Duramater dan Respon terhadap Trauma Gejala

dalam jangka waktu yang lama juga bisa berperan dalam tingkat keparahan PDPH Porhomayon et al., 2013. Pada mikroskop elektron menunjukkan bahwa jarum pencil-point lebih traumatik pada dura dari jarum cutting-bevel. Diasumsikan bahwa jarum pencil-point menghasilkan luka yang irreguler pada dura, kemudian reaksi inflamasi dan secara efektif terjadi penurunan CSF daripada tusukan berbentuk U dari jarum cutting-bevel, yang dapat mengurangi resiko PDPH Ghaleb, 2010.

2.2.4. Duramater dan Respon terhadap Trauma

Kegagalan pentupan dari perforasi lapisan dura dapat menimbulkan perlekatan, kebocoran CSF terus menerus, dan meningkatkan resiko infeksi. Pada tahun 1959, bahwa teori proliferasi fibroblastik dipicu oleh ujung luka dari dura telah dibantah. Studi ini berasumsi bahwa proliferasi fibroblastik tersebut difasilitasi oleh jaringan sekitar dan penggumpalan darah. Studi ini juga mengatakan perbaikan dari dura dipicu oleh cedera dari pia-araknoid, jaringan otak, dan adanya penggumpalan darah Turnbull dan Shepherd, 2003. Identifikasi keakuratan pada rongga subaraknoid sangat penting dalam tindakan anestesi spinal selanjutnya pada letak jarumnya yang mungkin bisa menyebabkan ketidaknyamanan pasien, meningkatnya insidensi dari hematom spinal, PDPH, dan trauma pada struktur neuron Conroy et al., 2013.

2.2.5. Gejala

Nyeri kepala dan nyeri punggung merupakan gejala utama dari punksi dura. 90 dari nyeri kepala akan terjadi dalam 3 hari setelah prosedur.Dan 66 dimulai saat 48 jam pertama. Jarang timbul antara hari ke-5 dan 14 setelah prosedur. Nyeri kepala juga bisa terjadi saat setelah dilakukan punksi duraTurnbull dan Shepherd, 2003. Nyeri kepala pasca operasi umumnya terjadi pada remaja muda dan biasanya pada pasien obstetrik. Nyeri kepala tersebut akan timbul antara 2-7 hari setelah Universitas Sumatera Utara punksi lumbal, dan mungkin bertahan sampai lebih dari 6 minggu Conventry, 2007. Ada literatur lain yang menyatakan bahwa onset PDPH sekitar 2-72 jam setelah anestesi spinal dan menetap bisa lebih dari 15 hari Porhomayon et al., 2013. International Headache Society IHS menjelaskan bahwa PDPH merupakan nyeri kepala bilateral yang muncul dalam 7 hari setelah punksi lumbal dan mereda 14 hari setelah punksi lumbal Gaiser 2006. IHS juga menyatakan PDPH adalah nyeri kepala yang menjadi parah dalam 15 menit setelah duduk atau berdiri dan membaik dalam 15 menit setelah berbaring, dengan setidaknya satu gejala dari – kaku kuduk, tinitus, hiperakusia, fotofobia ataupun mual. Sebagian besar PDPH muncul saat 48-72 jam setelah melakukan anestesi spinal, tetapi pasien yang cepat pulang dari rumah sakit mungkin mulai mengalaminya saat sudah di rumah. Dalam studi meta-analisis dari Choi menunjukkan onset dari PDPH biasanya 1-7 hari setelah dilakukan punksi Nath dan Subrahmanyam, 2011. PDPH merupakan hasil dari sedikit pembocoran dari CSF sekunder pada punksi dura. Secara khas, PDPH mempunyai serangan nyeri kepala yang dimulai dari 24 jam keatas, tetapi komplikasi tersebut cenderung muncul saat hari pertama pasca operasi. Karena PDPH cenderung memburuk saat duduk dan berjalan. Pasien disarankan untuk tidak turun dari tempat tidur sesaat setelah operasi dan hanya berdiri saat mau berkemih Ballantyne, 2008. PDPH jelas menunjukkan nyeri kepala bagian frontal, frontotemporal atau occipital, menggerakkan kepala atau tidak dalam posisi berbaring akan memperparah keadaan, dan membaik jika berbaring, biasanya terjadi 48 jam setelah punksi dural.Biasanya diikuti dengan mual, muntah dan kaku kuduk Ghaleb, 2010. Nyeri kepala tersebut bisa parah dan sering dideskripsikan seperti ‘searing and spreading like hot metal’. Gejala lain seperti vertigo, pusing dan parestesia dari kulit kepala dan nyeri pada ekstremitas atas dan bawah juga sering berhubungan pada PDPH Turnbull dan Shepherd, 2003. Universitas Sumatera Utara Kriteria-kriteria PDPH merupakan: 1. Terjadi saat mobilisasi. 2. Terjadi pemburukan saat posisi erect duduk dan batuk, bersin atau keadaan yg menegang. 3. Membaik saat berbaring. 4. Lokasi nyeri tersebut di occipital, frontal atau merata. Menurut Crocker 1976, tingkat keparahan nyeri kepala ditetapkan dalam skala 1-4, yaitu: 1. Nyeri kepala ringan mungkin terjadi karena duduk dalam jangka waktu yang lama dan tidak ada gejala yang lain. 2. Nyeri kepala sedang yang membuat pasien tidak mampu berdiri lebih dari setengah jam. Kadang-kadang diiringi dengan mual, muntah, gejala auditori dan okular. 3. Nyeri kepala berat segera setelah turun dari tempat tidur, dikurangi jika berbaring di tempat tidur yang horizontal. Sering diiringi dengan mual, muntah, gejala auditori dan okular. 4. Nyeri kepala yang terjadi walaupun saat berbaring dan sangat diperburuk saat berdiri, makan tidak memungkinkan karena mual dan muntah berulang Shah, Bhatia, dan Tulsiani, 2002. Menurut International Headache Society IHS 7.2.1, kriteria diagnostik PDPH adalah: 1. Nyeri kepala yang timbul saat 15 menit duduk atau berdiri dan membaik 15 menit setelah berbaring, dengan setidaknya diiringi 1 gejala yang berada dibawah ini dan memenuhi kriteria 3 dan 4: a. Kaku kuduk b. Tinitus c. Hiperakusia d. Fotofobia e. Mual-mual Universitas Sumatera Utara 2. Setelah menjalani punksi dura 3. Nyeri kepala muncul dalam 5 hari pertama setelah menjalani punksi dura 4. Nyeri kepala teratasi: a. Secara spontan dalam 1 minggu b. Dalam 48 jam setelah terapi efektif untuk kebocoran CSF biasanya epidural blood patch EBP IHS, 2004. Gejala-gejala lainnya bisa pada bagian okular seperti fotofobia dan diplopia atau extraocular muscle paralysis EOMP dan keluhan auditori pendengaran seperti tinitus dan hiperakusis Ghaleb, 2010. Adapun sensasi nyeri pada PDPH ini bisa meliputi sensasi tegang, tarikan, dan getaran Ballantyne, 2008. Semua gejala, kecuali PDPH akan membaik dalam waktu 6 jam Lomax dan Qureshi, 2008. Cerebral venous thrombosis CVT mempunyai beberapa penyebab pada pasien-pasien obstetrik dan perlu segera diatasi, ketika sakit kepala atau gejala dan tanda neurologis yang lain Laverse et al., 2013.

2.2.6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Insidensi