Peran Kurator Terkait Adanya Gugatan Hukum Oleh dan Terhadap Debitur Pailit.

harus dihentikan dan sejak saat itu tidak ada suatu Putusan yang dapat dilaksanakan termasuk juga dengan menyandera debitur. 2. Semua penyitaan yang telah dilakukan menjadi hapus dan jika diperlukan Hakim Pengawas harus memerintahkan pencoretannya. 3. Debitur yang sedang dalam penahanan harus dilepaskan seketika setelah putusan pernyataan pailit diucapkan. Ketentuan tentang hal ini tidak berlaku bagi kreditur pemegang hak jaminan penjelasan Pasal 31 UU Kepailitan dan PKPU. Selanjutnya, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan jika diperlukan hakim pengawas harus memerintahkan pencoretannya antara lain adalah pencoretan terhadap penyitaan tanah atau kapal yang terdaftar. Selama kepailitan debitur tidak dikenakan uang paksa Pasal 32 UU Kepailitan dan PKPU. Uang paksa dalam ketentuan pasal ini mencakup uang paksa yang dikenakan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan menurut Pasal 322 UU Kepailitan dan PKPU.

C. Peran Kurator Terkait Adanya Gugatan Hukum Oleh dan Terhadap Debitur Pailit.

Tidak semua orang dapat menjadi kurator. Dahulu sewaktu masih berlakunya peraturan kepailitan zaman Belanda, hanya balai harta peninggalan yang dapat menjadi kurator tersebut. Akan tetapi, sekarang ini oleh UU Kepailitan dan PKPU diperluas sehingga yang dapat bertindak sebagai kurator adalah balai harta peninggalan dan kurator lainnya. Yang dimaksud dengan kurator lainnya yaitu kurator yang bukan BHP adalah mereka yang memenuhi syarat sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Perorangan yang berdomisili di Indonesia, yang mempunyai keahlian khusus yang dibutuhkan dalam rangka mengurus dan atau membereskan harta pailit dan 2. Telah terdaftar pada Departemen Kehakiman sebagai kurator 55 Istilah kurator belum begitu popular dimasyarakat Indonesia. Ada yang beranggapan kurator adalah orang yang mencintai danatau mengurusi koleksi gambar- gambar atau lukisan kuno. Ada pula yang beranggapan bahwa kurator adalah pengampu terhadap pengampu anak yang belum dewasa atau orang gila. Oleh karena itu dibutuhkan defenisi singkat dari kurator tersebut. Kurator menurut Pasal 1 angka 5 UU Kepailitan dan PKPU adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang diangkat oleh Pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitur pailit di bawah pengawasan hakim pengawas . 56 1. Pengelolaan usaha Debitur; . Menurut penjelasan Pasal 70 UU ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU yang dimaksud dengan keahlian khusus adalah mereka yang mengikuti dan lulus pendidikan kurator dan pengurus sedangkan yang dimaksud dengan terdaftar dalam Pasal 70 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU adalah telah memenuhi syarat pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan adalah anggota aktif organisasi profesi kurator dan pengurus. Disamping adanya kurator kurator tetap sebagaimana telah diterangkan, UU Kepailitan dan PKPU juga memperkenalkan adannya kurator sementara interim receiver sebagaimana diatur dalam Pasal 10. Pada prinsipnya tugas kurator sementara ini lebih terbatas dibandingkan dengan tugas kurator tetap. Kurator sementara hanya bertugas untuk mengawasi: 55 Munir Fuady, Hukum Pailit dalam Teori dan Praktek Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2010, hlm. 41 56 Syamsuddin Sinaga, Op., Cit., hal 15 Universitas Sumatera Utara 2. Pembiayaan kepada Debitur; 3. Pengalihan Harta Debitur; 4. Penjaminan Harta Debitur. Kurator sementara ini dapat diajukan oleh setiap kreditur, kejaksaan, Bank Indonesia, BAPEPAM atau Menkeu sebelum putusan pailit dijatuhkan, yang dalam hal ini ditunjuk oleh setiap kreditur atau jaksa dalam hal kepailitan untuk kepentingan umum. Mengapa diperlukan kurator sementara, karena sebelum putusan pernyataan pailit diputuskan, status debitur belum pailit, sehingga dia masih berwenang untuk mengurus harta-hartanya. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang dilakukan oleh Debitur yang belum pailit tersebut, maka dia perlu diawasi, dalam hal ini diawasi oleh kurator sementara tersebut. 57 Dalam permohonan kepailitan apabila debitur atau kreditur tidak mengajukan usul pengangkatan kurator ke pengadilan, maka BHP bertindak selaku kurtor. Akan tetapi apabila diangkat kurator yang bukan BHP maka kurator tersebut haruslah independen dan tidak mempunyai benturan kepentingan dengan pihak debitur atau kreditur. Apabila diketahui kurator ternyata mempunyai hubungan terafiliasi dengan debitur sehingga menimbulkan kepentingan, maka kurator tersebut maupun puhak lain termasuk Hakim Pengawas dapat meminta untuk penggantian kurator. dalam hal ini permohonan penggantian kurator diajukan berdasarkan atas usul kreditur konkuren maka harus berdasarkan rapat kreditur dengan mempertimbangkan dari hasil suara terbanyak sebagaimana disebutkan dalam Pasal 90 UU Kepailitan dan PKPU. 58 57 Edward Manik, Cara Mudah Memahami Proses Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Dilengkai Dengan Studi Kasus Kepailitan Bandung: Mandar Maju, 2012, hlm. 70. 58 Ibid., hlm. 71 Universitas Sumatera Utara Selain dari tidak adanya bentura kepentingan kurator juga memiliki tanggung jawab yang sangat besar, dia bertanggung jawab terhadap kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan tugas-tugas pengurusan dan pemberesan yang menyebabkan kerugaian terhadap harta pailit Pasal 72. Untuk mengantisipasi potensi kerugian atau kelalaian tersebut maka kurator berkewajiban menyampaikan laporan tiga bulanan kepada Hakim Pengawas mengenai keadaan harta pailit dan pelaksanaan tugasnya Pasal 74 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. 59 Pada prinsipnya tugas umum dari kurator adalah melakukan pengurusan dan atau pemberesan terhadap harta pailit sebagaimana diatur dalam Pasal 69 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. Dalam menjalankan tugasnya tersebut kurator bersifat independen baik dengan pihak debitur maupun terhadap kreditur. Oleh karena itu kurator tidak diharuskan memperoleh perstujuan dari atau menyempaikan pemeritahuan terlebih dahulu kepada debitur atau salah saatu organ debitur dalam menjalankan tugasnya, Kurator maupun pengurus pada dasarnya adalah orang pribadi yang sama namun status sebagai kurator baru terjadi jika telah terjadi suatu putusan pailit dalam proses kepailitan, tetapi dalam hal terjadi penundaan kewajiban pembayaran utang tidak ada yang namanya kurator, yang ada hanya pengurus dan diakui oleh UU Kepailitan hanyalah pengurus swasta. Akan halnya tentang hak, kewajiban kewenangan dan tanggung jawab pengurus dalam PKPU sebenarnya mirip dengan yang diatur untuk kurator. segala sesuatu yang berhubungan dengan pengurus ini dibahas dalam bab yang membahas tentang penundaan kewajiban pembayaran utang. 59 Ibid. Universitas Sumatera Utara meskipun dalam keadaan biasa di luar kepailitan, persetujuan atau pemberitahuan tersebut dipersyaratkan Pasal 69 ayat 2. 60 Kurator sudah berwenang melakukan pengurusan dan pemberesan harta pailit sejak adanya putusan pernyataan pailit, sungguhpun terhadap putusan tersebut diajukan kasasi Pasal 16 UU Kepailitan dan PKPU. Ini adalah sebagai konsekuensi hukum dari sifat serta merta dari putusan pernyataan pailit Pasal 8 ayat 5 UU Kepailitan dan PKPU, walaupun demikian, tidak berarti kurator dapat melakukan tindakan pengurusan dan pemberesan sesukanya. Tindakan kurator haruslah memperhatikan antara lain hal-hal berikut 61 1. Apakah dia berwenang untuk melakukan hal tersebut; : 2. Apakah merupakan saat yang tepat terutama secara ekonomi dan bisnis untuk melakukan tindakan tertentu; 3. Apakah terhadap tindakan tersebut diperlukan terlebih dahulu persetujuan ataupun ijin keikutsertaan dari pihak-pihak tertentu seperti dari pihak Hakim Pengawas, Pengadilan Niaga, Panitia Kreditur, Debitur dan sebagainya; 4. Apakah terhadap tindakan tersebut melakukan prosedur tertentu seperti harus dalam rapat dengan kuorum tertentu, harus dalam sidang yang dihadiridipimpin oleh Hakim Pengawas dan sebagainya; 5. Harus dilihat bagaimana cara yang layak dari segi hukum kebiasaan dan sosial dalam menjalankan tindakan-tindakan tertentu, misalnya jika menjual asset tertentu, apakah melalui Pengadilan, lelang, bawah tangan dan sebagainya. 60 Ibid., hlm. 75 61 Ibid., hlm. 73 Universitas Sumatera Utara Hal yang sama juga penting dalam kedudukannya sebagai kurator adalah dalam kaitannya dengan pembebanan harta pailit dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik, maka perlu adanya persetujuan dari Hakim Pengawas. Hal ini bukanlah berarti pembatasan atas kewenangan kurator, namun lebih kepada perlindungan terhadap potensi kerugian yang nantinya akan berdampak terhadap pembayaran kewajiban debitur terhadap para kreditur. 62 Kurator dalam kepailitan juga memiliki kewenangan yang diberikan oleh undang- undang untuk bertindak sebagai penggugat atau tergugat berkenaan dengan gugatan yang berhubungan dengan harta pailit Pasal 26 ayat 1. Apabila tuntutan itu ditujukan kepada debitur dan mengakibatkan suatu sanksi penghukuman terhadap debitur pailit, maka penghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit. Misalnya tuntutan terhadap debitur pailti tersebut adalah tuntutan atas suatu perjanjian utang piutang, maka gugatan tersebut tidak dapat berakibat terhadap harta pailit yang nota bene sudah dalam penguasaan kurator dan masuk dalam sita umum. Tuntutan tersebut hanya dapat dimasukkan dalam daftar tagihan kreditur. Terhadap kegiatan yang dilakukan oleh kurator apabila ada yang keberatan dapat melakukan permohonan kepada Hakim Pengawas agar Kurator tidak melaksanakan kegiatan tersebut atau melakukan suatu perbuatan yang sewajibnya dilakukan oleh kurator Pasal 77 ayat 1. Demikian pula kurator, dia harus memberikan tanggapan atas adanya keberatan dari pihak kreditur. Berdasarkan tanggapan tersebut, maka Hakim Pengawas nantinya harus memberikan penetapan dalam jangka waktu paling lambat 3 hari. Sementara jika ada yang keberatan terhadap ketetapan Hakim Pengawas dapat naik banding ke Pengadilan Niaga Pasal 68 ayat 1. 62 Ibid. Universitas Sumatera Utara Demikian pula apabila debitur pada saat kepailitan berlangsung terdapat suatu tuntutan terhadap pihak lain, maka pihak lain tersebut maupun hakim harus memanggil kurator untuk bertindak atas kepentingan debitur. apabila kurator tidak mengindahkan permohonan pihak lain tersebut, maka pihak lain tersebut dapat meminta supaya perkara tersebut digugurkan, namun apabila pihak lain tidak mengajukan hal tersebut maka perkara tersebut akan diteruskan antara debitur dan tergugat dan apabila akan diteruskan antara debitur dan tergugat dan apabila diputuskan suatu sanksi hal ini akan menjadi di luar harta pailit. 63 63 Ibid., hlm. 77 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PENGGUGAT YANG