mencari sumber utama yang digunakan oleh pengarang, dan juga akan mengalami kesulitan untuk membedakan judul artikel dengan judul
buku. e Proficiency in English diartikan sebagai tingkat kemakhiran berbahasa
Inggris. Kemampuan ini sangat diperlukan, mengingat koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi umumnya kebanyakan berbahasa
Inggris. Hal itu berarti bila seorang mahasiswa yang kurang atau tidak makhir berbahasa Inggris akan mengalami kesulitan dalam mengakses
informasi yang dibutuhkannya baik melalui buku teks, maupun melalui sumber lainnya.
f Computer literacy. Lebih jauh Chall dan Tan 1997 menjelaskan bahwa computer literacy diartikan sebagai tingkat melek komputer.
Melek komputer mencakup kemampuan untuk bisa menggunakan komputer terutama untuk melakukan pencarian informasi di
perpustakaan. Kemampuan ini mutlak diperlukan karena umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menyediakan sumber-sumber
informasi yang berbasis digital dan atau elektronik, yang mengaksesnya mutlak menggunakan komputer.
36
2. Learning skills Keterampilan Belajar
Keterampilan Belajar adalah keterampilan yang digunakan agar kita selalu dapat
mengembangkan diri melalui proses belajar yang
36
Jonner Hasugian, ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan”, Universitas Sumatera Utara, 2002 artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari:
ttp:library.usu.ac.idindex.phpcomponentjournalsindex.php?option=com_journal_reviewid=7 670task=view
berkelanjutan.
37
Dengan pengenalan dan penguasaan katerampilan belajar yang tepat, kita dapat melakukan aktifitas belajar atau bahkan menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif. Paling tidak ada empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan
belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Hal ini sejalan dengan
penegasan UNESCO dalam konferensi tahunannya di Melbourne Australia tahun 1998 yang menekankan perlunya Masyarakat Belajar yang berbasis
pada empat kemampuan yakni: 1 belajar untuk mengetahui, 2 belajar untuk dapat melakukan, 3 belajar untuk dapat mandiri, dan 4 belajar
untuk dapat bekerjasama.
38
Empat kemampuan tersebut di atas merupakan pilar-pilar belajar yang akan menjadi acuan bagi Perguruan Tinggi dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar-membelajarkan yang akan bermuara pada hasil belajar aktual yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Hasil belajar aktual
merupakan akumulasi kemampuan konkrit dan abstrak untuk memecahkan persoalan hidup
Belajar untuk tahu menjadi basis bagi belajar untuk dapat melakukan;
belajar untuk dapat melakukan merupakan basis bagi belajar untuk
mandiri ; belajar untuk mandiri merupakan basis bagi belajar untuk
bekerjasama .
Tahu, dapat, mandiri, dan kemampuan bekerjasama
37
Dwi Nugroho Hidayanto, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http:keyshani.wordpress.comcategoryeducation
38
Sujarwo
, ”
Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global”, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http:pakguruonline.pendidikan.net
merupakan kesatuan dan prasyarat bagi individu untuk meningkatkan kualitas kehidupannya.
Bahwa tidak semua mahasiswa yang tahu dapat melakukan dalam arti memiliki keterampilan; tetapi yang dapat melakukan pasti memiliki
pengetahuan sebagai dasar teoretik. Tidak semua yang dapat melakukan dapat memiliki kemandirian, karena untuk menjadi mandiri memerlukan
syarat-syarat lain; tetapi yang memiliki kemandirian pasti memiliki keterampilan khusus sebagai basisnnya.
Tidak semua yang mandiri mampu bekerjasama dengan orang lain, karena kemampuan bekerjasama menuntut syarat-syarat lain yang lebih
terkait dengan aspek psikologis; dan yang mampu bekerjasama pasti telah memiliki basis kemandiran, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup
memadai. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi basis dan awal dari proses pemilikan keterampilan; pengetahuan dan keterampilan menjadi
basis dan awal dari kemandirian; dan pengetahuan, keterampilan dan kemandirian menjadi basis dan awal dari kemampuan melakukan
kerjasama dengan orang lain. Akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan bekerjasama tersebut merupakan modalitas
bagi kemampuan untuk memecahkan masalah problem solving. Harefa mengatakan “...seorang yang terampil belajar ia akan menjadi
pembelajar bagi dirinya yang berbasis pada kesadaran bahwa kita adalah ciptaan yang dicipta oleh Sang Pencipta dan dianugerahi daya cipta untuk
mencipta...”
39
bila seseorang telah menjadi manusia pembelajar, ia akan dapat menciptakan organisasi pembelajar, yakni organisasi yang terus
menerus memperluas kapasitas menciptakan masa depan. Seorang
pembelajar akan lebih memiliki tanggung jawab baik kepada Tuhan, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia
Seorang pembelajar akan memperoleh keterampilan belajar dan akhirnya akan lebih manusiawi, sebagaimana penegasan Senge yang
dikutip oleh Harefa bahwa “...dari belajar individu akan: 1 menciptakan kembali kepribadiannya, 2 melakukan sesuatu yang baru, 3 merasakan
hubungan yang lebih dalam dengan dunia, 4 dapat memperluas kapasitas proses pembentukan kehidupan...”
40
Keterampilan belajar sangat penting diajarkan oleh pustakawan pada saat program pendidikan pemakai yaitu dengan mengajarkan mahasiswa
empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dan bekerjasama yang merupakan modalitas bagi kemampuan untuk memecahkan masalah problem solving. Semua ini
dilakukan agar mahasiswa selalu dapat mengembangkan diri melalui proses belajar yang berkelanjutan dan dapat melakukan aktifitas belajar
serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Tujuan akhir dari keterampilan belajar ialah dimilikinya kemampuan
memecahkan masalah secara bertanggung jawab. Tanggung jawab ini
39
Andreas Harefa. Menjadi Manusia Pembelajar Jakarta: Kompas
,
2000, h. 119
40
Ibid., h. 139
memiliki makna yang sangat dalam, melampaui kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh dari belajar. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut,
harus dilampuai dua tujuan antara, yakni: 1 mampu mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dan 2 dapat berusaha sekuat
tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya-seutuhnya dengan cara menjadi diri
sendiri.
41
3. Media skills Keterampilan Media