c. Syarat – Syarat Bakteriologik
Air minum tidak boleh mengandung bakteri – bakteri penyakit patogen sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri – bakteri golongan Coli melebihi batas
– batas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli100ml air. Golongan bakteri Coli ini berasal dari usus besar faeces dan tanah.
Bakteri patogen yang mungkin ada di dalam air antara lain adalah : 1
Bakteri typhsum 2
Vibrio colera 3
Bakteri dysentriae 4
Entamoeba estolotica 5
Bakteri enteritis penyakit perut Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah berkontaminasi
berhubungan dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung
diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli Sutrisno, 2004.
2.6 Pemeriksaan Air
Untuk kepentingan masyarakat sehari – hari, persediaan air harus memenuhi standar air minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Menurut WHO,
standar – standar air minum yang harus dipenuhi agar suatu persediaan dapat dinyatakan layak sebagai air minum :
1 Memenuhi persyaratan fisik
2 Memenuhi persyaratan biologis
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3 Mengandung zat – zat kimia
4 Mengandung radioaktif
Negara maju lebih menekankan standar kimia, sedangkan negara berkembang lebih menekankan standar biologis.
Berikut standar – standar untuk kelayakan air minum yang berlaku di
Indonesia menurut Permenkes RI No.01BirhubmasI1975 :
1 Standar fisik : suhu, warna, bau, rasa, kekeruhan
2 Standar biologis : kuman parasit, patogen, bakteri golongan koli sebagai
patokan adanya pencemaran tinja 3
Standar kimia : pH, jumlah zat padat, dan bahan kimia lain 4
Standar radioaktif : radioaktif yang mungkin ada dalam air Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air minum yang
sehat terdiri atas : 1
Survei saniter sanitary survey 2
Pengambilan sampel sampling 3
Pemeriksaan laboratorium : a
Fisik b
Kimiawi c
Bakteriologis d
Virologis e
Biologis f
Radiologis Chandra, 2005.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.6.1 Survei Saniter
Survei saniter sanitary survey merupakan pengumpulan data dari tempat dan sumber persediaan air. Data yang dikumpulkan, antara lain, sumber pencemaran,
cara distribusi air, dan informasi lain yang ada kaitannya dengan sanitasi. Survey harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian
dibidang sanitasi. Hasil – hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasi dengan data – data dari hasil survei sebelumnya sehingga dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa air yang telah diperiksa memang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat Chandra, 2005.
2.6.2 Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel sampling yang baik merupakan kegiatan yang penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan
diperiksa dan bebas dari kontaminasi Chandra, 2005.
2.6.3 Pemeriksaan Laboratorium
Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan
radiologis Chandra, 2005.
2.6.3.1 Pemeriksaan Fisik
Karakter fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan respons yang subjektif. Variabel – variabel yang diperiksa di dalam pemeriksaan fisik ini,
antara lain :
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
a Turbiditas kekeruhan
Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang
diperbolehkan adalah kurang dari 5 unit. b
Warna Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna. Pemeriksaan
warna dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum adalah kurang dari 15 unit.
c Bau dan rasa
Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau odor diukur secara subjektif terhadap air yang telah menjalani pengenceran serial. Rasa
adalah subjektifitas yang sulit dispesifikasikan. Respon terhadap rasa dan bau bersifat subjektif dan bercampuran sehingga sulit dinyatakan secara
kualitatif dan kuantitatif Chandra, 2005.
2.6.3.2 Pemeriksaan Kimia
Karakteristik kimia air minum ditentukan berdasarkan kandungan bahan –bahan kimia di dalamnya. International Standard of Drinking Water dari WHO
membagi komponen bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu : 1
Bahan – bahan toksik Batas maksimal yang diperbolehkan dalam satuan mgl :
a Arsenik 0,05
b Kadmium 0,005
c Sianida 0,05
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
d Timbal 0,05
e Merkuri 0,001
f Selenium 0,01
Adanya substansi yang disebut di atas ini dengan konsentrasi melampaui batas maksimal yang diperbolehkan pada air minum tidak diperkenankan
untuk dipergunakan oleh masyarakat. 2
Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan a
Fluorida Dari zat – zat kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum,
flourida merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentrasi batas konsentrasi atas dan konsentrasi bawah yang dapat
menimbulkan efek yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Konsentrasi flourida yang berlebihan dalam air minum
untuk masa waktu yang lama dalam menimbulkan flourosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang dewasa.
Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mgl, dapat peningkatan penyakit indensi karies gigi pada masyrakat. Flourida
merupakan bahan essensial untuk mencegah karies gigi pada anak – anak. Batasan yang aman untuk flourida adalah 0,5 – 0,8 mgl.
b Nitrat
Nitrat dalam konsentrasi 45 mgl dapat membahayakan anak – anak dan menimbulkan metahemoglobinemia infatil.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c Polynuclear aromatic Hidrocarbon
Zat ini bersifat karsinogenik. Konsentrasinya dalam air minum 0,2µgl.
3 Bahan – bahan yang mempengaruhi potabilitas air
WHO membuat suatu kriteria bahan – bahan yang dapat mempengaruhi potabilitas air yaitu batasan maksimal yang diperbolehkan :
a Perubahan warna 5 unit
b Perubahan bau
c Perubahan rasa
d pH 7,0 – 8,5
e Total Solid 500 mgL
f Total Hardness 2 MeqL
g Besi 0,1 mgL
h Mangan 0,05 mgL
i Tembaga 0,05 mgL
j Zink 5,0 mgL
k Kalsium 75 mgL
l Magnesium 30 mgL
m Sulfat 200mgL
n Klorida 200 mgL
4 Bahan kimia sebagai indikator pencemaran
a Klorida
Semua sumber daya air yang ada, termasuk air hujan, emngandung zat klorida. Kadar klorida bervariasi antar – tempat sementara di daerah
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dekat laut, kadar klorida cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan mengukur terlebih
dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan
diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang tinggi dibandingkan kadar klorida sumber air yang terdapat di
sekitarnya, dapat dipastikan bahwa sumber air telah mengalami pencemaran.
b Amonia bebas
Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda – benda organik. Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan
adanya pencemaran oelh kotoran binatang atau manusia. Batas amonia bebas yang diperbolehkan 0,05 mgl di dalam air minum.
c Amonia albuminoid
Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda – benda organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah
tidak boleh mengandung amonia albuminoid. Jika terjadi hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perembesan dari limbah kotoran
manusia, batas yang diperbolehkan 0,1 mgl d
Nitrit Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali
air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nitrit
walau dalam konsentrasi rendah, perlu dicurigai adanya pencemaran.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
e Nitrat
Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari
1mgl. f
Dissolved oxygen Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh 5mgl.
Pemeriksaan kimia lengkap hanya dapat dilakukan pada pemeriksaan sumber air baru, sedangkan dalam pemeriksaan rutin selanjutnya dapat
dilakukan uji – uji semacam pemeriksaan pH, amonia, nitrit, nitrat, klorida, amonia albuminoid, dan zat besi Chandra, 2005.
2.6.3.3 Pemeriksaan Bakteriologis
Pemeriksaan bakteriologis merupakan pemeriksaan yang paling baik dan sensitif untuk mendeteksi kontaminasi air oleh kotoran manusia. Mikroorganisme yang
paling sering diperiksa sebagai indikator pencemaran oleh feses antara lain : 1
Organisme koliform Organisme koliform merupakan organisme nonspora yang motil atau non
motil, berbentuk batang, dan mampu memfermentasikan laktosa untuk menghasilkan asam dan gas pada temperatur 37ºC dalam waktu 48 jam.
Contoh tipikal koliform tinja adalah E. Coli dan koliform non tinja adalah Klebsiella aerogeus. Keberadaan E. Coli dalam sumber air merupakan
indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia 2
Strepkokus tinja Organisme ini biasanya ditemukan di dalam tinja bersama dengan E. coli.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
3 Clostridium perfringens dan Clostridium welchii
Organisme ini biasanya ditemukan dalam feses manusia dalam jumlah kecil. Sporanya dapat bertahan lama dalam air dan biasanya resisten
terhadap dosis klorinasi normal Chandra, 2005.
2.6.3.4 Pemeriksaan Virologis
Secara umum dapat dikatakan bahwa air yang mengandung klorine bebas dapat dinyatakan bebas dari virus apabila didalam sampel air tersebut tidak terdapat
sama sekali organisme koliform. Sebaliknya, pada sumber air yang kaya bahan organik sementara klorine bebasnya tidak dapat membebaskan diri, walau
organisme koliform tidak ditemukan sama sekali, air yang ada tidak dapat dianggap bebas dari virus. Virus yang resisten terhadap dosis klorinasi adalah
virus polio dan virus hepatitisChandra, 2005.
2.6.3.5 Pemeriksaan Biologis
Jasad renik termasuk alga, fungi, protozoa, udang, cacing halus, dan lain – lain yang disebut sebagai planktondapat menimbulkan rasa dan bau tidak enak pada
air minum dan dapat juga dipergunakan sebagai indeks pencemaran pada air Chandra, 2005.
2.7 Pengolahan Air Minum Untuk Umum
Pada umumnya air untuk kepentingan minum ledeng misalnya diperoleh dari permukaan tanah yang telah terkontaminasi misalnya air kali. Oleh karena itulah
pengolahan air minum untuk kepentingan umum ini dilakukan lebih komplek.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Pada suatu instalasi air minum, biasanya tersedia beberapa fasilitas yang terdiri atas :
1 Pipa yang mengalirkan air ke instalasi air minum supply line
2 Bak penampung untuk pengendapan pertama pre-sedimentation tank
3 Bak pemberi obat – obat kimia chemical feeder
4 Bak pencampur mixing device
5 Bak penampung untuk pengendapan kedua Dortmunt tankascelator
6 Saringan pasir cepat rapid sand filter
7 Bak pemberi chlor chlorinator
8 Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen clear waste
storage kelder. Proses pengolahan air untuk kepentingan umum ini terlihat sebagai berikut:
1 Air sungai dialirkan atau dipompa. Tempat pengambilan air disebut intake.
Air diendapkan pada parit – parit lebar dan panjang 2
Setelah diendapkan beberapa waktu, kemudian dialirkan ke instalasi penyaringan melalui pengukuran debit air
3 Air diendapkan di bak pertama
4 Kemudian air dialirkan melalui tempat pembubuhan bahan kimia berupa
aluminium sulfat tawas Al
2
SO
4 3
atau kapur CaCO
3
5 Agar zat koagulan bercampur dengan sempurna maka ada dua cara yang
ditempuh, yakni : , yang tujuannya
untuk membentuk endapan
a Menerjunkan air
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
b Mengalirkan air melalui parit yang berbelok – belok, yang disebut
mixing device 6
Bila air telah tercampur dengan baik, maka timbul kepingan yang lebih besar. Selanjutnya untuk memberikan kesempatan pengendapan, di alirkan
ke dalam bak pengendapa kedua yang disebut dortmun tank atau ascelaerator. Dalam bak ini terjadi pemisahan antara kotoran dengan air
yang sudah bersih 7
Air yang sudah nampak bersih ini dialirkan melalui saringan pasir yang disebut rapid sand filter. Meskipun air ini sudah tampak bersih tetapi
masih terdapat kemungkinanmengandung bakteri 8
Untuk membunuh bakteri tersebut, air kemudian dialirkan ke sebuah chlorinator, di sini dibubuhi zat chlor dengan syarat sisa chlor 0,1 – 0,2
ppm 9
Air yang sudah bersih ini, selanjutnya ditampung dalam bak penampung air bersih untuk kemudian siap didistribusikan kepada para konsumen.
1 9
9
Gambar 2.7.1 Bagan Fasilitas Pengolahan Air Minum Untuk Umum Azwar, 1996.
2 2
3 4
5
5 6
6 7
8 8
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.8 Tawas