Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pengelolaan Akhir Limbah Medis Padat di Puskesmas

saja dipakai oleh oleh petugas pada saat melakukan pembakaran limbah medis.

5.2.8.4 Analisis Penggunaan Alat Pelindung Diri APD di Puskesmas

Proses pembakaran limbah medis merupakan proses yang dapat membahayakan bagi petugas yang melakukannya, karena asap yang dikeluarkan saat pembakaran terjadi mengandung berbagai zat yang berbahaya bagi kesehatan, oleh karena itu petugas harus menggunakan pelindung. Petugas penanganan limbah harus menggunakan alat pelindung diri APD yang terdiri dari topihelm, masker, pelindung mata, pakaian panjang, apron, pelindung kaki sepatu boot, dan sarung tangan khusus Depkes RI, 2004. Pada umumnya, puskesmas sudah menyediakan alat pelindung diri berupa masker dan sarung tangan. Akan tetapi untuk sepatu boots masih belum menggunakan. Penggunaan juga masih jarang dilakukan karena kurangnya kesadaran dari petugas cleaning service. Pemeliharaan dan kontrol terhadap alat pelindung diri penting karena alat pelindung diri sensitife terhadap perubahan tertentu, punya masa kerja tertentu dan APD dapat menularkan beberapa jenis penyakit jika secara bergantian.

5.2.9 Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pengelolaan Akhir Limbah Medis Padat di Puskesmas

5.2.9.1 Puskesmas A

Petugas sanitasi Puskesmas A tidak mengakui pernah adanya kecelakaan kerja karena petugas cleaning service selalu menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan, sepatu, dan masker. Menurut petugas sanitasi, ketika sampahnya masih dijadikan satu lalu dibakar di lubang tanah, sering sekali tertusuk jarum suntik. Belum ada pengobatan dari Puskesmas A, dan petugas cleaning service mengobati lukanya sendiri.

5.2.9.2 Puskesmas B

Menurut cleaning services yang menangani pengelolaan limbah medis dan juga diakui oleh kepala puskesmas dan petugas medis, puskesmas menyediakan alat pelindung diri untuk proses pengelolaan limbah medis yaitu berupa APD minimalissarung tangan, masker. Akan tetapi alat pelindung tersebut oleh cleaning service kadang-kadang saja dipakai saat melakukan tugasnya. Padahal berdasar pengalaman, cleaning service pernah tertusuk jarum suntik bekas, dan pernah merasakan gejala suatu penyakit setelah melakukan pekerjaan sebanyak kurang dari 5 kali. Puskesmas B juga bertanggung jawab terhadap kecelakaan kerja, Puskesmas memberikan pengobatan sampai petugas cleaning service sembuh.

5.2.9.3 Puskesmas C

Petugas cleaning service menjelaskan bahwa petugas cleaning service pernah tertusuk jarum ketika proses pengelolaan akhir limbah medis padat, walaupun petugas cleaning service selalu menggunakan sarung tangan dan sepatu juga.

5.2.9.4 Analisis Kejadian Kecelakaan Kerja pada Pengelolaan Akhir Limbah Medis Padat di Puskesmas

Penggunaan alat pelindung diri sudah diatur dalam Undang-Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, khususnya pasal 9, 12, dan 14, yang mengatur penyediaan dan penggunaan alat pelindung diri di tempat kerja, baik bagi pengusaha maupun bagi tenaga kerja. Berdasarkan penjelasan dari ketiga puskesmas, para petugas cleaning service pernah mengalami kejadiaan tertusuk jarum suntik. Puskesmas B dan Puskesmas C bertanggung jawab dalam melakukan pengobatan. Puskesmas A membiarkan petugasnya mengobati lukanya sendiri.

5.3 Perbandingan Proses Pengelolaan Limbah Medis Padat pada