Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Kimia

2.6.1 Survei Saniter

Survei saniter sanitary survey merupakan pengumpulan data dari tempat dan sumber persediaan air. Data yang dikumpulkan, antara lain, sumber pencemaran, cara distribusi air, dan informasi lain yang ada kaitannya dengan sanitasi. Survey harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memiliki keahlian dibidang sanitasi. Hasil – hasil pemeriksaan laboratorium harus dikonfirmasi dengan data – data dari hasil survei sebelumnya sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa air yang telah diperiksa memang aman dan tidak berbahaya bagi masyarakat Chandra, 2005.

2.6.2 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel sampling yang baik merupakan kegiatan yang penting. Sampel yang diambil harus representatif atau mewakili dari sumber air yang akan diperiksa dan bebas dari kontaminasi Chandra, 2005.

2.6.3 Pemeriksaan Laboratorium

Seperti telah disebutkan, ada beberapa tipe pemeriksaan laboratorium, yaitu pemeriksaan fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis, dan pemeriksaan radiologis Chandra, 2005.

2.6.3.1 Pemeriksaan Fisik

Karakter fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut dan respons yang subjektif. Variabel – variabel yang diperiksa di dalam pemeriksaan fisik ini, antara lain : Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara a Turbiditas kekeruhan Air minum harus bebas dari kekeruhan. Turbiditas dapat diukur dengan alat yang disebut turbidimeter. Sementara itu batasan turbiditas yang diperbolehkan adalah kurang dari 5 unit. b Warna Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna. Pemeriksaan warna dapat dilakukan dengan kalorimeter. Batasan yang diperbolehkan untuk air minum adalah kurang dari 15 unit. c Bau dan rasa Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau odor diukur secara subjektif terhadap air yang telah menjalani pengenceran serial. Rasa adalah subjektifitas yang sulit dispesifikasikan. Respon terhadap rasa dan bau bersifat subjektif dan bercampuran sehingga sulit dinyatakan secara kualitatif dan kuantitatif Chandra, 2005.

2.6.3.2 Pemeriksaan Kimia

Karakteristik kimia air minum ditentukan berdasarkan kandungan bahan –bahan kimia di dalamnya. International Standard of Drinking Water dari WHO membagi komponen bahan kimia dalam air menjadi 4 kelompok, yaitu : 1 Bahan – bahan toksik Batas maksimal yang diperbolehkan dalam satuan mgl : a Arsenik 0,05 b Kadmium 0,005 c Sianida 0,05 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara d Timbal 0,05 e Merkuri 0,001 f Selenium 0,01 Adanya substansi yang disebut di atas ini dengan konsentrasi melampaui batas maksimal yang diperbolehkan pada air minum tidak diperkenankan untuk dipergunakan oleh masyarakat. 2 Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan a Fluorida Dari zat – zat kimia yang mungkin terkandung di dalam air minum, flourida merupakan zat kimia yang sifatnya unik karena memiliki dua konsentrasi batas konsentrasi atas dan konsentrasi bawah yang dapat menimbulkan efek yang merugikan dan yang menguntungkan terhadap gigi dan tulang. Konsentrasi flourida yang berlebihan dalam air minum untuk masa waktu yang lama dalam menimbulkan flourosis kumulatif endemik, berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang dewasa. Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mgl, dapat peningkatan penyakit indensi karies gigi pada masyrakat. Flourida merupakan bahan essensial untuk mencegah karies gigi pada anak – anak. Batasan yang aman untuk flourida adalah 0,5 – 0,8 mgl. b Nitrat Nitrat dalam konsentrasi 45 mgl dapat membahayakan anak – anak dan menimbulkan metahemoglobinemia infatil. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c Polynuclear aromatic Hidrocarbon Zat ini bersifat karsinogenik. Konsentrasinya dalam air minum 0,2µgl. 3 Bahan – bahan yang mempengaruhi potabilitas air WHO membuat suatu kriteria bahan – bahan yang dapat mempengaruhi potabilitas air yaitu batasan maksimal yang diperbolehkan : a Perubahan warna 5 unit b Perubahan bau c Perubahan rasa d pH 7,0 – 8,5 e Total Solid 500 mgL f Total Hardness 2 MeqL g Besi 0,1 mgL h Mangan 0,05 mgL i Tembaga 0,05 mgL j Zink 5,0 mgL k Kalsium 75 mgL l Magnesium 30 mgL m Sulfat 200mgL n Klorida 200 mgL 4 Bahan kimia sebagai indikator pencemaran a Klorida Semua sumber daya air yang ada, termasuk air hujan, emngandung zat klorida. Kadar klorida bervariasi antar – tempat sementara di daerah Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dekat laut, kadar klorida cenderung tinggi. Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran, yaitu dengan mengukur terlebih dahulu kadar klorida pada sumber air yang diperkirakan tidak mengalami pencemaran di sekitar lokasi sumber air yang akan diperiksa. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan kadar klorida yang tinggi dibandingkan kadar klorida sumber air yang terdapat di sekitarnya, dapat dipastikan bahwa sumber air telah mengalami pencemaran. b Amonia bebas Amonia bebas merupakan hasil proses dekomposisi benda – benda organik. Keberadaan amonia bebas dalam sumber air menunjukkan adanya pencemaran oelh kotoran binatang atau manusia. Batas amonia bebas yang diperbolehkan 0,05 mgl di dalam air minum. c Amonia albuminoid Amonia albuminoid merupakan bagian dari proses dekomposisi benda – benda organik yang belum mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung amonia albuminoid. Jika terjadi hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perembesan dari limbah kotoran manusia, batas yang diperbolehkan 0,1 mgl d Nitrit Dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nitrit walau dalam konsentrasi rendah, perlu dicurigai adanya pencemaran. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara e Nitrat Adanya nitrat dalam sumber air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran yang lama dan batasan yang diperbolehkan tidak lebih dari 1mgl. f Dissolved oxygen Kadar oksigen yang dilepaskan oleh air tidak boleh 5mgl. Pemeriksaan kimia lengkap hanya dapat dilakukan pada pemeriksaan sumber air baru, sedangkan dalam pemeriksaan rutin selanjutnya dapat dilakukan uji – uji semacam pemeriksaan pH, amonia, nitrit, nitrat, klorida, amonia albuminoid, dan zat besi Chandra, 2005.

2.6.3.3 Pemeriksaan Bakteriologis