Uji Multikolinieritas Uji Asumsi Klasik

mencakup dalam data penelitian dapat dilakukan pengujian asumsi klasik lainnya dan uji hipotesis lebih lanjut.

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antara variabel bebas independen. Model regresi yang baik tentu tidak terjadi kolerasi antara variabel independen. Dalam penelitian ini, pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance-Infliating Factor antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance. Jika nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0.10, hal ini menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas antara variabel bebas. Sedangkan, jika nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0.10, hal ini menunjukkan adanya gejala multikolinieritas antara variabel bebas. Tabel 4.4 Uji Multikolinieritas Sebelum Moderating Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant .004 .004 1.051 .299 PAD 1.222 .020 .992 60.935 .000 .990 1.010 DAU -.007 .005 -.021 -1.295 .203 .992 1.008 DAK -.013 .007 -.031 -1.896 .065 .989 1.011 DBH -.052 .033 -.026 -1.574 .123 .982 1.018 a. Dependent Variable: KKD Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2016 Universitas Sumatera Utara Hasil uji multikolinieritas sebelum moderating pada tabel 4.4, dapat dilihat tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel penelitian, dimana nilai VIF dari variabel PAD, DAU, DAK, dan DBH menunjukkan nilai 10 dan nilai Tolerance 0.10. Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas Setelah Moderating Sumber: Output SPSS 19.0, diolah peneliti, 2016 Hasil uji multikolinieritas setelah moderating pada tabel 4.5, dapat dilihat tidak terjadi gejala multikolinieritas antara variabel penelitian, dimana nilai VIF dari variabel PAD, DAU, DAK, DBH, dan Investasi menunjukkan nilai 10 dan nilai Tolerance 0.10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi di antara variabel-variabel independen yang diuji dalam penelitian ini baik sebelum moderating maupun setelah moderating, sehingga variabel-variabel independen ini tidak perlu dikeluarkan dari model regresi.

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

6 106 122

Pengaruh Rasio Efektifitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Riau

12 97 86

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

2 39 85

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Daerah pada Pemda di Provinsi Sumatera Utara

1 43 73

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Tingkat Kemandirian Pemerintahan Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara

4 37 108

Pengaruh Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah Pada Pemerintahan Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara

4 59 87

Pengaruh Dana Alokasi Khusus, Dana Alokasi Umum, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan Perkapita

0 52 113

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 13

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dan Jumlah Penduduk Terhadap Belanja Daerah Pada Pemda Di Sumatera Utara

0 0 16