Airway , menjaga jalan nafas dengan kontrol servikal cervical spine control

Berikut ini merupakan persyaratan teknis untuk penggunaan pesawat sebagai ambulans udara : a. Noise level bising di permukaan. b. Vibrasi akibat gerakan rotor. c. Temperatur dalam kabin. d. Sebaiknya twin engine. e. Perlu juga diperhatikan fasilitas kendaraan lapangan terbang, helipad, dan jarak yang harus ditempuh. Untuk helikopter bila berjarak maksimal 200 – 300 km. Lebih dari jarak itu harus menggunakan pesawat fixed wing.

2.5 Primary Survey Care

Primary Survey terdiri dari A-B-C-D-E : airway, breathing, circulation, disability, exposure, termasuk penilaian komplit tanda vitalMa dan Cline, 2004.

2.5.1 Airway , menjaga jalan nafas dengan kontrol servikal cervical spine control

1. Bentuk anatomis dari jalan napas Pengetahuan yang benar tentang struktur anatomis jalan napas diperlukan untuk tindakan yang akan dilakukan pada manajemen airway. Saluran napas berawal dari rongga hidungnasal cavity dan rongga mulutoral cavities. Rongga hidung memanjang darinostrils sampai ke rongga hidung posteriorchoana. Nasofaring memanjang dari ujung rongga hidung sampai ke soft palatum. Rongga mulut diisi oleh gigi di sisi anterior, hard dan soft palatum di sisi superior, dan lidah di sisi inferior. Orofaring, yang menghubungkan rongga mulut dengan nasofaring, memanjang dari soft palatum sampai ke ujung epiglotis. Kemudian, orofaring akan berlanjut sebagai laringofaring, yang memanjang dari epiglotis sampai ke batas atas kartilago krikoid setentang servikal 6 pada vertebra. Laring terletak di antara laringofaring dan trakea. Epiglotis yang fleksibel, yang berasal dari tulang Universitas Sumatera Utara hyoid dan bagian dasar dari lidah, menutupi glotis selama proses menelan dan melindungi jalan napas dari aspirasi. Laryngeal inlet adalah bagian yang terbuka menuju laring yang diisi oleh epiglotis, aryepiglottis folds, dan kartilago aritenoid. Glotis adalah vocal apparatus, termasuk true dan falsevocal cord, yang berada di sisi inferior dan posterior dari epiglotis. Bagian-bagian saluran napas tampak luar juga penting untuk diketahui. Mentum adalah bagian anterior dari mandibula, dan merupakan ujung dari dagu. Hyoid bone membentuk bagian dasar dari rongga mulut. Kartilago tiroidea membentuk prominensia laring Adam’s Apple dan thyroid notch. Kartilago krikoidea, berada di sisi inferior kartilago tiroid, dan membentuk cincin sempurna yang menopang jalan napas bagian bawah. Membran krikotiroidea berada di antara kartilago tiroidea dan kartilago krikoidea, serta memiliki peranan penting dalam manajemen airway yang membutuhkan tindakan operatif Mahadevan dan Sovndal, 2005. Gambar 2.4 Struktur anatomi jalan napas tampak lateral Sumber : Mahadevan dan Sovndal 2005. An Introduction to Clinical Emergency Medicine Universitas Sumatera Utara Gambar 2.5 Struktur anatomi jalan napas eksterna Sumber : Mahadevan dan Sovndal 2005. An Introduction to Clinical Emergency Medicine Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas. Ini meliputi pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur laring atau trakea.Selain itu, beberapa tanda objektif sumbatan jalan napas dapat diketahui dengan 3 cara, yaitu look, listen, dan feel. Penolong harus melihat look apakah pasien mengalami agitasi yang memberi kesan hipoksia atau ada penurunan kesadaran yang memberi kesan hiperkarbia atau adanya sianosis di sekitar mulut dan kuku yang memberi kesan hipoksemia. Setelah itu, penolong harus mendengar listen adanya suara-suara pernapasan abnormal seperti snoring mendengkur, gargling berkumur, dan suara lain yang mungkin berhubungan dengan sumbatan parsial di faring atau laring American College of Surgeons, 2008. Stridor, suara napas dengan nada tinggi, dapat dikaitkan dengan adanya obstruksi jalan napas parsial di bagian laring inspiratory stridor atau trakea expiratory stridor. Mengorok snoring biasanya diindikasikan pada obstruksi jalan napas parsial di bagian faring, serta suara parau hoarseness lebih mengarah pada gangguan proses di laring. Aphonia pada pasien sadar merupakan tanda bahaya terjadinya kolaps sistem pernapasan Mahadevan dan Sovndal, 2005. Kemudian, penolong harus meraba feel lokasi trakea dan menentukan dengan Universitas Sumatera Utara cepat apakah posisi trakea berada di tengah American College of Surgeons, 2008. Trauma servikal perlu dicurigai pada setiap kasus kecelakaan lalu lintas karena hal tersebut merupakan penyebab tersering terjadinya trauma servikal Glaspy, 2004. Jalan napas harus dibuka menggunakan manuver head tilt-chin lift dan manuver jaw thrust dipakai jika ada kecurigaan adanya trauma servikal Vissers, 2004. Tanda-tanda kecurigaan adanya trauma servikal, yaitu: adanya trauma mayor, penurunan tingkat kesadaran, cedera tumpul di sekitar klavikula, mekanisme trauma yang jelas membuktikan ada trauma di daerah spinal, terdapat nyeri di leher, ada ekimosis atau deformitas, dan adanya defisit neurologis Manthey, 2005. Ketika pasien mengalami penurunan tingkat kesadaran, maka lidah mungkin akan jatuh ke belakang dan menghambat hipofaring. Bentuk sumbatan seperti itu dapat diperbaiki segera dengan manuver chin lift, yaitu dengan meletakkan jari-jari salah satu tangan di bawah rahang. Kemudian, secara hati-hati diangkat ke atas untuk membawa dagu ke arah depan. Ibu jari tangan yang sama dengan tangan menahan bibir bawah untuk membuka mulut. Manuver ini tidak boleh menyebabkan hiperekstensi leher. Sedangkan jaw thrust adalah manuver yang dilakukan dengan memegang sudut rahang bawah angulus mandibula kiri dan kanan lalu, mendorong rahang bawah ke depan. Selama mengerjakan prosedur, harus dilakukan in-line immobilization American College of Surgeons, 2008. Pada pasien yang dapat berbicara dapat dianggap jalan nafas bersih. Akan tetapi, penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan American College of Surgeons, 2008. Gambar 2.6 Head tilt dan chin lift Gambar 2.7 Jaw thrust tanpa head tilt Sumber : Mahadevan dan Sovndal 2005. An Introduction to Clinical Emergency Medicine Universitas Sumatera Utara Pasien dengan gangguan kesadaran atau dengan skor Glassgow Coma Scale sama dengan atau kurang dari 8, biasanya memerlukan pemasangan airway definitif. Adanya gerakan motorik yang tak bertujuan, mengindikasikan perlunya airway definitif. Selama memeriksa dan memperbaiki airway, harus diperhatikan, bahwa tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi, atau rotasi dari leher. Anggaplah ada fraktur servikal pada setiap pasien multitrauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau perlukaan di atas klavikula American College of Surgeons, 2008.

2.5.2 Breathing dan ventilasi