16 15
, 365
5 ,
1 5
, 96
, 1
1 7360
05 ,
7360 5
, 1
5 ,
96 ,
1
2 2
2
= −
+ −
− =
n Jumlah sampel minimal yaitu 365 orang dan dalam penelitian ini digenapkan
menjadi 400 orang sampel. Sampel diambil dengan metode convenience sampling dengan ketentuan
harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria ekslusi sebagai berikut :
a. Inklusi
i. pasien rawat jalan
ii. pasien yang sedang berada di tempat pada saat penelitian dilakukan
iii. pasien yang mengambil obat di apotik RSUD kabanjahe
iv. pasienyang bersedia menjadi responden untuk penelitian ini.
b. Ekslusi
i. pasien yang memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi
ii. pasien yang tidak bersedia menjadi responden untuk penelitian ini.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2015 di RSUD Kabanjahe Kabupaten Karo jalan Kapten Selamat Ketaren No. 08Kabanjahe.
3.4 Cara Pengumpulan Data
Pengambilan data untuk menilai tingkat kepuasan pasienmenggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden. Kemudian kuesioner yang telah
diserahkan kepada pasien dikumpulkan kembali setelah kuesioner di isi oleh responden. Pengambilan data untuk kualitas pelayanan kefarmasian di instalasi
Universitas Sumatera Utara
17 farmasi rumah sakit dilakukan dengan mengisi daftar tilik pelayanan kefarmasian
di rumah sakit yang diisi oleh apoteker penanggung jawab instalasi farmasi.
3.5 Cara Pengukuran Variabel
3.5.1 Tingkat kepuasan pasien
Penilaian tingkat kepuasan pasien dilakukan terhadap variabel yaitu kehandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan fasilitas berwujud. Kuesiner
yang dibagikan berisi 24 pertanyaan yang terdiri dari 6 pertanyaan untuk karakteristik pasien, dan 18 pertanyaan diadopsi dari penelitian Kurniawan 2015
untuk kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di instalasi rumah sakit umum daerah Kabanjahe. Cara penilaian untuk tiap pertanyaan dengan
memberikan nilai pada masing-masing pilihan jawaban berdasarkan skala Lickert Supranto, 2006.
Tabel 3.1 Penilaian tingkat kepuasan pasien berdasarkan skala Lickert
3.5.2 Standar pelayanan kefarmasian
Standar pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi diukur dengan menggunakan standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit sesuai peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 58 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Standar pelayanan kefarmasian di rumah
Kenyataan Bobot
Harapan Bobot
Tidak baik 1
Tidak penting 1
Kurang baik 2
Kurang penting 2
Cukup baik 3
Cukup Penting 3
Baik 4
Penting 4
Sangat baik 5
Sangat Penting 5
Universitas Sumatera Utara
18 sakit meliputi ketenagaan, pelayanan, administrasi dan evaluasi mutu pelayanan.
Dimana untuk setiap penilaian pada pertanyaan diberi nilai: a.
Jika dilakukan oleh apoteker diberi nilai 3 b.
Jika dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 2 c.
Jika dilakukan oleh bukan tenaga kefarmasian diberi nilai 1 d.
Jika tidak dilakukan diberi nilai 0 e.
Jawaban iya diberi nilai 2 f.
Jawaban tidak diberi nilai 0 Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas tiga
kategori dengan range yang sesuai dengan Ditjen Binfar dan Alkes tahun 2008 : i.
Kategori I dengan total nilai 81 – 100 dikatakan baik ii.
Kategori II dengan total nilai 61 – 80 dikatakan cukup iii.
Kategori III dengan total nilai 20 – 60 dikatakan kurang
3.6 Definisi Operasional