2.7 Secondary Survey Care
Secondary  survey  care  adalah  pemeriksaan  teliti  dan  menyeluruh  dari kepala  sampai  kaki  head  to  toe  examination,  termasuk  reevaluasi  tanda  vital.
Secondary  survey  care  baru  dilakukan  setelah  primary  survey  care  selesai, resusitasi  dilakukan  dan  ABC  dalam  keadaan  stabil  American  College  of
Surgeons, 2008.
2.7.1 Anamnesis
Riwayat “AMPLE” patut diingat American College of Surgeons, 2008: A : Allergy
M : Medication obat yang diminum saat ini P : Past illness penyakit penyerta
L : Last meal E : Event berhubungan dengan kejadian trauma
Mekanisme  perlukaan  juga  sangat  menentukan  keadaan  pasien  dan  dapat memprediksi  jenis  perlukaan  yang  terjadi.  Jenis  perlukaan  terbagi  menjadi  dua,
yakni trauma tumpul dan trauma tajam.  Pada kasus kecelakaan lalu lintas, trauma tumpul sering kali terjadi. Keterangan lain yang dibutuhkan pada kecelakaan lalu
lintas ialah
pemakaian sabuk
pengaman, deformasi
kemudi, arah
tabrakan,kerusakan kendaraan, dan adanya penumpang terlempar ke luar.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Mekanisme perlukaan dan kemungkinan pola perlukaan
Mekanisme Perlukaan Kemungkinan Pola Perlukaan
Benturan frontal 1.
Kemudi Bengkok 2.
Jejak lutut pada dashboard 3.
Cedera bull’s  eye,  pada  kaca
depan 1.
Ruptur hepar 2.
Fraktur    dislokasi  coxae, lutut
3. Fraktur servikal
4. Kontusio miokard
5. Pneumothorax
6. Ruptur aorta
Benturan samping 1.
Sprain  servikal  bagian kontralateral
2. Fraktur servikal
3. Pneumothorax
4. Ruptur aorta
5. Ruptur hepar
6. Fraktur pelvis
Benturan belakang 1.
Kerusakan  jaringan  lunak leher
2. Fraktur servikal
Terlempar keluar 1.
Semua jenis perlukaan 2.
Mortalitas meningkat Pejalan kaki dengan mobil
1. Trauma kapitis
2. Perlukaan
toraksabdomen 3.
Fraktur tungkaipelvis Sumber :  American College of  Surgeons  2012.  Advanced Trauma Life Support
Student Course Manual 9th Edition
2.7.2 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan  secara  detail  dari  kepala  sampai  kaki  hanya  dimulai  jika keadaan mengancam jiwa pasien sudah terevaluasi dan tertangani selama primary
survey care. Pemeriksaan dimulai dari Manthey, 2005: 1.
Kepala, mata, telinga, hidung, dan tenggorokan a.
Nilai adakah
tanda-tanda fraktur
basis kranii
dengan mengidentifikasi  adanya
battle’s  sign adanya ekimosis di daerah
Universitas Sumatera Utara
mastoid, raccoon’s  eyes  ekimosis  di  daerah  mata,  atau
hemotimpanum  kumpulan  darah  di  belakang  gendang  telinga. Lihat apakah adanya kebocoran cairan serebrospinal yang ditandai
dengan adanya rhinorrhea atau otorrhea. b.
Nilai  apakah  adanya  depresi  fraktur  tengkorak  dengan  palpasi secara  hati-hati.  Adanya  benda  asing  atau  bagian  tulang  yang
menusuk tidak boleh dimanipulasi. c.
Nilai perlukaan pada wajah dan kestabilannya dengan mempalpasi tulang wajah. Fraktur fasialis berat dapat berakibat pada gangguan
jalan napas. d.
Nilai laserasi yang perlu ditangani. e.
Nilai ukuran pupil dan fungsinya. f.
Periksa  septum  hidung  untuk  memastikan  ada  atau  tidaknya hematoma.
2. Leher
a. Palpasi  servikal  dan  tentukan  apakah  ada  nyeri  tekan,
pembengkakan, atau deformitas. b.
Lihat  apakah  ada  emfisema  subkutan  yang  mungkin  berkaitan dengan pneumotoraks atau trauma laringotrakeal.
3. Toraks
a. Palpasi  daerah  sternum,  klavikula,  dan  iga  untuk  menentukan
adanya nyeri tekan atau krepitasi. b.
Lihat  apakah  ada  memar  atau  deformitas  yang  mungkin  berkaitan dengan adanya trauma pada paru.
4. Abdomen
a. Nilai apakah ada distensi, dan nyeri tekan. Dua sumber perdarahan
yang  paling  sering  menyebabkan  pasien  kehilangan  banyak  darah ialah hepar dan limpa.
b. Ekimosis pada daerah punggung mungkin berkaitan dengan adanya
perdarahan retroperitoneal.
Universitas Sumatera Utara
5. Punggung
a. Pemeriksaan  ini  dilakukan  dengan  log-roll  pasien  dengan  dibantu
oleh  asisten  sambil  tetap  menjaga  servikal  tetap  stabil.  Palpasi daerah  servikal  untuk  menentukan  apakah  ada  nyeri  tekan  atau
tidak. b.
Nilai luka tersembunyi pada bagian ketiak, dibawah kolar servikal, dan daerah bokong.
6. Perineum,rektum, dan uretra
a. Pada perineum, lihat apakah ada ekimosis ,yang mengarahkan pada
adanya  fraktur  pelvis.  Pada  uretra,  lihat  apakah  ada  akumulasi darah  yang  menjadi  tanda  adanya  disrupsi  uretra  sebelum
dilakukan pemasangan kateter uretra. Pada daerah rektum, periksa apakah  adanya  letak  prostat  tinggi  yang  mengindikasikan  adanya
disrupsi  pada  membran  uretra  dan  menjadi  kontraindikasi pemasangan kateter urin.
7. Ekstremitas
a. Evaluasi kembali status vaskular pasien di setiap ekstremitas, yaitu
pulsasi nadi , warna kulit, capillary refill time, dan suhunya. b.
Inspeksi dan palpasi secara keseluruhan,  evaluasi  range of motion dari setiap persendian. Nilai apakah ada deformitas, krepitasi, nyeri
tekan,  pembengkakan,  dan  laserasi.  Fraktur  femur  dapat  menjadi sumber perdarahan tersembunyi.
2.7.3 Pemeriksaan Neurologis