27
= ℎ −
ℎ × 100
3.6.2 Penentuan    kadar  abu  metode  pengabuan  kering  SNI  01-2891-
1992
Abu  adalah  residu  yang  diperoleh  sesudah  bahan  dibakar  hingga  bebas dari karbon.  Prinsip  pada  analisis  ini  didasarkan  pada  prinsip  sifat  kandungan
bahan  organik  yang  masih  tertinggal  setelah  proses  pemanasan  dan  pengabuan bahan dengan suhu tinggi. Dan untuk menentukan  kadar abu digunakan metode
pengabuan kering SNI 01-2891-1992 Analisis kadar abu sirup glukosa ditentukan dengan menggunakan maffel.
Sampel  ditimbang  5  gram  dalam  cawan  porselen  yang  telah  diketahui  berat kosongnya a.  Kemudian  sampel  dikeringkan  dalam  oven  pengering  100°C
selama 1  jam,  sampel  yang  sudah  kering  dimasukkan  dalam  tanur  pada  suhu 600°C  selama  2  jam.  Kemudian  didinginkan  dalam  desikator  selama  15  menit,
lalu ditimbang beratnya hingga konstan. Perhitungan jumlah padatan adalah : =
− −
× 100 a= bobot cawan kosong
b= bobot cawan dan contoh c= bobot cawan dan contoh setelah pengabuan
3.6.3 Penentuan    kadar  gula  pereduksi  metode  Luff  Schrool  SNI  01-
2891-1992 titrasi iodometri
Sampel  diambil sebanyak 5 gram  ditimbang  dengan  neraca  analitik  dan dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml serta ditambah air aquades hingga tanda
28
batas. Kemudian disaring dan dipipet 10 ml, filtratnya dimasukkan ke dalam labu takar 250 ml. Ditambahkan 10 ml Pb asetat 5  kemudian dikocok. Larutan yang
didapat  dites  dengan  tetesan  larutan  Na
2
HPO
4
10  ,  bila  timbul  endapan  putih berarti sudah cukup. Selanjutnya ditambahkan air hingga tanda batas, dikocok dan
dibiarkan  sekitar  30  menit  dan  kemudian  disaring.  Sebelum  terjadi  inversi filtrat sebanyak  10  ml  dipipet  ke  dalam  labu  erlenmeyer  500  ml  bertutup  asah.
Kemudian  ditambahkan  15  ml  air,  dan  25  ml  larutan  Luff Schoorll  dipanaskan selama  2  menit  sampai  mendidih  dan  dididihkan  terus  selama  10  menit  dengan
nyala kecil diangkat dan  didinginkan cepat. Setelah dingin ditambahkan 5 ml KI 20    dan  5  ml  H
2
SO
4
25    dengan  pelan-pelan. Selanjutnya  dititrasi  dengan larutan  Natrium  thiosulfat 0,1  N  dan  larutan  kanji  1    sebagai  indikator  titrasi
sampai warna biru tua hilang. Dari selisih kedua penitaran dapat dihitung jumlah glukosa fruktosa atau gula invert dengan menggunakan daftar tabel Lehman.
Penentuan pada tabel Lehman mg kesetaraan. kadar
gula	reduksi	 = mg
kesetaraan	x	fP	x	fN ml
sampel	total x
100 ~ mg kesetaraan
=  volume  blanko  – volume  sampel    yang dikorelasikan dengan tabel Luff Schroorl
~ fP =  faktor  pengenceran  yaitu  bagian  dari
keseluruhan suatu sampel yang diambil dari labu ukur ~ fN
= faktor normalitas Na
2
S
2
O
3
0,1 N ~ ml sampel total
= volume sampel sebelum dianalisis Ket : dari 100 ml larutan sampel diambil 10 ml untuk setiap kali titrasi,
jadi faktor fP adalah 10.
29
3.6.4 Penentuan Total Padatan pada sirup glukosa
Analisis  total  padatan sirup  dilakukan  menurut  metode  oven  vakum. Sebanyak 5 gram  sirup  dimasukkan  kedalam  cawan  porselen  bersih  tetapi
sebelumnya  cawan  porselen  ditimbang secara  konstan.  Selanjutnya  cawan porselen dan isinya dimasukkan dalam oven vakum dengan kondisi 80°C selama
4 jam. Lalu didinginkan dalam desikator dan ditimbang, perlakuan diulang sampai konstan. Perhitungan kadar kering sirup adalah sebagai berikut
ℎ =
− × 100
Bp = berat cawan porselen dan isi setelah dioven gram Bo =berat cawan porselen
Bc = berat sampel sirup
3.6.5 Penentuan ED Ekuivalen Dekstrosa