Penggolongan Air Siklus Hydrologi

2.2 Penggolongan Air

Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan menurut peruntukannya. Adapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut : 1 Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa pengolahan terlebih dahulu 2 Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum 3 Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan 4 Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha di perkotan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air Effendi, 2003.

2.3 Siklus Hydrologi

Yang dimaksud dengan hydrologi ialah suatu ilmu yang mempelajari phenomena air pada semua tahap yang dilaluinya yakni yang menyangkut penyebaran dan adanya air pada : 1 atmosfer bumi 2 permukaan bumi 3 di dalam tanah 4 lapisan batu – batuan, serta hubungan phenomena ini dengan hidup dan kehidupan manusia. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yang dimaksud dengan siklus hydrologi ialah pergerakan air yang dialami oleh air terdiri dari pelbagai peristiwa yakni : 1 Penguapan evaporasi air yang terdapat di dalam dan atau keadaan berkeringat transpirasi yang dialami oleh makhluk hidup lazimnya manusia atau hewan 2 Pembentukan awan kondensasi 3 Peristiwa jatuhnya air ke bumi presipitasi 4 Aliran air pada permukaan bumi dan di dalam tanah Azwar, 1996. Siklus hydrologi air tergantung pada proses evaporasi dan presipitasi. Air yang terdapat di permukaan bumi berubah menjadi uap air dilapisan atmosfer melalui proses evaporasi penguapan air sungai, danau, dan laut serta porses evapotranspirasi atau penguapan air oleh tanaman. Uap air bergerak ke atas sehingga membentuk awan yang dapat berpindah karena tiupan angin. Ruang udara yang mendapat akumulasi uap air secara kontinu akan menjadi jenuh. Oleh pengaruh udara dingin pada lapisan atmosfer, uap air tersebut mengalami sublimasi sehingga buitran – butiran uap air menjadi besar dan akhirnya jatuh sebagai hujan. Zat yang bersifat higroskopis menyerap air dapat mempercepat integrasi pengikatan molekul uap air menjadi air. Sehingga, pada pembutan hujan buatan, dilakukan penambahan zat yang berisfat higroskopis terhadap awan NaCl atau urea. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Laut Perkolasi 50 Badan air tawar Akifer Aliran air tanah 100 Gambar 2.3.1 Siklus Hydrologi yang melibatkan evaporasi, evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi Peavy et al., 1985 dalam Effendi, 2003.

2.4 Macam dan Sumber Air