Dana Bagi Hasil Investasi

4. Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 5. Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.

2.1.5 Dana Bagi Hasil

Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah bab I pasal 1, “Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.” misalnya Dana Bagi Hasil Pajak DBHP dan Dana Bagi Hasil Bukan Pajak DBHBP. Dana bagi hasil dibagi berdasarkan persentase tertentu bagi pemerintah pusat dari eksploitasi sumber daya alamseperti minyak dan gas, pertambangan dan kehutanan dibagi dalam porsi yang bervariasi antara pemerintah pusat, provinsu, kabupaten dan kota. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri, Penerimaan yang dibagi hasilkan terdiri atas : 1. Dana Bagi Hasil Pajak : a. Pajak Bumi dan Bangunan PBB b. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB c. PPh Orang Pribadi 2. Bagi Hasil Bukan Pajak : a. Sektor Kehutanan b. Sektor Pertambangan Umum c. Sektor Minyak Bumi dan Gas Alam d .Sektor Perikanan Universitas Sumatera Utara

2.1.6 Investasi

Menurut Erlina,dkk 2015:223 : investasi merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk memanfaatkan surplus anggaran untuk memperoleh pendapatan dalam jangka panjang dan memanfaatkan dana yang belum digunakan untuk investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas. Modul Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintahan yang diterbitkan Komite Standar Akuntansi Pemerintahan 2009 menjelaskan bahwa dalam rangka akuntansi dan pelaporan asset investasi pemerintah, investasi secara garis besar diklasifikasikan menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok asset lancar, sedangkan investasi jangka panjang masuk pada kelompok asset nonlancar. Investasi jangka pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama 12 bulan atau kurang. Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki lebih dari 12 bulan. 1. Investasi Jangka Pendek Menurut PSAP no 6 Paragraf 10: Investasi jangka pendek harus memenuh karakteristik, seperti dapat diperjualbelikandicairkan; investasi tersebut dijukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas; dan berersiko rendah. PASP no 6 Paragraf 12 menjelaskan bahwa investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain meliputi: a Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat diperpanjang secara otomatis revolving deposits. Universitas Sumatera Utara b Pembelian Surat Utang Negara SUN pemerintah jangka pendek oleh pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Setifikat Bank Indonesia SBI. 2. Investasi Jangka Panjang PSAP No 6 Paragraf 13-19 secara gambalang menjelaskan mengenai investasi jangka panjang. Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan non permanen. 1 Investasi Permanen Investasi permanen adalah investasi yang tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividend anatau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang danatau menjaga hubungan kelembagaan. Investasi permanen dapat berupa: a Penyertaan modal pemerintah pada perusahaan Negaradaerah, badan internasional dan badan lainnya yang bukan milik Negara. Penyetaa modal dapat berupa surat berharga saham pada suatu perseroan terbatas dan non surat berharga yang kepemilikan modal dalam bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan. b Investasi lainnya yang dimiliki pemerintah untuk menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Investasi ini merupakan bentuk investasi yang tidak bisa dimasukkan ke kelompok penyertaan modal, surat obligasi jangka panjang yang dibeli oleh pemerintah, dan penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga, Universitas Sumatera Utara misalnya investasi dalam properti yang tidak tercakup dalam pernyataan ini. 2 Investasi nonpermanen Investasi nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan. Antara lain dapat berupa: a Pembelian obligasi atau surat utang jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki sampai dengan waktu jatuh temponya oleh pemerintah. b Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada pihak ketiga. c Dana yang disisihkan pemerintah dalam pelayanan masyarakat seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat. d Investasi nonpermanent lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti pernyataan modal yang dimaksudkan untuk penyehatanpenyelamatan perekonomian. Menurut PSAP No.6 Paragraf 39-40 dapat disimpulkan bahwa hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga deposito, bunga obligasi dan dividen tunai, diakui pada saat diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan. Universitas Sumatera Utara

2.1.7 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

6 106 122

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Perkapita

0 52 113

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 13

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16