BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1 Penggunaan tawas sangat bervariasi terhadap kualitas air tergantung pada
kondisi kekeruhan air baku, dimana jumlah tawas yang paling banyak digunakan adalah 61,48 ppm dan yang paling sedikit adalah 37,14 ppm.
Sedangkan jumlah soda ash yang paling banyak digunakan adalah 13,62 ppm dan yang paling sedikit adalah 7,34 ppm.
2 Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa air di PDAM Tirtanadi
Instalasi Limau Manis memiliki kualitas yang baik, karena telah memenuhi syarat kualitas air untuk kekeruhan dan pH yang telah
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MenkesPerIV2010, untuk air minum dengan kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk kekeruhan 5 NTU dan pH 6,5 – 8,5.
5.2 Saran
Dalam proses pengolahan air minum, perlu diperhatikan tentang dosis penggunaan bahan kimia yang paling efisien dan optimum sehingga tidak
mengganggu kesehatan manusia.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Air
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan oleh manusia serta mahkluk hidup lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus
ditanamkan pada segenap pengguna air. Pengelolaan sumber daya air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air,
mencakup kualitas fisika, kimia, dan biologi. Namun, sebelum melangkah pada tahap pengolahan, diperlukan pemahaman yang baik tentang karakterisik
parameter – parameter kualitas air Effendi, 2003. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan
terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengelolahan yang
dimaksud bisa dimulai dari yang sederhana sampai pada pengelolahan yang mahirlengkap, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin banyak ragam zat pencemar akan semakin banyak pula teknik – teknik yang diperlukan
untuk mengelolah air tersebut, agar bisa dimanfaatkan sebagai air minum. Oleh karena itu dalam praktek sehari – hari maka pengolahan air adalah menjadi
pertimbangan yang utama untuk menentukan apakah sumber tersebut bisa dipakai sebagai sumber persediaan atau tidak.
Peningkatan kuantitas air adalah merupakan syarat kedua setelah kualitas, karena semakin maju tingkat hidup seseorang, maka akan semakin tinggi pula
tingkat kebutuhan air dari masyarakat tersebut. Untuk keperluan air minum maka dibutuhkan air rata – rata sebanyak 5 literhari, sedangkan secara keseluruhan
kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar 60 literhari. Jadi untuk negara – negara yang sudah maju kebutuhan akan
air pasti lebih besar dari kebutuhan untuk negara – negara yang sedang berkembang Sutrisno, 2004.
Air murni adalah zat cair yang tida mempunyai rasa, warna, dan bau, yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H
2
O. Karena air merupakan suatu larutan yang hampir bersifat universal, maka zat – zat yang
paling alamiah maupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut di dalamnya. Dengan demikian, air di dalam mengandung zat – zat terlarut. Di
samping itu, akibat daur hidrologi air juga mengandung berbagai zat lainnya, termasuk gas. Zat – zat ini sering disebut pencemar yang terdapat di dalam air
Linsley dan Franzini, 1991.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2 Penggolongan Air