31
2.1.5 Motivasi Kerja Guru
Hasibuan 2014:95 menyatakan “motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau
bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan”. Engkoswara dan Komariah 2011:210 menambahkan
“motivasi ditujukan sebagai upaya mendorong dan merangsang pegawai untuk melakukan kegiatan atau tugasnya dengan rasa kesadaran”.
Ernest J. McCormick 1985:268 dalam Mangkunegara 2013:94 berpendapat work motivation is defined as conditions which influence the
arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in work settings”. Definisi ini menjelaskan motivasi kerja sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.
Anoraga 2014:35 mengemukakan “motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam
psikologi karya sering disebut pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya”.
Dari pendapat tersebut, motivasi kerja dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang mendorong seseorang lebih bersemangat dalam bekerja sehingga akan
memperoleh prestasi yang lebih baik. Karakteristik-karakteristik seseorang yang memiliki motivasi kerja menurut
Sardiman 2007:83 diantaranya: 1 tekun menghadapi tugas; 2 ulet menghadapi kesulitan dan tidak perlu dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
32 mungkin; 3 menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah; 4 lebih
senang bekerja mandiri; 5 cepat bosan pada tugas-tugas rutin; 6 dapat mempertahankan pendapatnya; 7 tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya;
dan 8 senang mencari dan memecahkan persoalan. Motivasi kerja guru ialah suatu proses menggerakan guru agar perilakunya
dapat diarahkan pada upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi kerja guru akan tampak melalui: 1 tanggung jawab dalam melakukan
kerja; 2 prestasi yang dicapainya; 3 pengembangan diri; dan 4 kemandirian dalam bertindak Uno, 2012:71-72. Seorang guru yang bekerja dengan motivasi
tinggi, ia akan bekerja giat untuk mencapai tujuan. Sedangkan jika guru kurang bersemangat dalam bekerja dan menunjukkan kinerja yang kurang memuaskan
berarti ia memiliki motivasi rendah dalam mencapai tujuan. Lebih lanjut Anoraga 2014:37 menjelaskan perbedaan antara orang yang
mempunyai motivasi untuk bekerja dengan orang yang bekerja dengan motivasi tinggi. Orang yang termotivasi untuk bekerja hanya akan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan vital bagi dirinya dan keluarganya. Pekerjaan yang menyenangkan dan menarik belum tentu memberi kepuasan dalam menjalankan tugas-tugasnya.
Sementara itu, orang yang bekerja dengan motivasi tinggi akan merasa senang, mendapat kepuasan dalam pekerjaannya, akan lebih berusaha memperoleh hasil
maksimal dengan semangat tinggi, selalu berusaha mengembangkan tugas dan dirinya.
Ada beberapa prinsip motivasi kerja menurut Mangkunegara 2013:100. Prinsip-prinsipnya ialah sebagai berikut:
33 1
Prinsip partisipasi, yakni memberi kesempatan pegawai untuk ikut berpartisipasi menentukan tujuan yang akan dicapai.
2 Prinsip komunikasi, yakni mengkomunikasikan segala sesuatu yang
berhubungan dengan usaha pencapaian tugas dan informasi yang jelas. 3
Prinsip mengakui andil bawahan, yakni mengakui pegawai mempunyai andil dalam usaha pencapaian tujuan.
Berdasarkan beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi tidak dapat diamati secara langsung, tetapi tetap dapat diinterpretasikan dari
tingkah lakunya. Motivasi seorang guru akan berbeda dengan motivasi guru lainnya. Perbedaan motivasi tersebut akan menimbulkan perbedaan kinerja yang
dihasilkan seorang guru.
2.2 Hubungan antar Variabel
Penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu iklim organisasi sekolah X dan motivasi kerja guru Y.
Iklim organisasi sekolah tercermin dari dimensi-dimensinya. Sagala 2009:130 menjelaskan “dimensi iklim organisasi menunjukkan adanya rasa
tanggung jawab, standar atau harapan tentang kualitas pekerjaan, reward yang diperoleh sebagai pengakuan terhadap prestasi, saling mendukung dalam
melaksanakan pekerjaan, dan semangat yang kuat dalam tim kerja”. Dimensi- dimensi inilah yang nantinya akan mempengaruhi motivasi para guru di sekolah
dan berdampak pada kinerjanya. Robert Stringer 2000 dalam Wirawan