Ketentuan Gugatan Gugur Demi Hukum Dalam Kepailitan

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PENGGUGAT YANG

DIRUGIKAN TERKAIT DENGAN ADANYA KETENTUAN GUGATAN YANG GUGUR DEMI HUKUM

A. Ketentuan Gugatan Gugur Demi Hukum Dalam Kepailitan

Pailitnya debitur banyak akibat yuridis diberlakukan kepadanya oleh undang- undang. Akibat-akibat yuridis tersebut berlaku kepada debitur. ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum segera setelah pernyataan pailit mempunyai hukum tetap ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal seperti ini, pengadilan niaga, hakim pengawas, kurator, kreditur , dan siapapun yang terlibat dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk terjadinya akibat yuridis tersebut. Ini merupakan dampak yang disebut by the operation of law yang salah satunya adalah penetapan gugatan terhadap debitur gugur demi hukum dengan diucapkannya pailit atas debitur tersebut. 64 Hal ini terkait dengan dampak pailit yang mengakibatkan debitur tidak dapat lagi mengurusi hartanya sendiri dan seluruh harta debitur tersebut masuk kedalam harta pailit Penentuan gugatan gugur demi hukum ini segera dengan sendirinya hukum kepailitan tersebut diputuskan maka akan berdampak pada gugatan-gugatan tersebut menjadi gugur demi hukum. Menurut Pasal 29 UU Kepailitan dan PKPU yang menyatakan bahwa suatu tuntutan hukum di pengadilan yang diajukan terhadap debitur sejauh bertujuann untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkannya putusan pernyataan pailit terhadap debitur. 64 Munir Fuady, Op., Cit., hlm. 61 Universitas Sumatera Utara dan diurusi oleh kurator dengan pengawasan hakim pengawas. Sehingga apabila ada gugatan yang ditujukan kepada debitur pailit, maka gugatan tersebut sebenarnya sudah keliru dan objek gugatan tersebut yakni harta pailit sudah tidak dalam penguasaan tergugat debitur pailit, sehingga apabila ada gugatan yang berhubungan dengan harta pailit menurut UU Kepailitan dan PKPU ditujukan kepada kurator yang mengurusi harta pailit. Sehingga begitu debitur diputus pailit oleh Hakim Pengadilan Niaga maka pada saat itulah baik gugatan sebelum maupun perkaranya yang sedang berjalan, sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit, gugur demi hukum dengan diucapkan putusan pernyataan pailit terhadap debitur. Dalam hal debitur pailit sebagai penggugat gugatan diajukan oleh debitur pailit, tergugat dapat memintakan agar perkara ditangguhkan dahulu untuk memberikan waktu kepada tergugat untuk mengalihkan perkaranya kepada kurator. Jika kurator tidak mengindahkan panggilan untuk mengambil alih perkara, tergugat berhak agar perkara digugurkan. Atau jika permohonan tersebut tidak dilakukan, perkara antar debitur pailit dan tergugat dapat diteruskan tanpa membebaninya kepada harta pailit karena tergugat dianggap melepaskan haknya untuk menggugurkan gugatan. Hal ini demi melindungi harta pailit yang akan digunakan untuk pembayaran utang kepada para kreditur dan dijelaskan dalam Pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 UU Kepailitan dan PKPU. Jika kurator tidak datang menghadap hakim, putusan pengadilan dapat berpengaruh terhadap harta pailit. Meskipun kurator secara jelas menolak mengambil perkara tersebut ataupun tidak mengindahkan panggilan penggugat namun kurator demi Universitas Sumatera Utara harta pailit sebaiknya datang menghadap hakim agar putusan pengadilan tersebut tidak berdampak atau berpengaruh terhadap harta pailit. 65 65 Munir Fuady, Op.,Cit., hlm. 67. Gugatan gugur apabila berkenaan dalam kondisi perbuatan penggugat atau pemohon tidak terlihat adanya keseriusan dalam berperkara sama hal nya dengan tidak datang ke persidangan meskipun telah beberapa kali dipanggil secara patut. Apabila surat gugatan tersebut tidak memenuhi syarat formil maka gugatan tersebut tidak dapat diterima namun apabila tidak memenuhi syarat materil maka konsekuensi hukumnya adalah batal demi hukum. Namun pembatalan putusan yang sering dilakukan dalam perkara perdata adalah pembatalan putusanpenetapan, contohnya pembatalan putusan oleh majelis hakim tingkat pertama dalam perkara verzet, pembatalan putusan pengadilan tingkat pertama oleh pengadilan tinggi karena salah menerapkan hukum dan pembatalan putusan yang dilakukan oleh Mahkamah Agung terhadap putusan pengadilan tingkat pertama dan atau pengadilan tingkat banding yang salah menerapkan hukum. Kemudian dalam kondisi selanjutnya yakni gugatan diteruskan apabila gugatan oleh dan terhadap debitur tersebut ditetapkan untuk diteruskan karena kurator tidak mengindahkan atau menolak panggilan oleh tergugat dimana debitur menjadi pihak penggugat, kemudian tergugat tersebut juga melepaskan haknya untuk memohon agar perkara digugurkan maka perkara tersebut dilanjutkan. Kondisi ini juga terdapat apabila gugatan terhadap debitur telah dinyatakan gugur demi hukum dan kemudian memakai haknya untuk mendaftarkan kembali gugatan tersebut dan tidak mengajukan pendaftaran utangnya untuk dicocokkan maka gugatan tersebut dilanjutkan. Dengan dilanjutkannya gugatan ini maka penghukuman dalam perkara ini tidak dibebankan kepada harta pailit. Universitas Sumatera Utara Pengguguran gugatan dalam hukum perdata diatur dalam Pasal 124 HIR yang berbunyi : Jika penggugat tidak datang menghadap PN pada hari yang ditentukan itu, meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap mewakiliny, maka surat gugatannya dianggap gugur dan penggugat dihukum biaya perkara; akan tetapi penggugat berhak memasukkan gugatannya sekali lagi sesudah membayar lebih dahulu perkara yang teresebut tadi. Putusan gugur adalah putusan yang menyatakan bahwa gugatanpermohonan gugur karena penggugatpemohon tidak pernah hadir meskipun telah dipanggil sedangkan tergugat hadir dan mohon putusan. Putusan gugur dijatuhkan pada sidang pertama atau sesudahnya sebelum tahapan pembacaan gugatanpermohonan. Dalam Pasal 124 HIR ketentuan gugur demi hukum ini bersifat fakultatif tidak imperatif, yakni dengan demikian penerapannya, memberi kewenangan kepada Hakim: 1. Dapat menggugurkan gugatan secara langsung pada sidang pertama; 2. Dapat mengundurkan sidang dengan jalan memerintahkan juru sita, untuk memanggil penggugat untuk kedua kalinya. Dalam hal ini ketentuan gugatan gugur demi hukum dalam kepailitan ini berlangsung sejak debitur diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga. Maka gugatan tersebut dinyatakan gugur demi hukum terkait karena pailitnya debitur sebagai salah satu pihak dalam perkara tersebut dimana kepailitannya tersebut berpengaruh kepada objek yang diperkarakan yakni yang sekarang telah ditetapkan menjad harta pailit. Ketentuan gugur demi hukum ini haruslah dimengerti makna gugur yang dilakukan demi hukum. Frasa demi hukum dalam ketentuan ini berdasarkan suatu sebab yang salah dan terlarang atau tidak mempunyai kekuatan. Jadi ketentuan gugur demi Universitas Sumatera Utara hukum yakni ketentuan gugur yang dilakukan demi keadilan dan kepatutan, dimana bersamaan debitur sebagai salah satu pihak perkara dijatuhi putusan pailit, maka gugatan tersebut demi hukum dinyatakan gugur. Putusan pengguguran gugatan diambil dan dijatuhkan: 1. Sebelum diperiksa materi pokok perkara; 2. Oleh karena itu, putusan diambil berdasarkan alasan formil yaitu atas alasan penggugat tidak hadir tanpa alasan yang sah 3. Dengan demikian putusan pengguguran bukan putusan mengenai pokok perkara, sehingga dalam putusan tidak melekat ne bis in idem yang digariskan Pasal 1917 KUHPerdata. Berarti sekiranya pun putusan telah mempunyai ketentuan hukum tetap, pada putusan tidak melekat unsur ne bis in idem. 66 Namun dalam hukum kepailitan ketentuan gugatan gugur demi hukum ini ditentukan dalam keadaan gugatan tersebut akan atau sedang berlangsung ditetapkan gugur demi hukum karena debitur yang menjadi salah satu pihak perkara dijatuhi putusan pailit dan objek perkara telah menjadi harta pailit, hal ini lah yang menjadi pengaruh hukum kepailitan dalam ketentuan gugatan gugur demi hukum perdata tersebut. Mengenai penjatuhan putusan penggugurkan gugatan, dapat berpedoman kepada ketentuan Pasal 176 Rv: 1. Dilakukan tanpa hadirnya penggugat, dalam sidang secara sederhana; 2. Namun tetap dituangkan dalam bentuk putusan sebagaimana mestinya. Begitu juga dalam hal gugatan gugur demi hukum dalam kepailitan ini, memang dilakukan secara sederhana namun tetap dituangkan dalam bentuk putusan gugur demi hukum sebagaimana semestinya. 66 Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hal. 80 Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 276 Rv, untuk tegasnya kepastian hukum: 1. Putusan pengguguran gugatan diberitahukan kepada penggugat; 2. Pemberitahuan dilakukan oleh juru sita, sesuai dengan ketentuan Pasal 390 HIR. Dengan adanya pemberitahuan ini menjadi dasar penggugat untuk melakukan upaya hukum yang proporsional untuk hal tersebut. Dalam putusan pengguguran tidak melekat unsur ne bis in idem, sehingga putusan itu tidak termasuk putusan yang disebut Pasal 1917 KUHPerdata. Oleh karena itu, sangat tepat ketentuan Pasal 124 HIR yang memberi hak kepada penggugat untuk mengajukan kembali gugatan itu kepada PN untuk diproses sebagaimana mestinya. Terhadap pengajuan kembali tergugat tidak dapat mengajukan keberatan atau perlawanan. Dalam kepailitan, gugatan yang ditujukan kepada debitur dinyatakan gugur demi hukum dapat diajukan kembali, dan apabila penggugat tersebut berkenan untuk mendapatkan haknya terhadap harta pailit haruslah mengajukan hak nya tersebut untuk didaftarkan, namun apabila gugatan tersebut diajukan kembali dan diputuskan untuk diteruskan maka penghukuman gugatan tersebut dibebankan diluar harta pailit. Pengajuan kembali gugatan dianggap sebagai perkara baru. Oleh karena itu, terhadap pengajuan berlaku ketentuan Pasal 121 ayat 4 HIR: 1. Harus terlebih dahulu dibayar biaya perkara, sejumlah panjar perkara yang ditentukan oleh panitera. 2. Atas bukti pembayaran itu, baru dilakukan pendaftaran dalam register. Semua gugatan hukum berkenaan dengan hak dan kewajiban yang berhubungan dengan harta debitur pailit haruslah diajukan oleh atau terhadap kurator dikarenakan terjadinya pengalihan pengurusan demi hukum. Jika gugatan terhadap debitur pailit yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan penghukuman terhadap debitur pailit, hukuman teresebut tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap harta pailit. Sesuai dengan Pasal 26 UU Kepailitan dan PKPU. Syarat terjadinya putusan gugur dapat dijatuhkan apabila telah dipenuhi syarat: 1. Pengguguran gugatan sah dalam hukum apabila; a. Penggugat telah dipanggil secara patut, penggugat telah dipanggil secara patut apabila: 1 Surat panggilan telah dilakukan secara resmi oleh juru sita sesuai dengan ketentuan undang-undang untuk hadir atau menghadap pada hari tanggal sidang yang ditentukan; 2 Panggilan dilakukan dengan patut, yaitu antar hari panggilan dengan hari persidangan tidak kurang dari tiga hari. b. Penggugat tidak hadir tanpa alasan yang sah, penggugat tidak hadir atau tidak menghadap persidangan yang ditentukan tanpa alasan yang sah, dan juga tidak menyuruh kuasa atau orang lain untuk mewakilinya. Jika ketidakhadiran berdasarkan alasan yang sah, ketidakhadiran penggugat tidak dapat dijadikan alasan untuk menggugurkan gugatan. Pengguguran yang demikian tidak sah dan bertentangan dengan hukum. 2. Pengguguran dilakukan hakim secara ex-officio, pasal 124 HIR memberi kewenangan secara ex-officio kepada hakim untuk menggugurkan gugatan apabila terpenuhi syarat dan alasan untuk itu. Dengan demikian kewenangan itu dapat dilakukan hakim, meskipun tidak ada permintaan dari pihak tergugat. Namun hal itu tidak mengurangi hak tergugat untuk mengajukan permintaan pengguguran. Malahan beralasan tergugat mengajukannya karena ketidakhadiran penggugat dianggap Universitas Sumatera Utara merupakan tindakan sewenang-wenang kepada tergugat. Sebab ketidakhadiran itu, berakibat proses pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena berbenturan dengan asas pemeriksaan contradiktoir. 3. Rasio pengguguran gugatan, maksud utama dalam pelembagaan pengguguran gugatan dalam tata tertib beracara adalah sebagai berikut: a. Sebagai hukuman kepada penggugat, pengguguran gugatan oleh hakim merupakan hukuman kepada penggugat atas kelalaian atau keingkarannya menghadiri atau menghadap di persidangan. Sangat ayak menghukum penggugat dengan jalan menggugurkan gugatan karena ketidakhadiran itu dianggap sebagai pernyataan pihak penggugat bahwa dia tidak berkepentingan lagi dalam perkara tersebut. b. Membebaskan tergugat dari kesewenangan, dianggap sangat tragis membolehkan tergugat berlarut-larut secara berlanjut ingkar menghadiri sidang yang mengakibatkan persidangan mengalami jalan buntu pada satu segi dan pada segi lain tergugat dengan patuh terus menghadiri sidang sehingga mendatangkan kerugian moril dan materil bagi tergugat. Akibat hukum putusan gugur diatur dalam Pasal 77 Rv, sebagai berikut: 1. Pihak tergugat, dibebaskan dari perkara dimaksud. Putusan pengguguran gugatan yang didasarkan atas keingkaran penggugat menghadiri sidang pertama, merupakan putusan akhir eind vonnis yang bersifat menyudahi proses pemeriksaan secara formil. Artinya putusan itu mengakhiri pemeriksaan meskipun pokok perkara belum diperiksa. Itu sebabnya undang-undang menyatakan dibebaskan dari perkara itu. 2. Terhadap putusan pengguguran gugatan tidak dapat diajukan perlawanan atau verzet. Sifat putusannya: Universitas Sumatera Utara a. Langsung mengakhiri perkara, karena itu langsung pula mengikat kepada para pihak atau final binding. b. Selain terhadapnya tidak dapat diajukan perlawanan, juga ditutup upaya hukum sehingga tidak dapat diajukan banding atau kasasi. 3. Penggugat dapat mengajukan gugatan baru. Satu-satunya jalan yang dapat ditempuh penggugat adalah mengajukan gugatan baru dengan materi pokok perkara yang sama, karena dalam putusan gugur tidak melekat ne bis in idem sehingga dapat diajukan sebagai perkara baru, dan untuk itu penggugat dibebani membayar biaya perkara baru. B. Perlindungan Hukum Terhadap Para Penggugat Yang Dirugikan Terkait Adanya Ketentuan Gugatan Gugur Demi Hukum Dalam Kepailitan Gugatan yang mengandung tuntutan hukum di pengadilan yang diajukan terhadap debitur sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkannya putusan pernyataan pailit terhadap debitur. Begitu debitur diputus pailit oleh hakim maka gugatan terhadap debitur yang terkait terhadap harta pailit gugur demi hukum karena telah beralihnya kepengurusan harta pailit kepada kurator dan debitur pailit tidak memiliki kekuasaan atau kewenangan dalam mengurus harta kekayaannya sendiri karena harta tersebut telah dijadikan schuld jaminan pembayaran utang terhadap seluruh krediturnya yang sering disebut sebagai budel pailit. Perlindungan terhadap gugatan yang dinyatakan gugur demi hukum dalam kepailitan dapat mengajukan kembali gugatannya sesuai dengan ketentuan 124 HIR. Universitas Sumatera Utara Namun dalam gugatan tersebut difokuskan untuk mendapatkan hak atau menuntut kewajiban dari harta pailit maka sesuai dengan Pasal 27 UU Kepailitan dan PKPU hanya dapat diajukan dengan mendaftarkannya untuk dicocokkan. Selanjutnya tuntutan kewajiban terhadap harta pailit tersebut dilanjutkan kedalam rapat verifikasi utang. Dalam pencocokan piutang tersebut apabila ada pihak yang membantah piutang tersebut maka pihak yang membantah itu akan menjadi pengganti debitur sebagai tergugat dalam perkara yang ditujukan terhadap debitur. Terhadap gugatan oleh debitur yang dapat dimintakan gugur demi hukum oleh tergugat untuk mendapatkan waktu untuk memanggil kurator dalam perkara tersebut namun apabila kurator tersebut tidak mengindahkan atau menolak panggilan tersebut dan kemudian tergugat tersebut berhak meminta gugur perkara. Apabila tergugat memohonkan gugatan tersebut gugur maka berlakulah ketentuan permohonan pengguguran gugatan dalam KUHAPerdata. Namun apabila tergugat tidak melakukan permohonan tersebut maka tergugat dianggap melepaskan hak nya dan kemudian perkara dilanjutkan nantinya hukuman perkara tidak dibebankan kepada harta pailit. Gugatan yang ditujukan kepada untuk memenuhi perikatan yang menyangkut dengan harta pailit, hanya dapat diajukan dengan melaporkannya untuk dicocokan piutangnya. Selama berlangsungnya kepailitan tuntutan untuk memperoleh pemenuhan perikatan dari harta pailit hanya dapat diajukan dengan mendaftarkannya untuk dicocokkan dalam verifikasi utang. Dalam pendaftaran pencocokan utang, maka penggugat tersebut akan dapat maju dalam tahap verifikasi utang. Verifikasi adalah suatu mekanisme dan prosedur dalam perkara kepailitan dan PKPU untuk mencocokan utang piutang dalam rapat yang khusus Universitas Sumatera Utara diadakan untuk itu, yang dihadiri oleh kurator atau pengurus, debitur, dan kreditur, yang dipimpin hakim pengawas, serta dibantu oleh panitera pengganti. Rapat verifikasi bertujuan untuk menagih, mencocokkan, dan mengesahkan tagihan-tagihan yang sudah masuk kepada kurator ataupun pengurus. 67 1. Hakim pengawas sebagai pimpinan rapat; Pencocokan verifikasi utang merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam proses kepailitan. Karena dengan pencocokan piutang inilah nantinya ditentukan pertimbangan dan urutan hak dari masing-masing kreditur. Rapat pencocokan piutang dipimpin oleh hakim pengawas, sedangkan berita acara rapat ditandatangani oleh hakim pengawas dan panitia Pasal 126 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU. Rapat pencocokan piutang tersebut dihadiri oleh: 2. Panitera sebagai pencatat; 3. Debitor, dalam hal ini debitur harus hadir dan dia harus hadir sendiri serta tidak bisa diwakilkan Pasal 121 UU Kepailitan dan PKPU; 4. Semua kreditur dapat hadir sendiri atau memakai kuasa Pasal 123 UU Kepailitan dan PKPU; 5. Kurator harus hadir. Setelah pernyataan pailit memiliki kekuatan hukum tetap, maka debitur dinyatakan pailit dengan berkekuatan hukum tetap. Kemudian hakim pengawas menetapkan: 1. Batas akhir pengajuan tagihan, 2. Batas akhir verifikasi pajak, 67 Syamsudin Sinaga, Op., Cit., hal. 19 Universitas Sumatera Utara 3. Waktu mengadakan pencocokan piutang hal ini ditegaskan dalam Pasal 113 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. Selama penetapan ini tidak ada batasan waktu yang tetap dalam jarak antara penetapan yang dibuat hakim pengawas hingga batas akhir pengajuan tagihan. Waktu mengadakan pencocokan piutang dan perdamaian dilaksanakan dalam waktu 14 hari sesuai dengan Pasal 145 UU Kepailitan dan PKPU. Debitur pailit dapat memasukkan rencana perdamaian sesuai dengan Pasal 145 UU Kepailitan dan PKPU dan daftar piutang mulai ditempatkan di kantor kurator sesuai dengan Pasal 119 UU Kepailitan dan PKPU diantara waktu batas akhir pengajuan tagihan hingga waktu mengadakan pencocokan piutang dan perdamaian yang dapat dilaksanakan selama 14 hari. Setelah waktu pengadaan pencocokan piutang dan perdamaian dalam Pasal 145 UU Kepailitan dan PKPU selesai maka dilanjutkan dengan rapat untuk mengambil keputusan rencana perdamaian dalam hal Pasal 147 UU Kepailitan dan PKPU selama selang waktu 21 hari. Setelah itu dilanjutkan dengan sidang pengadilan niaga untuk mengesahkan perdamaian homologasi dalam hal Pasal 147 Pasal 156 ayat 3 UU Kepailitan dan PKPU setelah selang 8 hingga 14 hari sejak waktu mengadakan pencocokan piutang dan perdamaian Pasal 145 UU Kepailitan dan PKPU. Selang 8 hari dari sidang pengadilan niaga untuk pengesahan perdamaian dalam hal 147 UU Kepailtan dan PKPU dilanjutakan dengan kasasi ke Mahkamah Agung terhadap putusan pengadilan niaga yang menerima atau menolak perdamaian dalam sidang homologasi sesuai Pasal 160 UU Kepailitan dan PKPU. Jika dilakukan verifikasi bersama dengan pembahasan tentang perdamaian, dimana hal tersebut tidak selamanya demikian. Sungguhpun terhadap pembahasan Universitas Sumatera Utara tentang perdamaian, pembahasan tersebut dilakukan paling cepat adalah segera setelah dilakukan verifikasi, hal ini tertuang dalam Pasal 145 UU Kepailitan dan PKPU. Sebab waktu pemungutan suara untuk menerima rencana perdamaian, sudah harus diketahui adanya kreditor piutang konkuren diakui, kreditur piutang konkuren sementara diakui, dan krediturpiutang yang dibantah, sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 151 jo. Pasal 152 UU Kepailitan dan PKPU. Sampai dengan menjelang hari terakhir pengajuan tagihan, dilakukan hal-hal sebagai beriktut: 1. Segera setelah ditetapkan hari terakhir pengajuan tagihan dan hari rapat verifikasi, kurator member tahu hari batas terakhir pengajuan piutang kepada kreditur dan juga diberitahu hari rapat verifikasi. Jika kreditur diketahui, diberitahukan dengan surat tertulis. Namun jika tidak diketahui, diberitakan lewat dua surat kabar harian yang ditetapkan oleh hakim pengawas Pasal 144 UU Kepailitan dan PKPU. 2. Segala piutang diajukan kepada kurator dengan menunjukkan bukti tertulis Pasal 115 UU Kepailitan dan PKPU. 3. Kurator melakukan pengujian kebenaran piutang Pasal 116 4. Kurator membuat daftar piutang dan mencatat piutang dalam daftar tersebut. daftar piutang tersebut terdiri atas: a. Daftar piutang yang diakui Pasal 177 UU Kepailitan dan PKPU; b. Daftar piutang yang dibantah, misalnya jika terdapat disputes pada jumlah piutang; Universitas Sumatera Utara c. Daftar piutang untuk sementara diakui, misalnya terhadap piutang yang disputes nya hanya tentang ada tidaknya preferensi Pasal 118 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU. d. Daftar pro memori for the record dalam hal ini terhadap bunga yang timbul setelah pailit terhadap kreditur separatis Pasal 134 ayat 3 UU Kepailitan dan PKPU. 5. Kurator menyediakan di kantornya daftar piutang dan diberitahukan kepada kreditur selama tujuh hari menjelang rapat verifikasi disertai pemberitahuan dan panggilan lagi untuk mengikuti rapat Pasal 119 UU Kepailitan dan PKPU. 6. Piutang yang terlambar diajukan, juga masih diperkenankan asalkan: a. Selambat-lambatnya dua hari sebelum rapat verifikasi dan b. Dalam rapat verifikasi tidak ada yang keberatan Pasal 133 ayat 1 Ketentuan ini tidak berlaku jika kreditur berhalangan untuk melaporkan hal tersebut terlebih dahulu karena tempat tinggalnya jauh Pasal 133 ayat UU Kepailitan dan PKPU. Dalam rapat pencocokan piutang rapat verifikasi dihadiri oleh: 1. Hakim pengawas sebagai pimpinan rapat; 2. Panitera sebagai pencatat; 3. Debitur, dalam hal ini debitur harus hadir dan dia harus hadir sendiri, serta tidak bisa diwakilkan Pasal 121 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU; 4. Semua kreditur dapat hadir sendiri atau memakai kuasa Pasal 123 UU Kepailitian dan PKPU 5. Kurator harus hadir; 6. Panitia kreditor jika ada harus hadir. Universitas Sumatera Utara Dalam rapat, hakim pengawas membacakan daftar piutang Pasal 124 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. Kurator berwenang untuk menarik kembali, baik pengakuan sementara atau pembatalan yang telah dilakukannya Pasal 124 ayat 3 UU Kepailitan dan PKPU. Kurator dapat menuntut kreditur atau kuasanya agar menguatkan dengan sumpah piutangnya yang tidak dibantah Pasal 124 ayat 3 UU Kepailitan dan PKPU. Jika kreditur telah meninggal dunia, kurator dapat meminta ahli warisnya yang berhak harus menerangkan di bawah sumpah bahwa mereka dengan itikad baik percaya bahwa utang tersebut memang ada dan belum dilunasi Pasal 124 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU. Terhadap piutang yang dimintakan sumpah, sementara sumpah belum dilakukan karena kreditur tersebut tidak hadir maka piutang tersebut diterima dengan syarat, sampai sumpah dilakukan pada hari yang ditetapkan Pasal 125 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. Dapat dijelaskan pula bahwa dalam prosedur verifikasi kurator memberitahukan penetapan rapat kepada kreditur dan mengiklankanya dalam surat kabar harian yang berskala nasional dan lokal. Semua tagihan kreditur diberikan kepada kurator. Kurator mencocokan piuutang tersebut dengan pencatatan debitur pailit. piutang yang diakui dimasukkan dalam daftar piutag uang diakui, piutang yang dibantah dimasukkan dalam daftar tersendiri. Kurator membuat panggilan terhadap kreditur untuk menghadiri rapat pencocokan piutang. Hakim pengawas membacakan daftar utang piutang yang diakui dan dibantah. Hakim pengawas dapat memerintahkan pembantah untuk disumpah menguatkan bantahannya. Apabila ada bantahan terhadap piutang dan tidak dapat diselesaikan oleh Hakim Pengawas maka berdasarkan penjelasan Pasal 127 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU, hal tersebut diajukan ke pengadilan negeri dan diperiksa secara Universitas Sumatera Utara sederhana. Setelah rapat verifikasi berakhir, kurator membuat laporan tentang harta pailit yang diberikan kepada kepaniteraan pengadilan niaga. Hakim pengawas dapat menunda rapat verifikasi delapan hari. Penundaan yang dinyatakan dalam rapat dianggap sebagai panggilan resmi. Segala sesuatu yang terjadi dalam rapat dicatat panitera pengganti dalam berita acara rapat yang diteken Hakim Pengawas dan panitera pengganti. Setelah berakhirnya rapat pencocokan piutang, kurator wajib memberikan laporan mengenai keadaan harta pailit, dan selanjutnya kepada kreditor wajib diberikan semua keterangan yang diminta oleh mereka. Setelah berakhirnya rapat, maka laporan tersebut, beserta berita acara rapat pencocokan piutang wajib disediakan di Kepaniteraan dan kantor kurator. Untuk mendapatkan salinan surat tidak dikenakan biaya. Setelah berita acara rapat tersedia, kurator, kreditor, atau Debitur pailit dapat meminta kepada Pengadilan supaya berita acara rapat tersebut diperbaiki, apabila dari dokumen mengenai kepailian terdapat kekeliruan dalam berita acara rapat Pasal 143 UU Kepailitan dan PKPU. 68

C. Upaya Hukum yang Dilakukan Oleh Para Penggugat