkan pemerintah Provinsi Banten perlu memberikan perhatian lebih supaya produktivitas dan kualitasnya semakin meningkat.


(3)

ANALISIS KETIMPANGAN DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI

PROVINSI BANTEN

OLEH ANDRI PRIYANTO

H14094023

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009


(4)

Judul Skripsi Nama NRP

: : :

Analisis Ketimpangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Banten Andri Priyanto

H14094023

dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si. NIP. 19620816 198701 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Ekonomi

Dedi Budiman Hakim, Ph.D. NIP. 19641022 198903 1 003


(5)

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, Oktober 2009

Andri Priyanto NIM. H14094023


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Andri Priyanto lahir pada tanggal 26 April 1979, di Magelang (Jawa Tengah). Penulis merupakan anak keempat dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Sukamto dan Ibu Trimurti. Penulis menamatkan sekolah dasar pada SD Negeri Cacaban Satu Magelang, pada tahun 1991, selanjutnya menamatkan jenjang SLTP pada SMP Negeri Empat Magelang pada tahun 1994. Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN Lima Magelang, Jawa Tengah dan lulus pada tahun 1997.

Setelah tamat SMA, pada tahun 1997 penulis melanjutkan pendidikan ke Akademi Ilmu Statistik (AIS) Jakarta, lulus pada tahun 2000, dan langsung melanjutkan ke Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta, tamat pada tahun 2001 dengan gelar Sarjana Sains Terapan (S.St). Setelah itu bekerja pada Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara selama lebih kurang 5 tahun 7 bulan. Pada tahun 2003 penulis menikah dengan Aning Widiarti dan sampai dengan sekarang sudah mempunyai satu putra dengan nama Muhammad Rizqi Al Fajri Wicaksono dan seorang putri bernama Aisyah Rizqia Putri Salsabila. Pada tahun 2007 penulis dipindah tugaskan ke Badan Pusat Statistik Provinsi Banten.

Pada tahun 2009, penulis melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi pada Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor Penyelenggaraan Khusus Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor hasil kerja sama BPS dan IPB. Sesuai dengan aturan yang ada, penulis harus mengikuti proses matrikulasi dan menyusun skripsi pada akhir kegiatan matrikulasi tersebut sebagai syarat memasuki jenjang strata dua (S-2) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Untuk itulah, penulis menyusun skripsi ini.


(7)

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ ANALISIS KETIMPANGAN DAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI BANTEN” ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian penyusunan skripsi ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2009

Andri Priyanto H14094023


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan dan penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral-spritual dan material kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada:

1. Dr. Rusman Heriawan, Kepala Badan Pusat Statistik yang telah membuka kesempatan bagi pegawai BPS untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan melalui program tugas belajar pasca sarjana.

2. Ir. Nanan Sunandi, M.Sc., Kepala BPS Provinsi Banten yang telah mengijinkan saya mengikuti seleksi tugas belajar di Institut Pertanian Bogor. 3. Drs. Nyoto Widodo, ME., Kepala Pusdiklat BPS. Terima kasih untuk waktu

dan pelayanan dari semua pihak di Pusdiklat.

4. Dr. Ir. Wiwiek Rindayati, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan perhatian dalam penyelesaian skripsi ini. 5. D. S. Priyarsono, Ph.D., selaku dosen penguji yang telah bersedia untuk

menguji penulis dan memberikan saran dan masukan demi perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Trimurti yang tercinta, atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan, restumu adalah kunci surga bagiku. Penuh kesabaran, ketabahan dan kesetiaan selalu memberi motivasi dan menyemangatiku, Aning Widiarti istriku tersayang, semoga Allah SWT senantiasa melindungimu.

7. Segenap dosen pengajar di Departemen Ilmu Ekonomi IPB yang telah mentransfer ilmunya kepada penulis dengan penuh tanggung jawab.

8. Rekan-rekan mahasiswa kelas khusus BPS-IPB angkatan 2009, semoga semakin kompak dan sukses selalu.

9. Semua pihak yang telah berperan dalam mendukung terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………...………. DAFTAR TABEL………..….………….. DAFTAR GAMBAR………..….…………. DAFTAR LAMPIRAN………...……….. I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ……….…….……….. 1.2 Permasalahan …….……….…….……….. 1.3 Tujuan penelitian ……….….………….. 1.4 Manfaat Penelitian ………..……….……….. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka ……….………... 2.1.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)……… 2.1.2 Pertumbuhan ekonomi ... 2.1.3 Perubahan Struktur Ekonomi ... 2.1.4 Ketimpangan Pembangunan Ekonomi Regional ... 2.1.5 Ketenagakerjaan ... 2.1.5.1Usia kerja ... 2.1.5.2Angkatan Kerja ... 2.1.5.3Bukan Angkatan Kerja ... 2.1.5.4Bekerja ... 2.1.5.5Kriteria Satu Jam (the one hour criterian) ………….. 2.1.5.6Pengangguran ……….. 2.1.6 Angka Melek Huruf ... 2.1.7 Belanja Modal ... 2.1.8 Tinjauan Beberapa Studi Terdahulu ... 2.2 Kerangka Teori ... ... ………..

2.2.1 Teori Pertumbuhan ...……… i iv vi vii 1 4 5 6 7 7 8 9 10 11 11 11 11 12 12 12 13 14 15 19 19


(10)

ii

2.2.2 Teori Ketimpangan... ... III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data……… 3.2 Metode Analisis Data ………. 3.2.1 Analisis Deskriptif ……… 3.2.2 Analisis Ketimpangan (Indeks Williamson)……… 3.2.3 Klassen Typologi ………... 3.2.4 Analisis Data Panel………....

3.2.4.1Metode Pooled OLS... 3.2.4.2Metode Fixed Effect... 3.2.4.3Metode Random Effect ... 3.3 Metode Pemilihan Model………...………...

3.3.1 Chow Test ... ……… 3.3.2 Haussman Test ... 3.4 Model Penelitian ... 3.5 Software Analisis Data ... 3.6 Evaluasi Model ...

3.6.1 Autokorelasi ... ……… 3.6.2 Uji Multikolinearitas ... 3.6.3 Uji Heteroskedasitas ... 3.7 Uji Statistik ... 3.7.1 Uji Statistik t ... ……… 3.7.2 Uji Statistik f ... 3.7.3 Koefisien Determinasi (R2) ... IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI BANTEN

4.1 Kondisi Geografis... 4.2 Penduduk Provinsi Banten ... 4.3 Kondisi Perekonomian... 4.4 Pembangunan Pendidikan ... 4.4.1 Pendidikan yang Ditamatkan... ………..

20 24 25 25 25 26 27 27 28 29 30 30 31 32 32 33 33 34 35 35 36 36 37 38 38 41 45 46


(11)

ANALISIS RISIKO DAN PERAMALAN

HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

DI PT BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

ABDUL ROZAK H34051515

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(12)

ii RINGKASAN

Abdul Rozak. H34051515. 2009. Analisis Risiko dan Peramalan Harga Saham dalam Keputusan Investasi pada Perusahaan Perkebunan di PT Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARMINI).

Pembiayaan yang dibutuhkan perusahaan perkebunan, mendorong perusahaan perkebunan memasuki pasar modal untuk menarik investor dalam bentuk perusahaan yang go public. Hal ini dikarenakan para pemilik modal tidak lagi menyimpan dana dalam bentuk barang yang tidak produktif, tetapi mereka mencoba mendapatkan kesempatan memperoleh laba dari deviden jangka panjang atau capital gain pada jangka pendek. Oleh karena itu kedua kepentingan tersebut dipertemukan dalam transaksi di pasar modal (Bursa Efek).

Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan profil perusahaan AALI, LSIP dan UNSP. Melakukan Proyeksi pergerakan saham emiten AALI, LSIP dan UNSP di tahun 2009. Menganalisis tingkat risiko (Value at Risk) yang dihadapi investor pada saham-saham emiten AALI, LSIP, UNSP dan merumuskan keputusan investor sebagai implikasi terhadap risiko yang akan dihadapi dan melihat pergerakan emiten saham AALI, LSIP dan UNSP pada PT Bursa Efek Indonesia di tahun 2009.

Penelitian dilakukan di PT Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive melihat kompetensi PT Bursa Efek Indonesia yang dapat memberikan informasi dan data yang relevan dalam kaitannya dengan pasar modal di Indonesia. Waktu penelitian berlangsung pada bulan Februari–Mei 2009. Saham perusahaan terpilih adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP), dan PP London Sumatera Tbk. (LSIP). Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari serial data harga penutupan saham harian perusahaan sektoral perkebunan terpilih di lantai bursa 1 Januari 2006 – 30 April 2009 dengan basis data 13 Oktober 2008 – 30 April 2009. Pengolahan data yang telah diperoleh dengan menggunakan program Microsoft Excel 2007, Minitab versi 14, QSB dan Eviews 4.1. Pengolahan data untuk menduga harga saham emiten sektoral terpilih dengan metode peramalan time

series terbaik, sedangkan dalam menganalisis tingkat risiko yang mungkin

ditanggung investor (Value at Risk – VaR) dilakukan dengan metode ARCH/GARCH untuk mendapatkan nilai VaR.

Pilihan ramalan untuk meramalkan pergerakan harga saham emiten AALI, LSIP dan UNSP secara beurutan adalah ARIMA (2,1,1), ARIMA (1,1,0), dan ARIMA (1,1,1). Peramalan untuk pergerakan harga saham harian penutupan untuk ketiga emiten dengan metode yang dipilih (metode ARIMA) memiliki kecenderungan (trend) yang meningkat. Dalam penilaian tingkat risiko digunakan model ARCH (1), ARCH (1), dan GARCH (1,2) untuk masing-masing emiten AALI, LSIP dan UNSP. Nilai risiko harian untuk AALI=7,98 persen, LSIP=8,21 persen dan UNSP=10,4 persen. Kombinasi hari ramalan harga dan lama berinvestasi, apabila dilakukan analisis dalam hal per emiten, maka keputusan investasi yang tepat dilakukan oleh investor dengan karakteristik perilaku risk averter (sikap umum pelaku saham di Indonesia) memiliki kecenderungan tertarik


(13)

pada saham AALI, maka investor harus melakukan penjualan sehari setelah pembelian dikarenakan memiliki risiko serta rasio capital loss yang relatif lebih kecil. Sementara itu untuk emiten LSIP, pilihan sebaiknya diberikan pada ramalan harga dan lama investasi di lima, sepuluh dan dua puluh hari ke depan dikarenakan memiliki rasio capital loss relatif lebih kecil dibandingkan yang lainnya pada waktu tersebut. Lain halnya dengan UNSP, dimana emiten ini memiliki kecenderungan yang bertolak belakang dengan teori risiko. Risiko yang lebih tinggi dibandingkan emiten AALI dan LSIP tidak menjamin return yang tinggi pula. Hal ini tampak terlihat dari berbagai kombinasi yang dibuat, rasio capital gain-loss untuk UNSP relatif lebih besar menghasilkan dampak kerugian apabila diasumsikan terjadi risiko.


(14)

iv

ANALISIS RISIKO DAN PERAMALAN

HARGA SAHAM DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN

DI PT BURSA EFEK INDONESIA

ABDUL ROZAK H34051515

Skrispi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR


(15)

Judul skripsi : Analisis Risiko dan Peramalan Harga Saham dalam Keputusan Investasi pada Perusahaan Perkebunan di PT Bursa Efek Indonesia

Nama : Abdul Rozak

NRP : H34051515

Disetujui, Pembimbing

Ir. Harmini, MSi NIP. 131 688 732

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(16)

vi

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Risiko dan Peramalan Harga Saham dalam Keputusan Investasi pada Perusahaan Perkebunan di PT Bursa Efek Indonesia ” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

Abdul Rozak H34051515


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Condet, Jakarta pada tanggal 18 Agustus 1986. penulis adalah anak kelima dari tujuh bersaudara dari pasangan H. Mat Rodji dan Hj. Atiah.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 09 Batu Ampar pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2002 di SLTP Negeri 49 Jakarta. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 48 Jakarta diselesaikan pada tahun 2005.

Penulis diterima Tingkat Persiapan Bersama (TPB), Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2005 dengan sistem Mayor-Minor. Pada tahun 2006 penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis tercatat sebagai pengurus Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada komisi A periode tahun 2006-2007. Pada internal Departemen Agribisnis penulis tercatat sebagai pengurus Rohis ”FRESH AGB” pada periode tahun 2006-2009. Selain itu pada masa pendidikannya tercatat sebagai Asisten Praktikum Ekonomi Umum Tingkat Persiapan Bersama selama tahun 2007 dan tahun 2008. Sekarang ini penulis sedang aktif dalam keanggotaan PAMJAKI.


(18)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam penulis hanturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Analisis Risiko dan Peramalan Harga Saham dalam Keputusan Investasti pada Perusahaan Perkebunan di PT Bursa Efek Indonesia”.

Penelitian ini bertujuan untuk meramalkan pergerakan harga saham emiten perkebunan di Bursa Efek Indonesia dan menilai tingkat risiko yang disebabkan oleh pergerakan harga saham itu sendiri untuk membantu para investor dalam membuat keputusan investasi yang menguntungkan dan memiliki tingkat risiko yang minimal. Semoga penelitian ini bermanfaat untuk semua pihak yang membacanya tanpa terkecuali sehingga dengan adanya penelitian ini memberi manfaat dan inspirasi untuk kita semua yang membacanya untuk terus berkarya, berdo’a dan bertawakal terus kepada sang Khalik, ALLAH SWT.

Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan dalam karya penulis ini dikarenakan keterbatasan dan kendala yang dihadapi selama kegiatan penelitian dan penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada karya penulis ini sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Juni 2009

Abdul Rozak H34051515


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur penulis kepada ALLAH SWT, Tuhan Yang Maha Esa, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1) Ir. Harmini, MSi selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah banyak diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini, semoga ALLAH SWT memberikan yang terbaik buat Ibu.

2) Ir. Popong Nurhayati, MM selaku dosen penguji utama, yang telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

3) Tintin Sarianti, SP, MM selaku dosen penguji wakil departemen, yang juga telah memberikan banyak masukan dan saran kepada penulis.

4) Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan selama penulis menjalankan kegiatan perkuliahan.

5) Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Agribisnis yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.

6) Pihak PT Bursa Efek Indonesia dan RPPM yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi yang dibutuhkan penulis di dalam menyelesaikan penelitian ini.

7) Orang tua dan keluarga tercinta atas semua dukungan moril dan materi yang tidak akan pernah putus disematkan pada anaknya dan saudaranya ini. Semoga semua amal kita diterima ALLAH SWT dan semoga ini menjadi persembahan awal untuk mendatangkan persembahan terbaik lainnya.

8) Teman-teman seperjuangan agebers 42, terima kasih atas semangat dan bantuan sharing selama penelitian ini. Temen petualang saya Pondok Iwan crew (Bayu, Fey, Gito, Hary, Isnur, Nawi, Noel, Najmi, Teguh dan Sule), semua anak-anak Kosan Teguh yang sering direpotin, Ibu-Ibu PKK (Rina, Amel, Sari, Tiara, Hepy, Ayu, Cila) dan Kurawa Genk (agung, andri, herry, nanang, very dan para alumni fahutan di kurawa) you’re the best friends. Makasih buat semua yang sudah membantu penulis dalam penelitian ini (Novy, Ratna, Wiyanto, Eca, Cie Ndut dan semua anak AGB yang sudah memberi saya semangat untuk menyelesaikan skripsi ini).


(20)

x 9) Semua anak AGB 42 khususnya yang baik dan pintar dimana namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas persahabatan, canda, tawa, dan dukungan yang diberikan selama ini khususnya pada saat penyelesaian skripsi dan semoga kita menjadi orang-orang yang sukses.

10) Teman-teman satu KKP di Desa Pagon, Kec. Purwadadi dan Subang, yang telah memberikan semangat dan keceriaan yang tidak terlupakan.

11) Irfan Hadi, yang telah menjadi pembahas pada seminar saya dan memberikan masukan-masukan terhadap penyelesaian skripsi.

12) Teman-teman satu bimbingan saya, Irfan Hadi, Dian Lestari, dan Grace yang telah membantu dan memberikan semangat. Dani, Zulvan, dan Janri

(Al Azhar Crew) yang menjadi teman seperjuangan dan memberikan bantuan

terhadap penyelesaian skripsi.

13) Semua orang yang pernah direpotkan oleh penulis selama melakukan penelitian ataupun pada masa kuliah, thanks a lot. Terima kasih untuk semua orang yang tidak saya sebutkan satu persatu, intinya semua telah kita jalani dan langkah berikutnya menunggu arahan dari diri kita sendiri.

Bogor, Juni 2009


(21)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan ... 8

1.4. Manfaat ... 8

1.5. Ruang Lingkup ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Proyeksi Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia Hingga Tahun 2010 ... 10

2.2. Pembiayaan Agribisnis ... 11

2.3. Pasar Modal ... 12

2.3.1. Alasan Dibentuknya Pasar Modal ... 13

2.3.2. Peranan Pasar Modal ... 14

2.3.3. Macam Pasar Modal ... 16

2.4. Saham ... 16

2.5. PT Bursa Efek Indonesia ... 19

2.5.1. Sejarah PT Bursa Efek Indonesia ... 19

2.5.2. Mekanisme Transaksi PT Bursa Efek Indonesia .... 21

2.6. Peran Pasar Modal dalam Pengembangan Agribisnis Perkebunan di Indonesia ... 26

2.7. Indeks LQ45 ... 28

2.8. Investasi ... 28

2.8.1. Pengertian Investasi ... 28

2.8.2. Instrumen Investasi ... 29

2.8.3. Manajemen Investasi ... 29

2.8.4. Risiko Investasi ... 30

2.8.5. Sikap Individu (Pemodal) Terhadap Risiko ... 31

2.9. Analisis Fundamental dan Teknikal ... 33

2.10. Metode Peramalan Time Series ... 34

2.11. Pemilihan Metode Peramalan ... 37

2.12. Metode ARCH-GARCH ... 38

2.13. Value at Risk ... 39

2.14. Strategi Keputusan Investasi Aktif ... 39

2.15. Penelitian Terdahulu ... 40

2.16. Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu ... 41

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 42

IV METODE PENELITIAN ... 45

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45


(22)

xii 4.3. Data dan Intrumentasi ... 46 4.4. Metode Pengumpulan Data ... 46 4.5. Metode Pengolahan Data ... 46 4.5.1. Metode Peramalan Harga Saham ... 47 4.5.2. Model ARCH/GARCH ... 51 4.6. Definisi Operasional ... 58 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... . 59

5.1. Profil PT Astra Agro Lestari,Tbk ... 59 5.1.1. Sekilas PT Astra Agro Lestari, Tbk ... 59 5.1.2. Kinerja Saham PT Astra Agro Lestari, Tbk ... 60 5.1.3. Kinerja Umum PT Astra Agro Lestari, Tbk ... 61 5.2. Profil PT PP London Sumatra,Tbk ... 62 5.2.1. Sekilas PT PP London Sumatra, Tbk ... 62 5.2.2. Kinerja Saham PT PP London Sumatra .Tbk ... 63 5.2.3. Kinerja Umum PT PP London Sumatra .Tbk ... 64 5.3. Profil PT Bakrie Sumatra Plantations .Tbk dan Anak

Perusahaan ... 65 5.3.1. Sekilas PT Bakrie Sumatra Plantations .Tbk

dan Anak Perusahaan ... 65 5.3.2. Kinerja Saham PT Bakrie Sumatra Plantations .Tbk

dan Anak Perusahaan ... 66 5.3.3. Kinerja Umum PT Bakrie Sumatra Plantations .Tbk

dan Anak Perusahaan ... 68 VI PERAMALAN HARGA SAHAM ... 73 6.1. Peramalan Harga Saham Emiten AALI ... 73 6.1.1. Eksplorasi Pola Data Harga Saham AALI ... 73 6.1.2. Metode Peramalan Harga Saham AALI ... 75 6.1.3. Peramalan Harga Saham AALI ... 77 6.1. Peramalan Harga Saham Emiten LSIP ... 77 6.1.1. Eksplorasi Pola Data Harga Saham LSIP ... 77 6.1.2. Metode Peramalan Harga Saham LSIP ... 80 6.1.3. Peramalan Harga Saham LSIP ... 81 6.1. Peramalan Harga Saham Emiten UNSP ... 81 6.1.1. Eksplorasi Pola Data Harga Saham UNSP ... 81 6.1.2. Metode Peramalan Harga Saham UNSP ... 84 6.1.3. Peramalan Harga Saham UNSP ... 85 VII TINGKAT RISIKO HARGA SAHAM ... 86 7.1. Tingkat Risiko Emiten AALI ... 86 7.1.1. Identifikasi Efek ARCH Saham Emiten AALI ... 86 7.1.2. Estimasi Model Saham Emiten AALI ... 88 7.1.3. Pemilihan Model Terbaik Saham Emiten AALI ... 88 7.1.4. Evaluasi Model Saham Emiten AALI ... 89 7.1.5. Peramalan Ragam Saham Emiten AALI ... 89 7.2. Tingkat Risiko Emiten LSIP ... 90 7.2.1. Identifikasi Efek ARCH Saham Emiten LSIP ... 90 7.2.2. Estimasi Model Saham Emiten LSIP ... 92 7.2.3. Pemilihan Model Terbaik Saham Emiten LSIP ... 92


(23)

7.2.4. Evaluasi Model Saham Emiten LSIP ... 93 7.2.5. Peramalan Ragam Saham Emiten LSIP ... 93 7.3. Tingkat Risiko Emiten UNSP ... 94 7.3.1. Identifikasi Efek ARCH Saham Emiten UNSP ... 94 7.3.2. Estimasi Model Saham Emiten UNSP ... 96 7.3.3. Pemilihan Model Terbaik Saham Emiten UNSP ... 96 7.3.4. Evaluasi Model Saham Emiten UNSP ... 97 7.3.5. Peramalan Ragam Saham Emiten UNSP ... 97 7.4. Implikasi Peramalan Harga Saham dan

Tingkat Risiko Terhadap Strategi Kombinasi

Keputusan Investasi Aktif ... 98 VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

8.1. Kesimpulan ... 103 8.2. Saran ... 104 DAFTARPUSTAKA ... 106 LAMPIRAN ... 109


(24)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Gross Domestic Product (GDP) Sektor Pertanian Indonesia

Tahun 2004-2007 ... 1 2. Proyeksi Luas Perkebunan Kelapa Sawit Milik Negara

dan Swasta di Indonesia pada Tingkat Pertumbuhan Konstan

2 % Per Tahun Hingga 2010 ... 11 3. Kebutuhan Pembiayaan Sektor Agribisnis ... 12 4. Ringkasan Perbandingan Akurasi Nilai MSE Hasil Penerapan

Metode Peramalan Pergerakan Harga Saham Penutupan Harian

Emiten AALI ... 76 5. Ringkasan Perbandingan Akurasi Nilai MSE Hasil Penerapan

Metode Peramalan Pergerakan Harga Saham Penutupan Harian

Emiten LSIP ... 80 6. Ringkasan Perbandingan Akurasi Nilai MSE Hasil Penerapan

Metode Peramalan Pergerakan Harga Saham Penutupan Harian

Emiten UNSP ... 84 7. Fungsi AC dan PAC dari Return kuadrat Saham

Emiten AALI ... 87 8. Estimasi Model ARCH/GARCH Harga Saham

Emiten AALI ... 88 9. Tingkat Risiko dengan SK 95% pada Saham Emiten AALI ... 90 10. Fungsi AC dan PAC dari Return kuadrat Saham

Emiten LSIP ... 91 11. Estimasi Model ARCH/GARCH Harga Saham

Emiten LSIP ... 92 12. Tingkat Risiko dengan SK 95% pada Saham Emiten LSIP ... 94 13 Fungsi AC dan PAC dari Return kuadrat Saham

Emiten UNSP ... 95 14. Estimasi Model ARCH/GARCH Harga Saham

Emiten UNSP ... 96 15. Tingkat Risiko dengan SK 95% pada Saham Emiten UNSP ... 98 16. Penilaian Investasi Kombinasi Peramalan dan


(25)

17. Penilaian Investasi Kombinasi Peramalan dan

Penilain Risiko (5) ... 100 18. Penilaian Investasi Kombinasi Peramalan dan

Penilain Risiko (10) ... 100 19. Penilaian Investasi Kombinasi Peramalan dan

Penilain Risiko (20) ... 101


(26)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Return Indeks Saham Sektoral BEI, Tahun 2007 ... 5 2. Bagan Pasar Keuangan ... 13 3. Mekanisme Transaksi Perdagangan di PT. BEI ... 22 4. Kurva Indiferen Sikap Investor Terhadap Risiko ... 32 5. Kerangka Pemikiran ... 44 6. Plot Data Harga Saham Penutupan PT Astra Agro Lestari, Tbk

Periode Januari 2006-April 2009 dan

Plot Basis Data untuk Penelitian ... 74 7. Korrelogram ACF dan PACF Harga Saham Emiten AALI ... 75 8. Plot Data Harga Saham Penutupan PT PP London Sumatra, Tbk

Periode Januari 2006-April 2009 dan

Plot Basis Data untuk Penelitian ... 78 9. Korrelogram ACF dan PACF Harga Saham Emiten LSIP ... 79 10. Plot Data Harga Saham Penutupan PT. Bakrie Sumatra

Plantations dan Anak Perusahaan Periode Januari 2006-

April 2009 dan Plot Basis Data untuk Penelitian ... 82 11. Korrelogram ACF dan PACF Harga Saham Emiten UNSP ... 83 12. Return Saham Emiten AALI ... 86 13. Ringkasan Statistik Return AALI ... 87 14. Return Saham Emiten LSIP ... 90 15. Ringkasan Statistik Return LSIP ... 91 16. Return Saham Emiten UNSP ... 94 17. Ringkasan Statistik Return UNSP ... 95


(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Data Harga Penutupan Saham AALI, UNSP dan LSIP ... 110 2. Daftar LQ45 di PT Bursa Efek Indonesia

Periode 1 Agustus 2008 – Januari 2009 ... 112 3. Hasil ARIMA (2,1,0), ARIMA (1,1,0), dan ARIMA (1,1,1)

Untuk Emiten AALI, LSIP, dan UNSP ... 113 4. Hasil Peramalan Harga Saham untuk AALI, LSIP, dan

UNSP ... 115 5. Metode ARCH (1), ARCH (1), dan GARCH (1,2)

untuk AALI, LSIP dan UNSP ... 117 6. Hasil Peramalan Ragam ARCH (1) pada Saham

Emiten AALI ... 124 7. Hasil Peramalan Ragam ARCH (1) pada Saham

Emiten LSIP ... 125 8. Hasil Peramalan Ragam GARCH (1,2) pada Saham

Emiten UNSP ... 126


(28)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris yang memiliki kekayaan sumberdaya hayati dan ekosistem yang beragam. Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan komoditi pertanian. Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu sektor penyumbang pendapatan negara.

Salah satu subsektor pertanian yang memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto adalah perkebunan. Tahun 2006 sumbangan sektor perkebunan sebesar 1,89 persen bagi GDP Indonesia, sedangkan pada sektor pertanian sendiri menempati urutan ketiga setelah pangan dan perikanan dengan persentase 14,63 persen dari pertanian secara keseluruhan sumbangan sektor pertanian pada GDP Indonesia. Dari tahun 2004 sampai tahun 2006 sumbangan sektor pekebunan terus mengalami peningkatan dengan persentase peningkatan rata-rata 13,025 persen, dimana dari tahun 2004 ke tahun 2005 meningkat sebesar 13,7 persen tetapi mengalami peningkatan yang sedikit lebih kecil dari tahun sebelumnya sebesar 12,35 persen dari tahun 2005 ke tahun 2006.

Tabel 1. Gross Domestic Product (GDP) Sektor Pertanian Indonesia Tahun 2004-2007

Industrial Origin 2004 2005 2006* 2007** (1) (2) (3) (4) (5)

Agriculture, Livestock, Forestry and

Fishery 329.124,60 364.169,30 433.223,40 547.235,60

a. Food Crops 165.558,20 181.331,60 214.346,30 268.124,40 b. Estate Crops 49.630,90 56.433,70 63.401,40 84.459,20 c. Livestock and Its Product. 40.634,70 44.202,90 51.074,70 62.095,80 d. Forestry 20.290,00 22.561,80 30.065,70 35.734,10 e. Fishery 53.010,80 59.639,30 74.335,30 96.822,10 Ket : * = Data Sementara

** = Proyeksi


(29)

Isu pertama yang mewarnai subsektor perkebunan adalah adanya kecenderungan defisit (konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan produksi) di pasar internasional. Seperti ciri pasar sektor pertanian pada umumnya, subsektor perkebunan tidak dapat memanfaatkan kenaikan harga di pasar internasional yang berimbas juga pada pasar domestik secara optimal. Hal ini terjadi karena elastisitas harga yaitu respon produksi terhadap perubahan harga umumnya tidak elastis, dengan elastisitas antara 0,2 - 0,8. Dengan demikian kenaikan harga 1 persen direspon dengan kenaikan produksi yang kurang dari 1 persen. Kenaikan harga tersebut tidak secara optimal dapat dimanfaatkan melalui peningkatan produksi.

CPO yang merupakan produk hasil olahan subsektor perkebunan, yaitu kelapa sawit salah satu yang dapat merespon dengan cukup baik dampak kenaikan harga dengan peningkatan produksi sebesar 17 persen, dari sekitar 14,2 juta ton menjadi 14,6 juta ton pada tahun 2006. Kelapa sawit bukanlah tanaman asli Indonesia. Pengembangan kebun kelapa sawit pertama kali dilakukan pada tahun 1911 di tanah Itam Ulu oleh Maskapai Oiliepalmen Cultuur dan di pulau raja oleh maskapai Huilleries de Sumatra-RCMA. Perluasan perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara signifikan berawal pada tahun 1977 dengan dimulainya program Nucleus Estate and Smallholder (NES) atau Perkebunan Inti Rakyat (PIR)1

Hasil analisis

.

Perkembangan kelapa sawit dan usahanya selalu beriringan dengan hasil olahannya yaitu, crude palm oil (CPO) disamping PKO. Perkembangan CPO tidak terlepas dari permintaan pasar CPO dunia yang prospektif. Peluang pasar konsumsi diperkirakan tumbuh 3,5 persen - 4 persen per tahun; perdagangan sekitar 3,8 persen per tahun. Sampai dengan tahun 2010, peluang pasar CPO Indonesia dari sisi konsumsi diperkirakan tumbuh antara 4 persen - 6 persen per tahun dan dari sisi ekspor 5 persen - 8 persen per tahun.

2

1Agro Observer Bundel No. 1-6 Tahun I Halaman 36 2Loc.cit

yang dilakukan FAO (2001), Mielka (2001), dan Susila (2001) menunjukkan peluang peningkatan konsumsi CPO masih terbuka. Peluang peningkatan konsumsi CPO untuk jangka panjang sampai dengan tahun 2025 diperkirakan akan mengalami tiga fase pertumbuhan. Pada fase pertumbuhan pertama atau fase pertumbuhan cepat (tahun 2005-2010), konsumsi CPO


(30)

3 diperkirakan masih cukup tinggi, walaupun lebih rendah dari dekade terakhir. Fase kedua (tahun 2010-2017) dikenal dengan fase pertumbuhan yang lambat, namun masih lebih tinggi dari pertumbuhan produk kompetitornya yaitu pertumbuhan minyak kedele. Fase ketiga (tahun 2017-2025) dikenal sebagai pertumbuhan yang alami (neutral) yaitu pada saat pasar mulai jenuh dan pertumbuhan konsumsi hanya sekitar 1,5 persen per tahun.

Peluang ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena menuntut produktivitas kelapa sawit yang baik untuk dapat menjamin pemanfaatan peluang tersebut. Tetapi bukan peluang itu tanpa masalah, pemanfaatan peluang pasar CPO ini dihadapkan pada pertanaman kelapa sawit di Indonesia sebagian besar berumur 20-25 tahun yang sudah mencapai akhir siklus umur tanaman. Hal yang tentu mempengaruhi produktivitas kelapa sawit indonesia dan pada akhirnya peluang pasar konsumsi CPO dalam negeri bahkan ekspor terancam dalam pemenuhannya.

Sektor pertanian khususnya agribisnis merupakan penyumbang ekspor bersih penting selama 30 tahun Indonesia membangun, pada masa krisis ini tetap bertahan (Saragih, 2001). Menurut Saragih (2001) pengalaman ini seharusnya menyadarkan kita semua (termasuk pemerintah), bahwa kita harus meninggalkan strategi industrialisasi berspektrum luas (broad-based industries) yang menekankan pada industri-industri yang tidak berbasis dalam negeri (footloose industries) dan strategi industrialisasi yang berbasis teknologi berbasis impor (high-tech industries) serta kembali ke strategi industrialisasi berbasis sumberdaya domestik (domestic resources based).

Salah satu komponen yang mendukung sektor pertanian Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian baik perusahaan industri hulu (penyedia sarana-sarana pertanian), perusahaan on-farm, perusahaan industri hilir (pengolahan produk-produk pertanian) maupun jasa pemasaran dan jasa penunjang lainnya. Untuk dapat bertahan di masa ini perusahaan agribisnis membutuhkan koordinasi dan kinerja yang efektif dan efisisien juga termasuk peningkatan skala usaha untuk pengembangan perusahaan, salah satu faktor yang menentukan adalah modal yang dimiliki perusahaan.


(31)

Pembangunan agribisnis yang bersifat domestic resources based diharapkan mampu mewujudkan perekonomian yang berkemandirian dan berkeadilan di masa yang akan datang. Karena Indonesia merupakan negara agraris maka sudah selayaknya sebagai negara kaya akan potensi pertanian maka prioritas penanaman investasi adalah di bidang pertanian (Saragih, 2001).

Pada suatu perusahaan, modal yang menjadi faktor penentu perkembangan suatu usaha memperoleh dana tidak cukup hanya dengan dana internal. Perusahaan membutuhkan sejumlah modal yang besar secara eksternal (Keown dkk, 1999). Dalam usaha meningkatkan modal perusahaan yang menarik dana dari luar, perusahaan harus memperhatikan masalah jumlah dana yang dibutuhkan, tingkat suku bunga jaminan dan jangka waktu untuk memperoleh dan pengembaliannya. Disamping itu, jenis dana yang ditarik tidak kalah penting pula untuk dipertimbangkan apakah dana yang ditarik itu berbentuk pinjaman atau modal sendiri (Hartono, 2001).

Tahun 1987 sejalan dengan semakin besarnya kebutuhan dana investasi dan pembangunan, serta perlunya menciptakan iklim usaha yang kondusif, pemerintah mulai menyadari peran strategis pasar modal (Suta, 2000). Pasar modal merupakan salah satu instrumen untuk memobilisasi dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan dan sebagai wadah bagi kalangan dunia usaha untuk membiayai pembelanjaan perusahaan.

Perkembangan pasar modal berkorelasi dengan baik pada semakin banyaknya perusahaan yang memasuki pasar modal. Hal ini tercermin dari banyaknya emiten yang telah mendaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu perkembangan saham sektoral menjadi titik fundamental kegiatan pasar modal. Berdasarkan return indeks saham sektoral pada tahun 2007, merupakan ilustrasi yang menggambarkan menariknya kinerja sektoral di bursa saham. Salah satu sektoral yang patut dipertimbangkan dalam memajukan perekonomian dan pilihan investasi adalah sektor agribisnis (115,39 persen) yang menempati urutan kedua setelah pertambangan yang memiliki persentase 240,91 persen.


(32)

5 Gambar 1. Return Indeks Saham Sektoral Bursa Efek Indonesia, Tahun 2007

Sumber : Bloomberg, Tahun 20073

Langkah penting yang dilakukan oleh pemilik modal untuk memilih alternatif investasi yang sesuai dengan tujuan investasi dapat memanfaatkan informasi yang akurat dan relevan mengenai proyeksi emiten saham dan menetapkan investasi pada emiten dengan risiko seminimum mungkin. Berhubungan dengan hal tersebut studi ini bertujuan untuk menganalisis risiko yang dihadapi emiten saham-saham perusahaan perkebunan terintegrasi pada penyediaan bibit, budidaya dan penghasil/olahan CPO terpilih sekaligus meramalkan pergerakan emiten harga penutupan saham tersebut selama tahun

Perusahaan agribisnis dalam negeri sudah banyak yang memanfaatkan pasar modal (Bursa Efek Indonesia) sebagai sumber pembiayaan perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini tentu memperlihatkan bagaimana para pelaku agribisnis menyadari pentingnya pembiayaan untuk menopang kinerja perusahaan yang mereka jalankan terutama perusahaan go public. Hubungan dengan para investor melalui pasar modal mutlak diperlukan dalam menunjang aktivitas perusahaan.

Perkembangan perusahaan agribisnis yang masuk dalam emiten di Bursa Efek Indonesia memberi dampak positif dalam alternatif pilihan bagi para investor yang berminat dalam sektor agribisnis untuk menanamkam modalnya. Satu hal yang perlu dipahami investor adalah memahami pasar. Pasar saham bergerak terus dengan modal investasi sebagai penggeraknya. Salah satu pendorong investor untuk masuk ke pasar (membeli atau menjual), adalah adanya antisipasi kemungkinan kejadian di masa depan.

3


(33)

2009. Pada akhirnya studi ini akan membantu pemilik modal dalam memutuskan investasi pada sektor perkebunan khususnya perusahaan perkebunan terintegrasi pada penyediaan bibit, budidaya dan penghasil/olahan di dalam negeri.

1.2. Perumusan Masalah

Agribisnis sebagai suatu sistem yang merupakan konsep dari suatu sistem yang integratif yang terdiri dari sub-sistem. Kinerja masing–masing sub-sistem akan sangat ditentukan keterkaitan dengan sub-sistem lainnya. Sistem agribisnis terdiri atas up strem, on farm, down stream dan didukung oleh lembaga penunjang. Dalam sub-sistem up stream kegiatan ekonomi berkenaan dengan penyediaan bahan baku (bibit), sub sistem on farm meliputi kegiatan budidaya, sub-sistem down stream berkaitan dengan pengolah hasil dan distribusi ke konsumen, dan lembaga penunjang adalah lembaga yang terkait yang mendukung kegiatan bisnis.

Salah satu sub-sektor agribisnis adalah perkebunan, dimana perkembangan sektor perkebunan cukup membanggakan karena menjadi sektor yang memiliki peranan besar dalam perdagangan ekspor Indonesia, seperti karet, kakao ataupun kelapa sawit (CPO). Tetapi seiring perkembangan permintaan ini terdapat permasalahan penting yang mempengaruhi kapasitas perusahaan untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat. Permasalahan ini datang dari sub-sistem on-farm, umur pohon di perkebunan telah memasuki umur akhir siklus tanaman (20-25 tahun). Hal ini tentu akan mempengaruhi produktivitas produk perkebunan itu sendiri, sehingga perlu dilakukan peremajaan yang memang mutlak diperlukan. Masalah terus berlanjut pada pembiayaan untuk menunjang visi dan misi perusahaan sektor perkebunan untuk merespon peluang konsumsi pasar pada produk perkebunan (karet, kakao, CPO).

Pembiayaan yang dibutuhkan perusahaan perkebunan, mendorong perusahaan perkebunan memasuki pasar modal untuk menarik investor dalam bentuk perusahaan yang go public. Hal ini dikarenakan para pemilik modal tidak lagi menyimpan dana dalam bentuk barang yang tidak produktif, tetapi mereka mencoba mendapatkan kesempatan memperoleh laba dari deviden jangka panjang atau capital gain pada jangka pendek. Oleh karena itu kedua kepentingan tersebut dipertemukan dalam transaksi di pasar modal (Bursa Efek).


(34)

7 Apabila pilihan dipersempit pada saham-saham agribisnis perkebunan maka tiga pilihan emiten saham sektoral perkebunan yang sudah go public adalah PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP), dan PP London Sumatera Tbk. (LSIP). Ketiga perusahaan tersebut perlu dikaji untuk mendapat pilihan melihat kinerja dan eksistensi perusahaan di pasar bursa. Selain itu kinerja harga saham mereka mampu membuat sentimen pada sektor pertanian lain yang ada di pasar modal untuk berpengaruh positif atau negatif. Pilihan ini tidak serta merta memberi alasan mendasar bagi calon investor untuk melakukan keputusan investasi pada perusahaan perkebunan tersebut karena terdapat unsur ketidakpastian terkait risiko dan bagaimana proyeksi pergerakan harga saham pada masa-masa ke depan.

Keputusan investasi yang tepat pada perusahaan perkebunan terpilih, dapat dianalisis dengan menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis teknikal menjadi perhatian utama penulis untuk menganalisis keputusan investasi pada perusahaan perkebunan terpilih di PT Bursa Efek Indonesia. Pemilihan PT Bursa Efek Indonesia sebagai tempat penelitian tidak lepas dari kebutuhan data dalam analisis teknikal ini yang menjadi perhatian penting dalam melakukan analisa adalah capital gain yang berimplikasi pada pergerakan harga saham emiten di pasar modal Indonesia berpusat di PT Bursa Efek Indonesia.

Pemanfaatan data pergerakan harga saham emiten menggunakan dua alat analisis dari metode kuantitatif untuk mengukur dua hal penting dalam mempengaruhi keputusan investasi, yaitu pengukuran tingkat risiko (value at risk) dan peramalan pergerakan harga saham emiten perkebunan terpilih. Sehingga dengan analisis teknikal ini pemilik modal terutama mereka yang menginginkan keuntungan jangka pendek dapat memutuskan kapan harus membeli, menjual atau hanya menunggu dan melihat saja sebagai bagian dari keputusan investasinya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana gambaran umum perusahaan PT Astra Agro Lestari, Tbk (AALI), PT PP London Sumatra, Tbk (LSIP), dan PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk dan anak perusahaan (UNSP) ?


(35)

2. Bagaimana proyeksi pergerakan saham emiten AALI, LSIP dan UNSP di tahun 2009 ?

3. Bagaimana tingkat risiko (Value at Risk) yang dihadapi investor pada saham-saham emiten AALI, LSIP, UNSP dan merumuskan keputusan investasi sebagai implikasi terhadap risiko yang akan dihadapi dan melihat pergerakan harga saham di tahun 2009 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu :

1. Mendeskripsikan profil perusahaan AALI, LSIP dan UNSP.

2. Melakukan Proyeksi pergerakan saham emiten AALI, LSIP dan UNSP di tahun 2009.

3. Menganalisis tingkat risiko (Value at Risk) yang dihadapi investor pada saham-saham emiten AALI, LSIP, UNSP dan merumuskan keputusan investor sebagai implikasi terhadap risiko yang akan dihadapi dan melihat pergerakan emiten saham AALI, LSIP dan UNSP pada PT Bursa Efek Indonesia di tahun 2009.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Para praktisi bursa, khususnya para investor yang berinvestasi pada saham agribisnis perkebunan mendapatkan informasi yang relevan sebagai proyeksi pergerakan harga saham di masa mendatang dan antisipasi risiko sekaligus menentukan sikap keputusan investasi yang tepat pada kondisi pasar modal tertentu.

2. Kalangan akademisi, menambah wacana bagi para akademisi untuk menelaah dan mengkaji secara mendalam tentang perdagangan saham di pasar modal Indonesia.

3. Kalangan umum, yaitu masyarakat luas yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan yang luas dalam transaksi keputusan investasi pada perdagangan emiten saham agribisnis perkebunan.


(36)

9 4. Perusahaan, informasi yang disajikan penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan informasi yang bersifat teknikal untuk mendukung strategi yang akan diterapkan oleh ketiga emiten terpilih (AALI, LSIP dan UNSP).

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah saham-saham agribisnis perkebunan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia dan memenuhi kriteria-kriteria yang ditetapkan. Pemilihan tempat kajian penelitian di Bursa Efek Indonesia dilatarbelakangi kompetensi dan tingkat relevansi data yang dibutuhkan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan pada tempat penelitian di Bursa Efek Indonesia. Diperoleh tiga emiten saham yang terpilih untuk dianalisis yaitu : PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) sebagai perusahaan yang sektor pengembangannya di kelapa sawit khususnya pengolahan (CPO), Bakrie Sumatera Plantation Tbk. (UNSP) bergerak pada awalnya dengan karet tetapi seiring perjalanan usaha, perusahaan menggerakkan dan memiliki anak perusahaan yang menangani kelapa sawit (CPO), dan PP London Sumatera Tbk. (LSIP) sebagai perusahaan yang sektor pengembangannya di kelapa sawit (terutama pembibitan tanaman kelapa sawit). Pada penelitian ini aspek keputusan investasi hanya dibatasi pada keputusan yang mendasar dari teknikal berupa ramalan time series dan penilaian risiko, ceteris paribus dalam membuat implikasi keputusan investasi pemilik modal. Pemanfaatan keputusan investasi bagi investor yang berorientasi capital gain dan cenderung memanfaatkan analisis teknikal dalam pengambilan keputusan investasi. Faktor dan variabel lain diluar analisis teknikal (kajian fundamental perusahaan) tidak dikaji secara mendalam dan sebatas penguatan argumen hasil analisis secara teknikal yang menjadi perhatian utama dalam penelitian ini.


(37)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proyeksi Pengembangan Kelapa Sawit di Indonesia hingga Tahun 20104

1. Industri kelapa sawit sebagai usaha yang prospektif dan berkelanjutan (sustainable).

Kebutuhan dunia terhadap minyak nabati semakin meningkat baik untuk produk pangan maupun nonpangan seperti biofuel diperkirakan akan terus mendorong industi kelapa sawit di Indonesia di masa depan. Kebijakan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia juga berpijak pada tiga pilar utama, yaitu :

2. Pemanfaatan lahan yang didasarkan 3P (Planet, People, Profit) yaitu melestarikan lingkungan, mendayagunakan dan memajukan kesejahteraan masyarakat selain memperoleh keuntungan.

3. Karakteristik geografi, SDA, infrastruktur, dan sarana penunjang yang dimilki untuk menjadikan sub-sektor perkebunan kelapa sawit sebagai salah satu sektor unggulan perekonomian daerah dan mampu memberikan multiplyer effect yang besar bagi perekonomian daerah secara keseluruhan.

Kebijakan tersebut diimplementasikan oleh pemerintah dalam bentuk dukungan secara langsung terhadap pengembangan industri kelapa sawit yang melibatkan perusahaan swasta, perusahaan milik negara, maupun rakyat. Sebagai contoh, pada periode tahun 2006-2010, pemerintah memiliki program pengembangan perkebunan kelapa sawit rakyat melalui program “percepatan

pembangunan perkebunan dalam mendukung revitalisasi pertanian” yang

diusung oleh Departemen Pertanian. Pengembangan kelapa sawit tersebut memilki kegiatan peremajaan maupun pembukaan areal-areal baru yang mencapai ratusan ribu hektar yang diharapkan dapat diwujudkan pada periode 2006-2010.

4LRPI :Potensi dan Peluang Industri Kelapa Sawit di Indonesia, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, 2006


(38)

11 Tabel 2. Proyeksi Luas Perkebunan Kelapa Sawit Milik Negara dan Swasta di

Indonesia Pada Tingkat Pertumbuhan Konstan 2% Per Tahun Hingga 2010.

Jenis Perkebunan

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Perkebuanan Negara

677.041 690.582 704.393 718.481 732.851 747.508

Perkebunan Swasta

3.003.080 3.063.142 3.124.404 3.186.893 3.250.630 3.315.643

Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2007 2.2. Pembiayaan Agribisnis

Pembiayaan merupakan salah satu aspek paling menentukan dalam pengembangan usaha. Pembiayaan agribisnis dapat diperoleh dari modal sendiri atau meminjam dari beberapa sumber keuangan, seperti pemodal perorangan, lembaga keuangan dan Bank. Modal selalu terbatas, sehingga penggunaanya harus diatur sedemikian rupa agar menghasilkan keuntungan terbesar atau gross margin tertinggi (Krisnamurthi, 2001). Modal terdiri beberapa jenis, yaitu : 1. Modal Tanaman

Modal ini merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menumbuhkan tanaman hingga berproduksi dan mati, artinya tanaman pun terdepresiasi seperti modal lainnya.

2. Modal Ternak

Relatif sama dengan modal tanaman, hanya dalam bentuk ternak. Untuk memperoleh gross margin yang besar ternak tersebut harus berproduksi tertinggi (artinya tingkat pertumbuhannya harus tinggi, terutama untuk hewan potong).

3. Modal Bangunan

Modal ini dapat berupa modal yang digunakan untuk membangun, membeli, atau menyewa bangunan. Biaya ini meliputi biaya pemeliharaan, perbaikan, dan rehabilitasi bangunan.


(39)

Tabel 3. Kebutuhan Pembiayaan Sektor Agribisnis Subsektor Tipe Kredit

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

Produksi Pembelian produksi kebutuhan konsumsi

Pembelian mesin • Pembelian lahan

• Investasi irigsi dan drainase

• Perluasan lahan dan

pengembangannya Pemasok Tagihan dagang Pembelian mesin • Penelitian dan

pengembangan produk

• Investasi pabrik Pemasaran dan

Distribusi

Tagihan dagang

Modal kerja

Pembelian mesin • Riset konsumen

• Riset produk

• Investasi pabrik Riset dan

Pengembangan

- - • Investasi Litbang

• Investasi untuk pendidikan

Sumber : Krisnamurthi (Agribisnis), 2001 4. Modal Mesin dan Peralatan

Modal ini meliputi biaya untuk pemilikan atau penyewaan serta biaya perawatan dan perbaikan selain biaya untuk bahan bakar. Penggunaan mesin bukan hanya dapat menghemat dari segi pengeluaran untuk upah tenaga kerja, tapi juga dapat meningkatkan prosuksi atau mempercepat proses pengolahan tanah, penanaman dan panen yang lebih efisien.

2.3. Pasar Modal

Pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana melakukan investasi ke dalam bentuk surat-surat yang ditawarkan emiten (Sunariyah dalam Bakasenjaya, 2004).


(40)

13 Pasar keuangan adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Pada umumnya pasar uang meliputi dua segmen, yaitu pasar uang untuk pinjaman jangka pendek, dan pasar modal pinjaman jangka panjang (lihat bagan Gambar 2). Pasar uang adalah pasar yang menyediakan pembelanjaan dalam jangka pendek dibuat berdasarkan tujuan pasar uang yang menyediakan dana pinjaman (bukan equity) untuk memenuhi kebutuhan modal berjangka pendek (Darmadji dan Fakhruddin dalam Khurniawan, 2004).

Gambar 2. Bagan Pasar Keuangan

Sumber : Darmadji dan Fakhruddin dalam Khurniawan, 2004

Berbeda dengan pasar uang, Sunariyah dalam Bakasenjaya (2004) mendefinisikan pasar modal, sebagai suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah Bank-Bank komersil dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam pengertian sederhananya, pasar modal adalah suatu pasar yang disiapkan untuk memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek.

Pemerintah juga memberikan pengertian tentang pasar modal sebagai berikut, menurut Undang-Undang Pasar Modal (UU PM) No 8 tahun 1995, pasar modal yaitu kegiatan yang berkaitan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2.3.1. Alasan Dibentuknya Pasar Modal

Pasar modal di banyak negara menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk

Pasar Keuangan


(41)

memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana. Sedangkan fungsi keuangan dilaksanakan dalam menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak yang memerlukan dana dan pihak yang memiliki dana menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi (Husnan, 2003).

Ada beberapa daya tarik pasar modal menurut Husnan (2003), yaitu (i) diharapkan pasar modal akan dapat menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. Pada umumnya perbankan menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan kembali ke pihak-pihak yang memerlukan dana. Sedangkan pasar modal melalui perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang atau obligasi ataupun surat tanda kepemilikan saham, (ii) pasar modal memberikan pilihan bagi pemodal untuk menginvestasikan dana yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Adanya pasar modal membuat investor melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio sesuai dengan risiko yang bersedia ditanggung dan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan.

Pada pasar modal yang efisien, terdapat hubungan yang positif antara risiko dan return yang diharapkan. Dari sisi pemilik modal, pasar modal memberikan kesempatan untuk berinvestasi yang menjanjikan keuntungan yang tertinggi sesuai dengan risiko. Sedangkan bagi pihak yang memerlukan modal dijadikan alternatif pendanaan eksternal dengan biaya lebih rendah daripada sistem perbankan.

2.3.2. Peranan Pasar Modal

Pasar modal memiliki peranan penting dalam suatu negara, yang pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Sunariyah dalam Bakasenjaya (2004), peranan pasar modal pada suatu negara dapat dilihat dari lima aspek berikut ini:

1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan.

2. Pasar modal memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan.


(42)

15 3. Pasar memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham

yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.

4. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.

5. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Tersedianya informasi secara lengkap bagi para investor untuk melakukan investasi maka biaya informasi ditanggung oleh seluruh pelaku pasar bursa.

Peranan pasar modal di atas memperlihatkan aspek mikro yang ditinjau dari sisi kepentingan para pelaku pasar modal. Namun demikian (Sunariyah dalam Bakasenjaya, 2004) peranan pasar modal dalam perekonomian nasional (secara makro ekonomi) lebih luas jangkauannya. Peranan pasar modal dalam suatu perekonomian suatu negara adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Tabungan

Investasi di pasar modal dengan membeli surat berharga tanpa risiko adanya penurunan nilai mata uang untuk menginvestasikan dana. Dana tersebut dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk-produk di suatu sektor perekonomian. Dengan membeli surat berharga, masyarakat diharapkan dapat mengantisipasi standar hidup yang lebih baik.

2. Fungsi Kekayaan

Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali.

3. Fungsi Likuiditas

Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga, dapat dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lain.

4. Fungsi Pinjaman

Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pinjaman merupakan hutang kepada masyarakat sehingga pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat.


(43)

2.3.3. Macam Pasar Modal

Penjualan saham kepada investor dapat dilakukan dengan beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis atau bentuk pasar modal dimana sekuritas itu diperjualbelikan. Menurut Sunariyah dalam Bakasenjaya (2004), jenis-jenis pasar modal tersebut adalah:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Merupakan penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham kepada investor selama waktu yang ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Sebagian perdagangan saham melewati masa penawaran pada pasar perdana. Jadi, pasar sekunder merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjualbelikan secara luas, setelah melalui masa penjualan di pasar perdana. 3. Pasar Ketiga (Third Market)

Merupakan tempat perdagangan saham atau sekuritas diluar bursa (over the counter market).

2.4. Saham5

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yaitu :

5


(44)

17 1. Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

2. Capital Gain

Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham XYZ dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Selain dua keuntungan yang akan didapatkan dari memegang saham ada keuntungan lain, yaitu saham bonus. Saham bonus ini didapat jika perusahaan mengeluarkannya. Saham bonus ini merupakan saham yang dibagikan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Dimana saham agio tersebut adalah selisih antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana. Selain itu sebagai instrumen investasi saham memiliki risiko, antara lain:


(45)

1. Capital Loss

Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.

2. Risiko Likuidasi

Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.


(46)

19 2.5. PT Bursa Efek Indonesia6

• 14 Desember 1912 : bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.

2.5.1. Sejarah PT Bursa Efek Indonesia

Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:

• 1914 – 1918 : bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I.

• 1925 – 1942 : bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan bursa efek di Semarang dan Surabaya.

• Awal tahun 1939 : karena isu politik (Perang Dunia II) bursa efek di Semarang dan Surabaya ditutup.

• 1942 – 1952 : bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II.

• 1952 : bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan Undang-Undang Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof. DR. Sumitro

6


(47)

Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950).

• 1956 : program nasionalisasi perusahaan Belanda. bursa efek semakin tidak aktif.

• 1956 – 1977 : perdagangan di bursa efek vakum.

• 10 Agustus 1977 : bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah Badan Pelaksana Pasar Modal. Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

• 1977 – 1987 : perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.

• 1987 : ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia. • 1988 – 1990 : paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar modal

diluncurkan. Pintu Bursa Efek Jakarta terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.

• 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.

• Desember 1988 : pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal. • 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola

oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT. Bursa Efek Surabaya. • 13 Juli 1992 : Swastanisasi Bursa Efek Jakarta. Badan Pelaksana Pasar

Modal berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT Bursa Efek Jakarta.


(48)

21 • 22 Mei 1995 : sistem otomasi perdagangan di Bursa Efek Jakarta dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).

• 10 November 1995 : pemerintah mengeluarkan Undang–Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.

• 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. • 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia.

• 2002 : Bursa Efek Surabaya mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

• 2007 : penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

2.5.2. Mekanisme Transaksi di PT Bursa Efek Indonesia7

7ibid

Pelaksanaan perdagangan Efek di bursa dilakukan dengan menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan efek di bursa hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi anggota kliring KPEI. Investor sebelum memulai transaksi harus menjadi nasabah di salah satu perusahaan PT Bursa Efek Indonesia hal pertama yang dapat dilakukan untuk menjadi nasabah adalah membuka rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening yang memuat dokumen lengkap identitas calon nasabah. Anggota bursa efek bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi yang dilakukan di bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.


(49)

Gambar 3. Mekanisme Transaksi Perdagangan di PT Bursa Efek Indonesia Sumber : Bursa Efek Indonesia, Tahun 2008

Pesanan yang dapat dilaksanakan di bursa oleh anggota bursa adalah hanya pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh anggota bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya. Penawaran jual dan atau permintaan beli nasabah atas efek selain HMETD hanya boleh ditransaksikan oleh anggota bursa di pasar reguler, kecuali nasabah menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau permintaan belinya ditransaksikan di pasar tunai atau pasar negosiasi. Perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai harus dalam satuan perdagangan (round lot) efek atau kelipatannya, yaitu 500 (lima ratus) efek. Perdagangan di pasar negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan (tidak round lot).

Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu. Apabila anggota bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection). Batasan auto rejection yang berlaku saat ini:


(50)

23 1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp

50,- .

2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35 persen di atas atau di bawah acuan harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- sampai dengan dari Rp 200,- .

3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25 persen di atas atau di bawah acuan harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- sampai dengan dari Rp 5.000,-.

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20 persen di atas atau di bawah acuan harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- .

Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas, untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang untuk pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar dua kali dari persentase batasan Auto Rejection

 Menggunakan harga pembukaan (

harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas. Acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di pasar reguler dan pasar tunai ditentukan sebagai berikut:

Opening Price

 Menggunakan harga penutupan (

) yang terbentuk pada sesi pra-pembukaan; atau

Closing Price) di Pasar Reguler pada hari bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price

 Dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di pasar reguler, acuan harga di atas menggunakan

tidak terbentuk.

Previous Price dari masing-masing pasar (reguler atau tunai).

Pelaksanaan perdagangan di pasar reguler dimulai dengan pra-pembukaan. anggota bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai


(1)

120

Ljung Box

Date: 05/17/09 Time: 18:13 Sample: 2 132

Included observations: 131 Q-statistic

probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob .|. | .|. | 1 0.045 0.045 0.2768

.|* | .|* | 2 0.071 0.069 0.9565 .|* | .|* | 3 0.109 0.103 2.5713 0.109 .|. | .|. | 4 -0.033 -0.047 2.7232 0.256 *|. | *|. | 5 -0.072 -0.085 3.4379 0.329 *|. | *|. | 6 -0.081 -0.083 4.3481 0.361 .|. | .|. | 7 -0.041 -0.016 4.5807 0.469 *|. | *|. | 8 -0.156 -0.131 8.0319 0.236 .|. | .|* | 9 0.041 0.070 8.2745 0.309 *|. | *|. | 10 -0.165 -0.163 12.187 0.143 .|. | .|. | 11 -0.048 -0.025 12.519 0.186 *|. | *|. | 12 -0.063 -0.082 13.092 0.219 .|. | .|* | 13 0.037 0.068 13.293 0.275 .|* | .|* | 14 0.088 0.075 14.445 0.273 .|. | .|. | 15 0.010 -0.007 14.460 0.342

GARCH (1,2) UNSP

ARIMA Model: return

Estimates at each iteration

Iteration SSE Parameters

0 2.29185 0.100 0.100 0.100 0.091 1 1.77901 -0.012 -0.050 0.114 0.090 2 1.58160 -0.144 -0.200 0.115 0.095 3 1.41235 -0.277 -0.350 0.111 0.099 4 1.22550 -0.404 -0.500 0.099 0.100 5 0.98180 -0.517 -0.650 0.079 0.089 6 0.66867 -0.595 -0.800 0.043 0.052 7 0.56148 -0.656 -0.925 -0.014 0.009 8 0.56027 -0.673 -0.942 -0.024 0.003 9 0.56026 -0.677 -0.946 -0.025 0.003 10 0.56026 -0.678 -0.946 -0.025 0.003 11 0.56026 -0.678 -0.946 -0.025 0.003

Relative change in each estimate less than 0.0010

Final Estimates of Parameters

Type Coef SE Coef T P AR 1 -0.6776 0.1222 -5.54 0.000 MA 1 -0.9462 0.1343 -7.05 0.000 MA 2 -0.0251 0.1089 -0.23 0.818 Constant 0.00279 0.01129 0.25 0.806 Mean 0.001661 0.006732


(2)

121

Number of observations: 132

Residuals: SS = 0.559951 (backforecasts excluded) MS = 0.004375 DF = 128

Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic Lag 12 24 36 48

Chi-Square 8.8 19.1 24.1 27.8 DF 8 20 32 44 P-Value 0.357 0.518 0.840 0.973

GARCH(1,2)

Dependent Variable: RETURN Method: ML - ARCH (Marquardt) Date: 05/19/09 Time: 09:34 Sample(adjusted): 2 804

Included observations: 803 after adjusting endpoints Convergence achieved after 36 iterations

MA backcast: 0 1, Variance backcast: ON

Coefficient Std. Error z-Statistic Prob. AR(1) 0.059028 0.037936 1.555974 0.1197 MA(2) 0.004207 0.034575 0.121678 0.9032

Variance Equation

C 1.87E-05 6.98E-06 2.673548 0.0075 ARCH(1) 0.145030 0.016381 8.853766 0.0000 GARCH(1) 0.216561 0.103831 2.085708 0.0370 GARCH(2) 0.648188 0.095162 6.811441 0.0000 R-squared 0.009059 Mean dependent var 0.000373 Adjusted R-squared 0.002842 S.D. dependent var 0.045658 S.E. of regression 0.045593 Akaike info criterion -3.659871 Sum squared resid 1.656728 Schwarz criterion -3.624839 Log likelihood 1475.438 Durbin-Watson stat 1.901108 Inverted AR Roots .06

LM TEST GARCH (1,2)

ARCH Test:

F-statistic 0.010897 Probability 0.916887 Obs*R-squared 0.010924 Probability 0.916758 Test Equation:

Dependent Variable: STD_RESID^2 Method: Least Squares

Date: 05/19/09 Time: 09:56 Sample(adjusted): 3 804

Included observations: 802 after adjusting endpoints

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1.004724 0.101629 9.886193 0.0000 STD_RESID^2(-1) -0.003691 0.035356 -0.104388 0.9169 R-squared 0.000014 Mean dependent var 1.001028 Adjusted R-squared -0.001236 S.D. dependent var 2.696058 S.E. of regression 2.697724 Akaike info criterion 4.825185 Sum squared resid 5822.173 Schwarz criterion 4.836873 Log likelihood -1932.899 F-statistic 0.010897 Durbin-Watson stat 1.999768 Prob(F-statistic) 0.916887


(3)

122

Ljung Box

Date: 05/19/09 Time: 09:57 Sample: 2 804

Included observations: 803 Q-statistic

probabilities adjusted for 2 ARMA term(s)

Autocorrelation Partial Correlation AC PAC Q-Stat Prob .|. | .|. | 1 -0.004 -0.004 0.0110

.|. | .|. | 2 0.016 0.016 0.2127 .|. | .|. | 3 0.006 0.006 0.2418 0.623 .|. | .|. | 4 -0.003 -0.003 0.2491 0.883 .|. | .|. | 5 -0.003 -0.003 0.2556 0.968 .|. | .|. | 6 -0.028 -0.028 0.9027 0.924 .|. | .|. | 7 0.033 0.033 1.7802 0.879 .|. | .|. | 8 -0.006 -0.005 1.8129 0.936 .|. | .|. | 9 -0.024 -0.025 2.2915 0.942 .|. | .|. | 10 -0.011 -0.011 2.3864 0.967 .|. | .|. | 11 -0.008 -0.007 2.4408 0.982 .|. | .|. | 12 -0.007 -0.007 2.4755 0.991 .|. | .|. | 13 -0.037 -0.035 3.6156 0.980 .|* | .|* | 14 0.073 0.072 7.9744 0.787 .|. | .|. | 15 0.034 0.034 8.9014 0.780


(4)

123

Lampiran 6. Hasil Peramalan Ragam ARCH(1) pada Saham Emiten AALI

t

AALI

return

ε

t-1

ε

2t-1

koef*ε2t-1

ht

ht^0.5

1

8700

*

*

*

*

1.60E-03

3.99E-02

2

9550

0.093218

*

*

*

1.60E-03

3.99E-02

3

9300

-0.02653

-0.03863

0.001493

0.000571752

2.17E-03

4.65E-02

4

8400

-0.10178

-0.09818

0.00964

0.003692675

5.29E-03

7.27E-02

5

7600

-0.10008

-0.08535

0.007285

0.002790555

4.39E-03

6.62E-02

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

129

15850

0.051792

0.049644

0.002464

0.000944068

2.54E-03

5.04E-02

130

15700

-0.00951

-0.0171

0.000292

0.000111996

1.71E-03

4.13E-02

131

15500

-0.01282

-0.01345

0.000181

6.93441E-05

1.66E-03

4.08E-02

132

15450

-0.00323

-0.00091

8.35E-07

3.1974E-07

1.60E-03

3.99E-02

133

15800

0.022401

0.02333

0.000544

0.000208503

1.80E-03

4.25E-02

σ

4.85E-02


(5)

124

Lampiran 7. Hasil Peramalan Ragam ARCH(1) pada Saham Emiten LSIP

t

LSIP

return

ε

t-1

ε

2

koef*ε2t

-1

t-1

ht

ht^0.5

1

2325 *

0

0

1.83E-03

4.28E-02

2

2550

0.09237

3

0

0

1.83E-03

4.28E-02

3

2475

-0.02985

-0.03544

0.00125

6 0.000369

2.20E-03

4.69E-02

4

2350

-0.05183

-0.05002

0.00250

2 0.000734

2.57E-03

5.07E-02

5

2125

-0.10064

-0.09753

0.00951

3 0.002792

4.63E-03

6.80E-02

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

129

4950

0.10088

1

0.09982

8

0.00996

6 0.002925

4.76E-03

6.90E-02

130

4700

-0.05183

-0.05791

0.00335

4 0.000984

2.82E-03

5.31E-02

131

4575

-0.02696

-0.02375

0.00056

4 0.000166

2.00E-03

4.47E-02

132

4675

0.02162

2

0.02321

3

0.00053

9 0.000158

1.99E-03

4.46E-02

133

4925

0.05209

5

0.05077

1

0.00257

8 0.000757

2.59E-03

5.09E-02

σ

4.99E-02


(6)

126

Lampiran 8. Hasil Peramalan Ragam GARCH(1,2) pada Saham Emiten UNSP

t

UNSP

return

ε

t-1

ε

2t-1

koef*ε2t-1

koef2

koef2*ht

-1 koef3

koef3*ht

-2

ht

ht^0.5

1

460 *

0

0

0.21656

1

0

0.64818

8

0

4.60E+0

2

2.14E+0

1

2

460

0

0

0

0.21656

1

9.96E+01

0.64818

8

0

5.60E+0

2

2.37E+0

1

3

460

0

0.00103

4

1.07E-06 1.55169E-07

0.21656

1

1.21E+02

0.64818

8

2.98E+02

8.79E+0

2

2.97E+0

1

4

460

0

0.00088

3

7.8E-07

1.1319E-07

0.21656

1

1.90E+02

0.64818

8

3.63E+02

1.01E+0

3

3.18E+0

1

5

415 -0.10295 -0.10273

0.01055

3

0.00153055

3

0.21656

1

2.19E+02

0.64818

8

5.70E+02

1.20E+0

3

3.47E+0

1

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

:

129

540

0.18232

2

0.16647

1

0.02771

3

0.00401915

4

0.21656

1

8.08E-04

0.64818

8

4.08E-03 8.93E-03 9.45E-02

130

510 -0.05716 -0.10563

0.01115

8

0.00161819

1

0.21656

1

1.93E-03

0.64818

8

2.42E-03 5.99E-03 7.74E-02

131

490 -0.04001

0.01042

4

0.00010

9 1.57594E-05

0.21656

1

1.30E-03

0.64818

8

5.79E-03 7.12E-03 8.44E-02

132

530

0.07847

2

0.06684

9

0.00446

9

0.00064811

8

0.21656

1

1.54E-03

0.64818

8

3.88E-03 6.09E-03 7.80E-02

133

560

0.05506

0.03629

8

0.00131

8

0.00019108

6

0.21656

1

1.32E-03

0.64818

8

4.61E-03 6.14E-03 7.84E-02