Harga ikan yang ditetapkan perusahaan Ocean Mitra Mas kepada nelayan Kota Tidore Kepulauan dengan kisaran harga dari Rp 1800– Rp 3600 per kilogram
merupakan ketetapan harga yang berlaku hingga saat ini. Harga ikan ini ditetapkan berdasarkan pemotongan harga kapal yang diinvetasikan dan biaya
sarana produksi lainnya seperti BBM, es dan lain- lain yang diberikan perusahaan kepada nelayan. Harga ikan sebenarnya berkisar antara Rp 2050-Rp 3700 per
kilogram. Hasil perhitungan pemotongan harga yang diberikan perusahaan terhadap investasi kapal dan lain- lain dapat dilihat pada Lampiran 7.
Sedangkan harga ikan yang berasal dari pedagang pengumpul berkisar antara Rp 2500–Rp 5000 rupiah bergantung kepada musim ikan dimana jika pada
bulan-bulan tertentu terdapat ikan yang cukup banyak yang dikenal dengan musim ikan maka harga ikan dapat turun mencapai Rp 2500 per ekor per
kilogram. Namun jika musim ikan kurang atau dikenal dengan paceklik maka harga ikan dapat mencapai Rp 5.000 per ekor per kilogram.
4.4.2 Pendapan nelayan ABK
Setelah diberikan pembagian hasil 50 : 50 antara pemilik kapal dengan ABK secara keseluruhan maka berdasarkan hasil perhitungan analisis pendapatan
ABK dalam usaha penangkapan cakalang yang ada di perairan Kota Tidore Kepulauan dengan harga ikan yang ditetapkan perusahaan yang berkisar antara
Rp 2050 sampai Rp 3700 per kilogram diperoleh rata–rata pendapatan bersih yang diterima satu unit kapal pole and line sebesar 7.433.438 per bulan. Penerimaan
pemilik kapal dan ABK secara keseluruhan masing- masing sebesar Rp 3.715.261 per bulan. Setelah dilakukan pembagian maka rata-rata pendapatan ABK sebesar
Rp 337.751 per orang per bulan. Berdasarkan harga ikan yang diperoleh dari pedagang pengumpul yang
berkisar antara Rp 2500 sampai Rp 5.000 per ekor per kilogram diperoleh rata- rata pendapatan bersih yang diterima satu unit kapal pole and line sebesar Rp
13.081.987 per bulan. Penerimaan pemilik kapal dan ABK secara keseluruhan masing- masing sebesar Rp 7.165.989 per bulan. Setelah dilakukan pembagian
maka rata-rata pendapatan ABK sebesar Rp 533.007 per orang per bulan.
Hasil perhitungan di atas setelah dibandingkan dengan upah minimum yang ditetapkan pemerintah daerah Provinsi Maluku Utara sebesar Rp 720.000 per
bulan maka pendapatan nelayan masih d i bawah upah minimum provinsi. sehingga dapat dikatakan pendapatan ini masih tidak layak. Hasil analisis
pendapatan dapat dilihat pada Lampiran 10.
4.4.3 Kelayakan usaha
Analisis kelayakan usaha dilakukan untuk mengetahui secara finansial apakah usaha penangkapan cakalang yang ada di perairan Kota Tidore Kepulauan
layak untuk dilanjutkan atau dikembangkan. Analisis ini berdasarkan pada perhitungan Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio, Break even Point BEP dan
analisis Pay back period untuk mengetahui berapa lama pengembalian modal usaha atau investasi yang diberikan perusahaan.
Rata-rata produksi hasil tangkapan yang dianalisis adalah sebesar 4140 kilogram per bulan dengan biaya tetap fixed cost sebesar Rp 861.356 per bula n,
biaya tidak tetap variable cost sebesar Rp 5.969.055 per bulan dan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 6.830.411 per bulan
Penerimaan nelayan tiap kapal berbeda tergantung kepada biaya -biaya yang dikeluarkan selama operasi penangkapan, jumlah hasil tangkapan yang diperoleh
dan harga penjualan ikan. Rata-rata penerimaan satu unit kapal dengan harga ikan perusahaan dan pedagang pengumpul bervariasi dan berbeda sangat jauh yaitu Rp
13.483.188 dan Rp 19.001.042 per bulan. Hal ini ditunjukan dengan has il analisis selanjutnya yaitu diperoleh nilai rata-rata Net BC-Ratio untuk harga ikan yang
diberikan perusahaan sebesar 2.03 yang berarti usaha ini layak untuk dikembangkan. Untuk harga ikan yang diberikan oleh nelayan pengumpul nilai
Net BC ratio sebesar 2,85. Hal ini memperlihatkan bahwa perbandingan harga antara perusahaan dan nelayan cukup berbeda tingkat penerimaan maupun
kelayakan yang diperoleh pada usaha perikanan cakalang di Kota Tidore Kepulauan.
Hasil analisis BEP untuk harga ikan yang dibe rikan perusahaan ternyata berbeda setiap kapal yang beroperasi tergantung hasil tangkapan dan biaya –biaya
yang dikeluarkan selama operasi penangkapan. Diperoleh rata-rata BEP pada nilai
produksi sebesar 494 kilogram per bulan dan rata-rata BEP pada nilai jual ikan Rp8.281.581 per bulan dan harga ikan nelayan pengump ul rata-rata produksi
sebesar 295 kilogram dan rata-rata hasil penjualan sebesar Rp 1.344.191. Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa usaha yang dijalankan nelayan Kota
Tidore Kepulauan masih layak dilanjutkan ataupun dikembangkan karena nilai produksi dan nilai jual ikan yang diperoleh nelayan pada kenyataannya masih di
atas nilai break even point BEP. Jangka waktu pengembalian modal untuk setiap kapal pole and line berbeda
tergantung pada hasil tangkapan, biaya -biaya yang dikeluarkan dan harga penjualan ikan. Dengan harga ikan yang ditetapkan perusahaan, diperoleh PBP
sebesar 8 tahun sedangkan dengan harga ikan yang dijual ke pedagang pengumpul, pengembalian modal untuk setiap kapal selama 5,5 tahun usaha
dijalankan. Hasil perhitungan analisis BC Ratio, Break event point BEP dan Pay back period PBP dapat dilihat pada Tabel 8 dan selengkapnya pada
Lampiran 11. Tabel 8. Hasil perhitungan nilai BC ratio, BEP dan PBP dengan harga ikan
perusahaan dan pasar lokal
Indikator Nilai
Harga Ikan Perusahaan Harga Ikan Pasar Lokal Net BC Ratio
Break event point Kg Break event point Rp
Pay back period 2.03 2.85
295 494 3.281.581 1.344.191
8 5.5
5 PEMBAHASAN
5.1 Sistem Usaha Perikanan Cakalang di Kota Tidore Kepulauan