finansial dan mekanisme harga ikan yang kemudian dibandingkan dengan upah minimum regional UMR.
3.3.1 Pendekatan sistem
Pendekatan sistem System approach adalah salah satu pendekatan yang dipakai dalam memecahkan suatu permasalahan yang berkarakteristik kompleks,
dinamis dan probabilistik. Sifat kompleksnya ditandai dengan interaksi antar elemen yang cukup rumit. Dikatakan dinamis jika ada faktornya yang berubah
menurut waktu disertai dengan adanya pendugaan ke masa depan, sed angkan karakteristik probabilistik ditunjukkan oleh perlunya fungsi peluang dalam
informasi kesimpulan maupun rekomendasi Eriyatno, 1999. Pendekatan sistem merupakan metode penyelesaian masalah yang dimulai
dengan mengidentifikasi semua kebutuhan pelaku sistem dan dilanjutkan dengan identifikasi sistem. Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara
pernyataan dari masalah yang hendak dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan- kebutuhan tersebut yang dituangkan dalam diagram sebab akibat causal loop
dan diagram input output. 1 Analisis kebutuhan
Ana lisis kebutuhan diidentifikasi berdasarkan hasil observasi dan wawancara dari masing-masing pelaku sistem. Pelaku sistem adalah orang-orang
atau suatu instansi yang terkait langsung dengan sistem usaha perikanan cakalang. Agar kepentingan pelaku sistem dapat teridentifikasi dengan baik maka dilakukan
analisis kebutuhan. Analisis ini merupakan tahap awal pengkajian dari sistem perikanan cakalang yang ada di Kota Tidore Kepulauan.
2 Identifikasi sistem
Identifikasi sistem merupakan gambaran pelaku sistem serta masalah yang harus dipecahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem
dituangkan dalam diagram lingkar sebab akibat dan diagram input output. Diagram lingkar sebab akibat mendeskripsikan hubungan dan keterkaitan faktor-
faktor yang mempengaruhi di dalam sistem. Faktor-faktor yang memberikan
dampak positif disimbolkan dengan tanda +, sedangkan yang berdampak negatif diberikan tanda -. Sedangkan diagram input output mendeskripsikan masukan
dan keluaran serta kontrol dari pengembangan sistem perikanan di Kota Tidore
Kepulauan.
3.3.2
Potensi sumber daya ikan
Analisis potensi sumber daya ikan d ilakukan untuk mengetahui kondisi riil sumber daya ikan cakalang dan hubungannya dengan tingkat pemanfaatan dan
pengupayaan. Sumber daya ikan cakalang yang tertangkap di perairan Kota
Tidore Kepulauan hanya menggunakan alat tangkap Pole and line.
Fluktuasi produksi dapat terjadi oleh karena ketersediaan potensi sumber daya pada suatu perairan. Unt uk mengetahui potensi yang ada, metode yang
digunakan adalah metode surplus produksi. Metode Surplus produksi adalah metode yang digunakan untuk menghitung potensi lestari dan upaya optimum
dengan cara menganalisis hubungan upaya penangkapan f dengan hasil tangkapan per satuan upaya. Data yang digunakan berupa data hasil tangkap
catch dan upaya penangkapan effort dengan pengolahan data dapat melalui model Schaeffer dan Fox Gambar 2.
Hubungan antara hasil tangkap dengan upaya penangkapan di r u m u s k a n sebagai berikut :
Y = C = a f- b f
2
………………………………………………............1 Dengan demikian hubungan CPUE dengan upaya penangkapan adalah
CPUE = a - bf …………………………………………………......2 Perhitungan upaya penangkapan optimum, dilakukan dengan
menurunkan persamaan 1 terhadap upaya penangkapan yang nilainya sama dengan nol, sehingga
bf a
df dC
2 −
= bf
a o
2 −
= bf
a 2
=
b a
f
optimum
2 =
… … … … … … … … … … … … … . … 3
Perhitungan nilai MSY pada model Schaeffer ditempuh dengan memasukkan persamaan 3 ke persamaan 1, sehingga didapat kondisi MSY
sebagai berikut : b
a MSY
4
2
= ………………………………………..……4
Perhitungan nilai MSY pada model Fox diperoleh kondisi MSY sebagai berikut :
1
e b
a MSY
− =
………………………………………………5 Sedangkan upaya penangkapan optimumnya diperoleh dari rumus :
b f
optimum
1 −
= … … … … … … … … … … … … … … … … 6
Penggunaan kedua model di atas adalah untuk mengetahui model mana yang lebih cocok digunakan pada kondisi penangkapan cakalang di perairan
Kota Tidore Kepulauan.
3.3.3 Indeks musim penangkapan