Pemantauan EKG Pemasangan kateter urin Pemasangan Kateter Lambung

2.6.3 Circulation dengan kontrol perdarahan

Lakukan kontrol perdarahan dengan perbaikan volume intravaskuler. Bila ada gangguan sirkulasi, harus dipasang sedikitnya 2 IV line. Kateter IV yang dipakai harus berukuran besar. Besar arus tetesan infus yang didapat tidak tergantung dari ukuran vena melainkan tergantung dari besar kateter IV dan berbanding terbalik dengan panjang kateter IV. Pada awalnya, sebaiknya menggunakan vena pada lengan. Jenis jalur IV line seperti vena seksi atau vena sentral tergantung dari kemampuan petugas yang melayani American College of Surgeons, 2008. Pada saat memasang kateter IV harus diambil contoh darah untuk permintaan darah dan pemeriksaan laboratorium rutin. Perbaikan volume sirkulasi dengan cara pemberian cairan yang agresif tidak dapat menggantikan proses pengehentiankontrol perdarahan. Pada saat pasien datang, pasien diberikan terapi cairan cepat berupa 1-2 liter cairan kristaloid, sebaiknya Ringer lactate. Cairan harus dihangatkan sebelumnya dengan suhu 37 -40 disimpan dalam keadaan hangat ataupun memakai alat penghangat. Bila tidak ada respon dengan pemberian bolus kristaloid, diberikan transfusi darah. Hipotermia dapat terjadi pada pasien yang diberikan ringer lactate yang tidak dihangatkan atau darah yang masih dingin, atau bila pasien dalam keadaan kedinginan karena tidak diselimuti. Hipotermia potensial mengancam nyawa dan harus diambil tindakan sesegera mungkin untuk mencegah hal tersebut terjadi, seperti menghangatkan ruangan. Untuk menghangatkan cairan, dapat dipakai alat pemanas cairan atau oven microwave sampai mencapai suhu 39 C. Oven microwave tidak boleh digunakan untuk menghangatkan darah American College of Surgeons, 2008.

2.6.4 Pemantauan EKG

EKG dipasang pada semua pasien trauma. Disritmia termasuk takikardia yang tidak diketahui penyebabnya, fibrilasi atrium atau ekstra sistol dan perubahan segmen ST dapat disebabkan oleh kontusio jantung. Pulseless Electrical Activity PEA, dulu disebut sebagai Disosiasi elektromekanikal, EMD Universitas Sumatera Utara mungkin disebabkan oleh tamponade jantung, tension pneumothorax, atau hipovolemia berat. Jika ditemukan bradikardia, konduksi aberan atau ekstra sistol harus segera dicurigai adanya hipoksia atau hipoperfusi. Hipotermia yang berat juga dapat menyebabkan disritmia American College of Surgeons, 2008.

2.6.5 Pemasangan kateter urin

Produksi urin merupakan indikator yang peka untuk menilai keadaan perfusi ginjal dan hemodinamik pasien. Selain itu, pemeriksa perlu melakukan pengambilan sampel urin untuk pemeriksaan urin rutin. Kateter urin jangan dipasang bila ada dugaan ruptur uretra. Kecurigaan adanya ruptur uretra ditandai dengan American College of Surgeons, 2008: 1. Adanya darah di orifisium uretra eksterna meatus bleeding 2. Ecchymosis di daerah perineum 3. Hematoma di skrotum atau perineum 4. Pada colok dubur, letak prostat tinggi atau tidak teraba 5. Adanya fraktur pelvis

2.6.6 Pemasangan Kateter Lambung

Kateter lambung dipakai untuk mengurangi distensi lambung dan mengurangi kemungkinan muntah. Darah dalam lambung dapat disebabkan oleh darah yang tertelan akibat pemasangan NGT yang traumatik atau perlukaan lambung. Bila lamina kribosa patah atau diduga patah, kateter lambung dipasang melalui mulut untuk mencegah masuknya NGT ke dalam rongga otak. Dalam keadaan ini, semua pipa tidak boleh dimasukkan melalui nasofaring American College of Surgeons, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.7 Secondary Survey Care

Secondary survey care adalah pemeriksaan teliti dan menyeluruh dari kepala sampai kaki head to toe examination, termasuk reevaluasi tanda vital. Secondary survey care baru dilakukan setelah primary survey care selesai, resusitasi dilakukan dan ABC dalam keadaan stabil American College of Surgeons, 2008.

2.7.1 Anamnesis

Riwayat “AMPLE” patut diingat American College of Surgeons, 2008: A : Allergy M : Medication obat yang diminum saat ini P : Past illness penyakit penyerta L : Last meal E : Event berhubungan dengan kejadian trauma Mekanisme perlukaan juga sangat menentukan keadaan pasien dan dapat memprediksi jenis perlukaan yang terjadi. Jenis perlukaan terbagi menjadi dua, yakni trauma tumpul dan trauma tajam. Pada kasus kecelakaan lalu lintas, trauma tumpul sering kali terjadi. Keterangan lain yang dibutuhkan pada kecelakaan lalu lintas ialah pemakaian sabuk pengaman, deformasi kemudi, arah tabrakan,kerusakan kendaraan, dan adanya penumpang terlempar ke luar. Universitas Sumatera Utara