Perilaku Membuang Limbah Medis Padat

hanya limbah medis padat, melainkan juga terdapat limbah medis cair juga. Petugas menyebutkan contoh limbah medis padat berupa spuit, verban, botol infus, dll. Secara keselurhan jawaban dari narasumber sudah menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petugas medis pada Puskesmas di Kabupaten Pati sudah cukup baik.

5.2.2 Perilaku Membuang Limbah Medis Padat

Terkait dengan perilaku para petugas pada saat membuang limbah, didapatkan hasil sebagai berikut :

5.2.2.1 Puskesmas A

Tempat sampah yang digunakan untuk membuang limbah medis dan non medis di ruang pelayanan kesehatan tidak ada pelabelan maupun pembedaan warna mana tempat untuk limbah medis dan mana tempat untuk limbah non medis. Hal ini membuat petugas medis atau pasien membuang limbah medis atau non medis tidak pada tempatnya. Disetiap unit pelayanan di Puskesmas A, hanya disediakan satu tempat sampah dan belum ada pelabelan maupun pembedaan warna kantong sampah.

5.2.2.2 Puskesmas B

Berdasarkan observasi, sudah ada pelabelan tempat sampah untuk sampah medis dan non medis, namun tidak ada permilahan warna, selain itu, para petugas medis membuang limbah medis hasil kegiatan pelayanan di tempat sampah yang disediakan. Puskesmas B sudah menyediakan dua jenis tempat sampah dan pelabelan, yakni tempat sampah medis dan tempat sampah non medis, namun belum ada perbedaan warna kantong sampah. Mereka hanya menggunakan satu warna kantung kresek, yaitu kantung kresek berwarna hitam.

5.2.2.3 Puskesmas C

Disediakan dua jenis tempat sampah di masing-masing unit pelayanan Puskesmas C dengan pelabelan limbah medis dan limbah non medis. Untuk perbedaan warna kantong sampah, Puskesmas C menggunakan perbedaan warna kantong kresek, warna kantong kresek merah untuk limbah medis dan warna kantong kresek hitam untuk limbah non medis. Titik awal dari pengelolaan limbah medis adalah perilaku para petugas medis dan non medis di Puskesmas C dalam membuang limbah medis padat. Berdasar wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, para petugas membuang limbah medis dari kegiatan pelayanan ke tempat sampah yang terdapat di dalam ruangan. Mereka membuang limbah medis di tempat sampah medis dan limbah non medis di tempat sampah non medis.

5.2.2.4 Analisis Perilaku Membuang Limbah Medis di Puskesmas

Berdasarkan KepMenkes RI No. 1428MenkesSKXII2006, limbah padat harus dipisahkan, antara sampah infeksius, dan non infeksius. Setiap ruangan harus disediakan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik. Berdasar hasil wawancara dan observasi, Puskesmas B dan Puskesmas C belum sepenuhnya para petugas membuang limbah medis langsung terpisah karena terkadang mereka juga membuang limbah non medis di tempat sampah untuk jenis limbah medis. Hal itu dilakukan ketika tempat sampah non medis penuh. Ketika hal tersebut terjadi, sudah pernah mendapat teguran dari petugas sanitasi, namun belum juga diindahkan. Untuk Puskesmas A, yang hanya menyediakan satu tempat sampah di masing-masing unit sangat kurang efektif. Limbah layanan kesehatan yang terdiri dari limbah cair dan limbah padat memiliki potensi yang mengakibatkan keterpajanan yang dapat mengakibatkan penyakit atau cedera Pruss. A, 2005:3.

5.2.3 Pemilahan Limbah Medis Padat di Puskesmas