3. Penanganan limbah a.
Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup
b. Kantung dipegang pada lehernya
c. Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai
sarung tangan yang kuat dan pakaian terusan overal, pada waktu mengangkut kantong tersebut
d. Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang
bersih untuk membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya double bagging
e. Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang
dapat mencederainya di dalam kantung yang salah f.
Tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah
2.5.3. Pengangkutan Limbah Padat
Kantung limbah dikumpulkan dan sekaligus dipisahkan menurut kode warnanya. Limbah bagian bukan klinik misalnya dibawa ke kompaktor, limbah
bagian klinik dibawa ke incinerator. Pengankutan dengan kendaran khusus mungkin ada kerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum kendaraan yang
digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari, kalau perlu misalnya bila ada kebocoran kantung limbah
dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.
Kereta atau troli yang digunakan untuk transportasi sampah medis harus didesain sedemikian sehingga Pruss, A., 2005: 68:
1 Permukaan harus licin, rata dan tidak mudah tembus 2 Tidak menjadi sarang serangga
3 Mudah dibersihkan dan dikeringkan 4 Sampah tidak menempel pada alat angkut
5 Sampah mudah diisikan, diikat dan dituang kembali Dalam beberapa hal dimana tidak tersedia sarana setempat, sampah medis
harus diangkut ketempat lain Pruss, A., 2005: 69 : 1
Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut, dan harus dilakukan upaya untuk mencegah kontaminasi sampah lain yang
dibawa. 2
Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi kebocoran atau tumpah.
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan internal dan eksternal. Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat
pembuangan atau ke incinerator pengolahan on-site. Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta dorong , dan dibersihkan secara berkala serta
petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus. Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan
di luar off-site. Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk
memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor Hapsari, 2010.
Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan. Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator, atau
pengangkutan oleh Dinas Kesehatan hendaknya: 1
Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat. 2
Ditempatkan dilokasi yang strategis, merata dengan ukuran disesuaikan dengan frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah
ditentukan secara terpisah. 3
Diletakkan pada tempat keringmudah dikeringkan, lantai tidak rembes, dan disediakan sarana pencuci.
4 Aman dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari binatang dan bebas
dari infestasi serangga dan tikus. 5
Terjangkau oleh kendaraan pengumpulan sampah Depkes RI, 2002. Petugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri APD
yang terdiri dari topihelm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki sepatu boot, dan sarung tangan khusus Depkes RI, 2004.
2.5.4 Pembuangan dan Pemusnahan Limbah