pasien setiap harinya, karena menyediakam fasilitas rawat jalan dan rawat inap.
5.2.4.4 Analisis Proses Pengumpulan Limbah Medis Padat di Puskesmas
Seharusnya pengangkutan digunakan kereta dorong, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan
pakaian kerja khusus, pengangkutan sampah medis ke tempat pembuangan di luar off-site memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas
yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal yaitu diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor Hapsari,
2010. Lebih jauh dilelaskan dalam proses pegangkutan oleh petugas mengenai
kantung yang dibawa, bahwa kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 23 bagian. Kemudian diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas dan
kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa mengayun menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk
dikumpulkan Pruss 2005:67-68, Pada proses pengangkutan dan pemindahan limbah medis di ketiga
puskesmas di Kabupaten Pati masih menggunakan cara manual, artinya dibawa begitu saja dengan wadahnya menggunakan tangan petugas, tidak menggunakan
kontainer dan tidak melalui jalur khusus.
5.2.5 Proses Penyimpanan Sementara Limbah Medis Padat
Proses penyimpanan sebelum akhirnya dilakukan pengelolaan akhir limbah medis padat dilakukan berbeda di masing-masing puskesmas. Hal ini
dapat terlihat dari kesimpulan hasil wawancara dan observasi seperti dijelaskan di bawah ini :
5.2.5.1 Puskesmas A
Limbah medis padat setelah dipilah manual, kemudian dibawa ke rumah incinerator untuk menunggu di bakar. Penyimpanan sementara
dilakukan selama minimal 6 bulan, dan penyimpanan dilakukan tanpa tertata dengan rapih. Masih terdapat jarum suntik bekas berserakan di
rumah incinerator.
5.2.5.2 Puskesmas B
Setiap hari limbah medis dan non medis dibuang menjadi satu ke Tempat Pembuangan Sementara TPS yang berlokasi di halaman
belakang Puskesmas B. Luas lahan yang dipakai adalah 4 m x 3 m dengan kedalaman 2 m. Penyimpanan ini dilakukan selama 3 - 4 hari sambil
menunggu proses pembakaran.
5.2.5.3 Puskesmas C
Setiap hari limbah medis padat diangkut oleh petugas cleaning service kemudian dibawa untuk dimasukkan kedalam tong berukuran
diameter 40 cm dengan ketinggian tong 50 cm. Penyimpanan sementara ini dilakukan dalam kurun waktu 3
– 4 hari untuk menunggu proses penanganan akhir. Untuk limbah non medis diangkut setiap hari oleh DPU
untuk diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir TPA.
5.2.5.4 Analisis Proses Penyimpanan Sementara Limbah Medis Padat di
Puskesmas
Pengumpulan limbah
medis hendaknya
benar-benar dipisahkan
antara limbah medis dan non medis, termasuk pemisahan dan pengumpulan limbah medis berdasarkan karakteristik. Pengumpulan limbah medis Puskesmas B
dan Puskesmas C masih dalam keadaan terpisah antara limbah medis dan non medis. Sedangkan untuk puskesmas A, ketika pengumpulan sementara sebelum
penanganan akhir, masih dicampur dengan limbah non medis. Proses penyimpanan sementara yang terlalu lama mengakibatkan tempat
penyimpanan akan berantakan, tidak beraturan dan lebih bahaya bisa menyebabkan infeksi. Limbah infeksius dapat mengandung berbagai macam
mikroorganisme pathogen. Pathogen tersebut dapat memasuki tubuh manusia melalui beberapa jalur :
e. Akibat tusukan, lecet, atau luka dikulit
f. Melalui membrane mukosa
g. Melalui pernafasan
h. Melalui ingesti
Benda tajam tidak hanya dapat menyebabkan luka gores maupun luka tertusuk tetapi juga dapat menginfeksi luka jika benda itu terkontaminasi
pathogen. Karena resiko ganda inilah cedera dan penularan penyakit, benda tajam termasuk dalam kelompok limbah yang sangat berbahaya.
Kekhawatiran pokok yang muncul adalah bahwa infeksi yang ditularkan melalui subkutan dapat menyebabkan masuknya agens penyebab panyakit,
misalnya infeksi virus pada darah Pruss. A, 2005: 22. Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan Depkes RI, 2004.
5.2.6 Proses Penanganan Akhir Limbah Medis Padat