Akibat Kepailitan Atas Gugatan-Gugatan Hukum Oleh Dan Terhadap Debitur.

Debitur pailit dalam UU Kepailitan dan PKPU dapat mengajukan suatu tuntutan hukum kepada tergugat diluar tanggungan harta pailit Pasal 28 ayat 1 dan 2. Namun jika mengajukan gugatan yang terkait dengan harta pailit maka yang menjadi tergugatnya memiliki hak untuk menangguhkan guna memanggil kurator agar mengambil alih perkara, karena pada dasarnya dengan adanya putusan pernyataan pailit debitur paiit tidak mempunyai kewenangannya terhadap harta pailit. Kemudian selain gugatan-gugatan tersebut di atas ada dikenal gugatan actio pauliana. Untuk kepentingan harta pailit, kepada pengadilan dapat dimintakan pembatalan segala perbuatan hukum debitur yang telah dinyatakan pailit yang merugikan kepentingan kreditur, yang dilakukan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan. Pembatalan hanya dapat dilakukan apabila dapat dibuktikan bahwa pada saat perbuatan hukum dilakukan, debitur, dan pihak dengan siapa perbuatan hukum tersebut dilakukan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa perbuatan hukum tersebut akan mengakibatkan kerugian bagi kreditur. Namun hak tersebut tidak berlaku bagi perbuatan hukum debitur yang wajib dilakukannya berdasarkan perjanjian danatau karena undang-undang. Hal-hal tersebut di atas diyatakan dalam Pasal 41. Gugatan actio pauliana diajukan oleh kurator ke pengadilan dan kreditur dapat mengajukan bantahan terhadap tuntutan kurator.

B. Akibat Kepailitan Atas Gugatan-Gugatan Hukum Oleh Dan Terhadap Debitur.

Putusan pailit membawa akibat hukum terhadap seluruh harta kekayaan debitur. Kekayaan tersebut akan dikuasai oleh kurator. Kurator kemudian yang akan mengurus dan membereskan seluruh harta pailit. Seluruh harta debitur pailit diurus oleh kurator Universitas Sumatera Utara dibawah pengawasan hakim pengawas. Hukum kepailitan ini sangat melindungi harta pailit sebagai sita umum terhadap pembayaran utang kepada kreditur-kreditur. Akibat dari putusan pailit membawa konsekuensi bahwa gugatan hukum yang bersumber pada hak dan kewajiban harta kekayaan debitur pailit harus diajukan oleh atau terhadap kurator. Gugatan yang diajukan terhadap debitur pailit selama kepailitan jika gugatan tersebut mengakibatkan suatu penghukuman maka penghukuman tersebut tidak mempunyai akibat hukum terhadap harta pailit, sesuai dengan ketentuan Pasal 26 ayat 2. Suatu tuntutan hukum di pengadilan yang diajukan terhadap debitur sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkan putusan pernyataan pailit terhadap debitur Pasal 29 UU Kepailitan dan PKPU. Gugatan gugur berbeda dengan gugatan batal. Apabila gugatan batal sejak awal tidak memiliki kekuatan hukum atau dianggap tidak terjadi karena tidak memiliki dampak hukum apapun, berbeda dengan gugatan gugur memiliki kekuatan hukum namun gugatan tersebut digugurkan karena tidak adanya keseriusan kepada penggugat dalam perkara tersebut. Suatu tuntutan hukum yang diajukan oleh debitur dan yang sedang berjalan selama kepailitan berlangsung menurut Pasal 28 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU, atas permohonan tergugat, perkara harus ditangguhkan untuk memberikan kesempatan kepada tergugat memanggil kurator untuk mengambil alih perkara dalam jangka waktu yang ditentukan oleh hakim. Mengenai mengambil alih perkara maksudnya adalah pengalihan kedudukan kreditur sebagai tergugat, dialihkan kepada kurator penjelasan Pasal 28 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU. Pasal 28 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU, jika kurator tidak Universitas Sumatera Utara mengindahkan panggilan tersebut maka tergugat berhak memohon supaya perkara digugurkan, dan jika hal ini tidak dimohonkan maka perkara dapat diteruskan antara debitur dan tergugat, di luar tanggungan harta pailit. Ketentuan tersebut juga berlaku juga dalam hal kurator menolak mengambil alih perkara tersebut. Permohonan pengguguran gugatan itu adalah hak dari tergugat yang bisa dipergunakan atau tidak. Apabila tergugat tersebut menggunakannya maka diberlakukanlah pengaturan pengguguran gugatan dalam Pasal 124 HIR. Selanjutnya tanpa mendapat panggilan, setiap waktu kurator berwenang mengambil alih perkara dan mohon agar debitur dikeluarkan dari perkara sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU. Kurator setiap waktu dapat mengambil alih perkara tersebut. Meskipun telah beberapa lama kurator tidak mengindahkan atau secara jelas menolak untuk mengambil alih kasus tersebut, namun jika kurator menganggap perlu untuk mengambil kembali atau memperhatikan kembali kasus tersebut maka kurator diperbolehkan untuk mengambil kasus tersebut kembali. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 28 ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU. Menurut Pasal 30 UU Kepailitan dan PKPU jika suatu perkara dilanjutkan oleh kurator terhadap pihak lawan maka kurator dapat mengajukan pembatalan atas segala perbuatan yang dilakukan oleh debitur sebelum yang bersangkutan dinyatakan pailit, apabila dapat dibuktikan bahwa perbuatan debitor tersebut dilakukan dengan maksud untuk merugikan kreditur dan hal ini diketahui oleh pihak lawannya. Pasal 31 UU Kepailitan dan PKPU menentukan: 1. Putusan pernyataan pailit berakibat bahwa segala penetapan pelaksanaan pengadilan terhadap setiap bagian dari kekayaan debitur yang telah dimulai sebelum kepailitan Universitas Sumatera Utara harus dihentikan dan sejak saat itu tidak ada suatu Putusan yang dapat dilaksanakan termasuk juga dengan menyandera debitur. 2. Semua penyitaan yang telah dilakukan menjadi hapus dan jika diperlukan Hakim Pengawas harus memerintahkan pencoretannya. 3. Debitur yang sedang dalam penahanan harus dilepaskan seketika setelah putusan pernyataan pailit diucapkan. Ketentuan tentang hal ini tidak berlaku bagi kreditur pemegang hak jaminan penjelasan Pasal 31 UU Kepailitan dan PKPU. Selanjutnya, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan jika diperlukan hakim pengawas harus memerintahkan pencoretannya antara lain adalah pencoretan terhadap penyitaan tanah atau kapal yang terdaftar. Selama kepailitan debitur tidak dikenakan uang paksa Pasal 32 UU Kepailitan dan PKPU. Uang paksa dalam ketentuan pasal ini mencakup uang paksa yang dikenakan sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan menurut Pasal 322 UU Kepailitan dan PKPU.

C. Peran Kurator Terkait Adanya Gugatan Hukum Oleh dan Terhadap Debitur Pailit.