Jumlah Anak dan Ketersediaan Pangan Keluarga

pangan di luar rumah. Pola kondisi terjadi peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan persentase yang semakin kecil. Menurut asumsi peneliti pengeluaran keluaraga dapat dijadikan sebagai gambaran tingkat pendapatan keluarga. Pengeluaran keluarga yang rendah merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi yang dapat mengakibatkan rumah tangga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang baik. Hal ini berakibat pada kekurangan gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro. Pada saat pengeluaran keluarga berada di satu titik dimana rumah tangga tidak mampu membeli kebutuhan pangan, maka ketahanan pangan dan status gizi dari kelompok rawan mulai terancam. Pengeluaran makan keluarga ditentukan oleh daya beli makanan, kualitas, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga dan pola makan keluarga sehingga mempengaruhi asupan gizi. Kenaikan pendapatan mendorong masyarakat untuk memilih makanan yang kualitas nya lebih tinggi dengn kuantitas yang cukup.

5.5. Jumlah Anak dan Ketersediaan Pangan Keluarga

Berdasarkan hasil penelitian dapt dilihat bahwa mayoritas responden memiliki 3-4 orang anak sebanyak 45 orang 62,2, memiliki 1-2 orang anak sebanyak 19 orang 25,7, dan yang memiliki 4 orang anak sebanyak 9 orang 12,2. Laju kelahiran berkaitan dengan jumlah anggota keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi pembagian pangan yang dikonsumsi tiap-tiap anggota keluarga. Laju kelahiran berkaitan dengan jumlah anggota keluarga yang pada gilirannya akan mempengaruhi pembagian pangan yang dikonsumsi tiap-tiap anggota keluarga. Hasil tabulasi silang antara jumlah anak dengan ketersediaan pangan keluarga Universitas Sumatera Utara menunjukkan kecenderungan semakin banyak jumlah anak maka semakin kurang terjamin ketersediaan pangan keluarga di rumah. Tabulasi silang antara jumlah anak dengan ketersediaan pangan keluarga menunjukkan bahwa pada 19 keluarga yang mempunyai jumlah anak 1-2 orang lebih banyak mempunyai ketersediaan pangan yang terjamin yaitu sebesar 68,4. Demikian juga pada kelompok 46 keluarga yang mempunyai jumlah anak 3-4 orang mempunyai ketersediaan pangan terjamin ada 52,2 keluarga. Tetapi persentase yang terjamin ketersediaan pangannya lebih kecil pada kelompok keluarga yang mempunyai jumlah anak 1-2 orang 68,4 52,2. Sedangkan keluarga yang mempunyai jumlah anak diatas 4 orang maka lebih banyak mempunyai ketersediaan pangan yang tidak terjamin yaitu sebesar 55,6 daripada ketersediaan pangannya yang terjamin yaitu sebesar 44,4. Apabila pengeluaran makan meningkat, maka pola konsumsi pangan akan makin beragam, serta umumnya akan terjadi peningkatan konsumsi pangan yang bernilai gizi lebih tinggi. Besar anggota keluarga juga turut menentukan ketersediaan pangan dalam keluarga. Besar keluarga yang bertambah, menyebabkan pangan untuk setiap anak berkurang, distribusi makanan yang tidak merata juga dapat menyebabkan balita dalam keluarga tersebut kurang gizi. Menurut Berg 1986, pembatasan jumlah keluarga bisa membantu memperbaiki gizi dan keselamatan bayi. Dari hasil penelitian Damora, dkk., 2004, jumlah anggota rumah tangga mennunjukkan hubungan negatif yang nyata p0,05 terhadap tingkat kecukupan konsumsi energi. Artinya bahwa semakin besar anggota maka semakin kecil tingkat konsumsi energi karena semakin banyak anggota rumah tangga yang harus dibagi. Pemantauan konsumsi gizi tingkat rumah tangga tahun Universitas Sumatera Utara 1995-1998 juga menyatakan bahwa jumlah anggota rumah tangga yang semakin banyak, akan semakin mengalami kecenderungan turunnya rata-rata asupan energi dan protein per kapita per hari yang ditunjukkan dengan prevalensi tertinggi pada rumah tangga yang beranggotakan di atas enam orang Mapandin, 2006. Peneliti berasumsi bahwa jumlah anak erat sekali kaitannya dengan pembagian pangan dalam keluarga, kuantitas dan kualitas jenis pangan. Anak juga sangat mempengaruhi pilihan ibu dalam menyusun menu makanan di keluarga dimana ibu sering memyajikan makanan yang sesuai dengan keinginan dan kesukaan anak, yang terkadang tidak memperhitungkan nilai gizi yang terkandung pada jenis makanan tersebut.

5.6. Ketersediaan Pangan Keluarga