Hubungan antar Variabel KAJIAN PUSTAKA

33 1 Prinsip partisipasi, yakni memberi kesempatan pegawai untuk ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang akan dicapai. 2 Prinsip komunikasi, yakni mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas dan informasi yang jelas. 3 Prinsip mengakui andil bawahan, yakni mengakui pegawai mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan. Berdasarkan beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi tetap dapat diinterpretasikan dari tingkah lakunya. Motivasi seorang guru akan berbeda dengan motivasi guru lainnya. Perbedaan motivasi tersebut akan menimbulkan perbedaan kinerja yang dihasilkan seorang guru.

2.2 Hubungan antar Variabel

Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu iklim organisasi sekolah X dan motivasi kerja guru Y. Iklim organisasi sekolah tercermin dari dimensi-dimensinya. Sagala 2009:130 menjelaskan “dimensi iklim organisasi menunjukkan adanya rasa tanggung jawab, standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan, reward yang diperoleh sebagai pengakuan terhadap prestasi, saling mendukung dalam melaksanakan pekerjaan, dan semangat yang kuat dalam tim kerja”. Dimensi- dimensi inilah yang nantinya akan mempengaruhi motivasi para guru di sekolah dan berdampak pada kinerjanya. Robert Stringer 2000 dalam Wirawan 34 2007:131 mengemukakan “karakteristik atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu”. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Davis 1981 dalam Soetopo 2012:143 yang menyebutkan bahwa iklim organisasi juga mempengaruhi motivasi, performansi, dan kepuasan kerja. Selain itu, Anoraga 2014:42 membenarkan bahwa kendala dalam melahirkan motivasi kerja positif ialah iklim lingkungan yang tidak membangkitkan motivasi kerja agar lebih baik, lebih adil, lebih lurusjujur serta bersungguh-sungguh. Suasana organisasi sekolah yang nyaman dan menyenangkan memungkinkan merangsang para guru untuk semangat bekerja sehingga menghasilkan kinerja yang optimal. Sebaliknya, suasana organisasi sekolah yang tidak menyenangkan akan menurunkan semangat kerja guru, sehingga menghasilkan kinerja yang kurang optimal. Dengan demikian, iklim organisasi sekolah dapat mempengaruhi motivasi kerja guru. Melalui dukungan iklim organisasi sekolah yang kondusif, kepala sekolah memiliki kepedulian, guru merasa nyaman dan terhindar dari perasaan tertekan serta memiliki keyakinan akan kinerjanya. Dengan begitu, motivasi kerja guru menjadi semakin tinggi yang ditunjukkan melalui tanggung jawab, prestasi, pengembangan diri, dan kemandiriannya.

2.3 Kajian Empiris