Unit Penangkapan Pole and line Huhate Umpan Hidup Dalam Perikanan Cakalang

Halmahera, Maluku dan Irian Jaya dengan basis penangkapan masing- masing di Bitung, Ternate, Ambon dan Sorong. Wilayah yang memiliki potensi cakalang di kawasan barat Indonesia terdapat di perairan selatan Jawa Barat Pelabuhan Ratu, Sumatera Barat dan Aceh Monintja et al. 2001

2.7 Unit Penangkapan Pole and line Huhate

Teknologi penangkapan dengan pole and line huhate di perairan Indonesia telah dilakukan sejak dahulu oleh nelayan secara tradisional. Usaha penangkapan ini secara komersial mulai dilaksanakan pada tahun 1960-an melalui pembentukan perusahaan–perusahaan perikanan dalam bentuk BUMN. Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan perkembangan perikanan industri. Namun demik ian, nelayan yang termasuk dalam kategori perikanan rakyat masih banyak ditemukan di berbagai wilayah perairan Indonesia dewasa ini PT Usaha Mina 2000. Pole and line merupakan alat tangkap yang terdiri atas joran, tali pancing dan mata pancing. Joran te rbuat dari bambu yang mempunyai kelenturan tinggi. Pada mata pancing diikatkan tali rapiah yang berwarna -warni sedemikian rupa sehingga menyerupai umpan. Umpan hidup merupakan salah satu faktor pembatas yang sangat penting dalam pengoperasian pole and line. Umpan hidup ini dimaksudkan untuk memikat dan menarik perhatian ikan agar muncul di permukaan laut serta untuk menahan schooling ikan agar tetap berada di dekat lambung kapal Kaneda 1995. Satu unit penangkapan ikan dengan alat tangkap p ole and line terdiri atas kapal penangkap, alat tangkap dan ABK. Kebanyakan kapal penangkap ikan dengan Pole and line berukuran kecil 30 GT yang terdiri atas kapal berukuran 5–15 GT yang menggunakan joran pole yang panjangnya sekitar 5-6 m sebanyak 10 buah dan kapal berukuran 20-30 GT yang menggunakan joran dengan panjang 3-4 m sebanyak 20-30 buah. Kapal penangkap dilengkapi dengan palkah penyimpan ikan dan bak umpan, tempat pemancingan dan alat penyemprot Monintja 1995.

2.7 Umpan Hidup Dalam Perikanan Cakalang

Umpan hidup dalam perikanan cakalang sangat memegang peranan penting untuk menjamin keberhasilan operasi penangkapan. Widodo 1973, diacu dalam Simbolon 2003, menyatakan bahwa umpan hidup berfungsi untuk menarik perhatian ikan, sehingga memudahkan proses penangkapan. Pengaruh umpan terhadap hasil tangkapan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya schooling ikan yang menjadi tujuan penangkapan dan kondisi ikan itu sendiri lapar atau kenyang. Ikan cakalang yang lapar cenderung lebih rakus dan nafsu makannya lebih tinggi untuk menangkap umpan hidup yang digunakan. Selanjutnya dikatakan bahwa umpan yang dipakai dalam perikanan pole and line adalah umpan alami natural bait yang masih hidup live bait. Umpan yang digunakan untuk jenis pancing lainnya seperti long line, troll line dan lain-lain adalah umpan buatan artificial bait atau umpan alami yang sudah mati. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ikan teri Stolephorus sp merupakan jenis yang paling baik untuk dijadikan umpan hidup pada perikanan Pole and line. Hal ini disebabkan karena jenis ikan ini memiliki ukuran 5–10,4 cm dan memiliki ciri-ciri sebagai umpan hidup yang sangat disukai oleh ikan cakalang Monintja et al. 1968. Jenis ikan umpan yang sangat disenangi oleh cakalang karena memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1 berwarna terang dan mengkilat atau keputih- putihan sehingga mudah menarik perhatian ikan cakalang, 2 tahan hidup lama di dalam bak penyimpanan pada saat pelayaran dari daerah penangkapan ikan umpan menuju daerah penangkapan cakalang, 3 umpan yang disebarkan di antara schooling cakalang memiliki sifat yang cenderung bergerak mendekati kapal untuk berlindung, 4 sisik umpan tidak mudah terkelupas, sehingga tingkat kecerahan warna dapat dipertahankan dan 5 panjang size umpan hid up sesuai dengan ukuran yang disenangi oleh cakalang yang menjadi target penangkapan. Menurut Gafa dan Merta 1987, masalah utama yang sering dialami dalam perikanan cakalang dengan menggunakan pole and line adalah ketersediaan umpan hidup pada waktu-waktu tertentu dan tingginya tingkat kematian umpan dalam bak penyimpanan di atas kapal. Dilain pihak, kegiatan operasi penangkapan cakalang tidak akan berhasil apabila umpan hidup tidak tersedia dalam jumlah yang memadai. Dengan demikian, umpan hidup merupakan faktor pembatas limiting factor paling penting dalam perikanan cakalang dengan menggunakan pole and line .

2.9 Pendekatan Sistem