DAK merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan prioritas nasional. Tujuan DAK untuk mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus ditanggung oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan
DAK diarahkan kepada kegiatan investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan publik
dengan umur ekonomis panjang. Dana perimbangan merupakan perwujudan hubungan keuangan antara pemerintah pusat dengan daerah. Salah satu dana
perimbangan adalah Dana Alokasi Khusus. Arahan pemanfaatan DAK untuk kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik yang
direalisasikan dalam belanja modal Pungky, 2011. Penelitian empiris yang dilakukan Sulistyowati 2012 menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara dana
alokasi khusus dari pemerintah pusat dengan belanja modal. Hal ini memberikan adanya indikasi kuat bahwa perilaku belanja daerah khususnya belanja modal
akan sangat dipengaruhi sumber penerimaan DAK.
2.15.3. Hubungan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Alokasi Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan sumber pembiayaan bagi pemerintahan daerah dalam menciptakan infrastruktur daerah. Pendapatan Asli
Daerah PAD didapatkan dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD yang sah. Untuk
itu dalam masa desentralisasi seperti ini, pemerintah daerah dituntut untuk bisa mengembangkan
dan meningkatkan
PADnya masing-masing
dengan memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki supaya bisa membiayai segala
kegiatan penciptaan infrastruktur atau sarana prasarana daerah melalui alokasi belanja modal pada APBD.
Bila disesuaikan dengan Agency Theory, hubungan kontraktual antara agen masyarakat dan prinsipal pemerintah dalam konteks PAD dapat dilihat
dari kemampuan dan tanggung jawab pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan publik yang baik serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui alokasi belanja modal, yaitu dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai yang dibiayai dari belanja modal yang dianggarkan setiap
tahunnya, sedangkan belanja modal itu sendiri sumber pembiayaannya dari Pendapatan Asli Daerah PAD. Pemerintah daerah agen bertanggung jawab
kepada masyarakat prinsipal karena masyarakat telah memberikan sebagian uangnya kepada pemerintah daerah melalui pajak, retribusi, dan lain-lain.
Dengan demikian, ada hubungan antara Pendapatan Asli Daerah PAD dengan pengalokasian belanja modal. Tetapi tidak semua daerah yang berpendapatan
tinggi diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang baik pula. Daerah yang ditunjang dengan sarana dan prasarana memadai akan
berpengaruh pada tingkat produktivitas masyarakatnya dan akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada daerah tersebut yang pada akhirnya
akan meningkatkan pendapatan asli daerah. Peningkatan PAD diharapkan mampu memberikan efek yang signifikan terhadap pengalokasian anggaran
belanja modal oleh pemerintah. Peningkatan investasi modal belanja modal
diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi kontribusi publik terhadap
pembangunan yang tercermin dari adanya peningkatan PAD. Penelitian empiris yang dilakukan Ardhani 2011 menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara
PAD dengan belanja modal. Hasil penelitian Akbar 2012 semakin memperkuat bukti empiris tersebut. Dengan kata lain, pembangunan berbagai fasilitas
sektor publik akan berujung pada peningkatan pendapatan daerah.
2.15.4. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Alokasi Belanja Modal