5.2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi nyeri kepala setelah punksi dura PDPH setelah anestesi spinal pada operasi elektif di RSUP Haji Adam
Malik Medan. Sebagai hasilnya, 16 orang 25 dari semua sampel terdiagnosa menderita PDPH nyeri kepala setelah punksi dura. Menurut Turnbull dan Shepherd
2003 pada awal tahun 1900-an, 50 pasien yang menjalani anestesi spinal mengeluhkan nyeri kepala. Bahkan penelitian Campbell 2010 bahwa diperkirakan
tingkat penderita PDPH sekitar 30-50 setelah anestesi spinal. Tetapi menurut Chohan dan Hamdani 2003, 80 dari pasien obstetrik mengalami PDPH setelah
anestesi spinal. Berdasarkan penelitian ini, kelompok usia yang paling rentan menderita
PDPH adalah kelompok usia 18-24 tahun yaitu berjumlah 7 orang 43,8, diikuti oleh kelompok usia 53-60 tahun yaitu berjumlah 3 orang 18,8. Menurut Ghaleb
2010, insidensi PDPH tertinggi juga terjadi pada kelompok usia 18-30 tahun. Keadaan ini bisa disebabkan karena pada orang muda mempunyai tingkat elastisitas
jaringan dural lebih tinggi dan mempunyai risiko yang lebih besar dari kelompok usia yang lain Ghaleb, 2010. Hal ini hampir mirip dengan penelitian Chohan dan
Hamdani 2003 bahwa kelompok usia 20-40 mempunyai insidensi PDPH tersering. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan insidensi PDPH antara
jenis kelamin laki-laki dan perempuan, yaitu masing-masing sebanyak 8 orang 50,0. Hal ini berbeda dengan penelitian dari Wu et al. 2006, dimana didapati
insidensi PDPH lebih tinggi pada perempuan dibandingkan pria, yaitu masing-masing sebanyak 14 dan 7. Perbedaan ini mungkin dikarenakan insidensi PDPH yang
tidak banyak pada penelitian ini. Dalam penelitian Ghaleb 2010, wanita, terutama saat melahirkan, dan memiliki indeks massa tubuh yang lebih kecil memiliki risiko
terjadinya PDPH lebih besar dibandingkan laki-laki. Hal ini mirip dengan penelitian Campbell 2010 yang menyatakan bahwa lebih dari 81 wanita hamil yang
Universitas Sumatera Utara
menjalani anestesi spinal mengalami PDPH. Menurut Chohan dan Hamdani 2003, insidensi PDPH pada wanita memang lebih tinggi 12-13.4 dari pria 5.7-7.
Onset terjadinya PDPH pada sampel penelitian ini paling banyak terdapat pada 24 jam pertama sebanyak 12 orang 75,0 dan diikuti 3 orang 18,8 di hari
ke-2. Berdasarkan penelitian Turnbull dan Shepherd 2003, 90 dari penderita PDPH terjadi dalam 3 hari setelah anestesi spinal. Dan 66 dimulai dalam 48 jam
pertama. Mirip dengan penelitian Ghaleb 2010, PDPH akan bermanifestasi dalam 48 jam setelah anestesi spinal. Keadaan ini hampir mirip dengan penelitian Campbell
2010 yang juga menyatakan bahwa hampir semua PDPH dialami saat 24-48 jam setelah anestesi spinal dan 90 diantaranya dialami saat 3 hari pertama.
Berdasarkan hasil penelitian ini, durasi PDPH yang diderita pada sampel dialami sebagian besar selama kurang dari 24 jam sebanyak 14 orang 87,5.
Menurut Turnbull dan Shepherd 2003, 29 penderita PDPH akan sembuh antara hari ke 3 sampai 4, diikuti 24 antara hari ke 1 sampai 2, serta 19 antara hari ke 5
sampai 7. Sisanya akan sembuh setelah lebih dari 1 minggu setelah prosedur. Terdapat beberapa keterbatasan pada penelitian ini. Peneliti tidak meneliti
keterkaitan antara IMT indeks massa tubuh ideal dengan angka kejadian PDPH dengan mencari kelompok berat badan berapa yang paling berisiko terjadinya PDPH.
Peneliti tidak meneliti ukuran jarum suntik yang dipakai dalam anestesi spinal yang paling aman untuk tidak terjadinya PDPH. Peneliti hanya membatasi penelitian ini
hanya meneliti sebatas 5 hari pasca anestesi spinal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai prevalensi nyeri kepala setelah punksi
dura PDPH pasca anestesi spinal pada operasi elektif di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2013, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat 25 dari pasien
yang menjalani anestesi spinal dalam penelitian ini menderita PDPH. 2.
Selain itu, kelompok usia yang paling sering menderita PDPH berkisar antara umur 18-24 tahun 43.8.
3. Tidak terjadi perbedaan kejadian PDPH pada penelitian ini antara laki-laki dan
perempuan. 4.
Kebanyakan PDPH muncul dalam 24 jam pertama 75 setelah anestesi spinal. 5.
Pada pasien yang menderita PDPH, biasanya mengeluhkan gejala ini tidak lebih dari 24 jam 87.5.
6.2. Saran
1. Tenaga medis dokter anestesi dan perawat sebaiknya melakukan follow-up
pasien minimal dalam 48 jam setelah menjalani anestesi spinal. Karena sebagian besar pasien dalam penelitian ini mengalami PDPH pada hari pertama dan kedua.
2. Untuk pasien yang menjalani anestesi spinal, diusahakan agar dalam 48 jam
pertama setelah prosedur, pasien dalam keadaan istirahat total untuk mengurangi risiko terjadinya PDPH.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menilai keterkaitan antara IMT indeks
massa tubuh ideal dengan angka kejadian PDPH dengan menilai kelompok berat badan berapa yang paling berisiko mengalami PDPH.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menilai keterkaitan antara jarum suntik
dalam anestesi spinal dengan angka kejadian PDPH.
Universitas Sumatera Utara