Pembukaan Pementasan Ketoprak Proses Interaksi Simbolis antara Masyarakat Pelaku Ritual dengan Leluhur

78 lain dipanjatkan pada kehadirat Yang Maha Tinggi, Allah SWT, karena bagaimanapun juga tempat meminta segala sesuatu adalah kepada-Nya. Tari persembahan yang disajikan pun demikian membuat suatu interaksi pada leluhur. Sesepuh punden yang sangat menyukai joged- jogedan semasa hidupnya, dengan dipersembahkannya sebuah tarian diharapkan roh yang diagung-agungkan di Dukuh Rumbut Malang itu merasa senang. Begitu pula masyarakat pun merasa bergembira saat mereka dapat memenuhi apa yang diminta oleh leluhurnya. Inilah proses interaksi yang terdapat dalam kenduren dan tari persembahan, walaupun interaksi dilakukan pada leluhur, tidak menutup kemungkinan ritual ini adalah ditujukan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Jadi, tradisi ritual sedekah bumi di Dukuh Rumbut Malang memang tidak banyak menyimpang dari akidah islam, maka dari itu tetap dilestarikan.

4.3.2.3 Pembukaan Pementasan Ketoprak

Sebuah acara puncak dari tradisi ritual sedekah bumi adalah pementasan kethoprak. Pementasan kethoprak memiliki arti khusus dalam berinteraksi dengan sesepuh pepunden. Masyarakat berinteraksi pada leluhur saat pembukaan kethoprak, yaitu ketika ketoprak dibuka dengan sebuah pidato oleh kamituwo. Pidato ini berisikan kata terimakasih yang ditujukan pada Tuhan Yang Maha Esa, juga tidak ketinggalan pada sesepuh pepunden yang dalam bahasa jawa disebut pini sepuh pepunden dukuh. Dalam pembukaan pementasan kethoprak yang selalu mengucapkan terima kasih pada sesepuh pepunden, ucapan ini juga berarti mengharapkan 79 agar pementasan kethoprak lancar dan tidak mendapat suatu halangan. Cerita yang dimainkan pun walupun selalu berbeda, tetapi dengan dipilihnya satu cerita berarti lakon yang akan dimainkan ini disukai oleh Mbah Rantiyah. Dari lakon yang dimainkan memiliki makna bagi masyarakat dengan harapan dapat memberikan sajian yang terbaik pada leluhur, sehingga danyang Dukuh Rumbut Malang merasa senang. Bukan hanya dalam tradisi sedekah bumi, pada acara lain pun ucapan terimakasih selalu ditujukan pada sesepuh pepunden. Menurut Mardi warga Dukuh Rumbut Malang ucapan ini tidak pernah ditinggalkan dan masyarakat pun tidah pernah berpikir untuk meninggalkan kebiasaan itu. Ada yang kurang jika kata ini tidak diucapkan dalam setiap acara. Mbah Mardi juga mengungkapkan bahwa Mbah Rantiyah adalah orang yang sangat dihormati, orang yang berpengaruh besar bagi Dukuh Rumbut Malang jadi harus selalu di agung-agungkan walaupun telah tiada. 4.3.3 Proses Interaksi Simbolis antara Pemain Kethoprak dengan Penonton 4.3.3.1 Awal Pementasan Kethoprak Segala persiapan untuk pementasan kethoprak telah di persiapkan oleh pemain-pemain yang tergabung dalam group kethoprak yang ditanggap. Persiapan panggung oleh kru kethoprak, rias dan busana oleh pemain kethoprak sendiri, serta gamelan yang dipersiapkan oleh penabuh. Setelah segala sesuatunya siap, gamelan pun ditabuh sebagai tanda mulainya pementasan kethoprak. Penonton yang meliputi anak-anak sampai orang tua pun berdatangan menyaksikan kethoprak. 80 Penonton yang merupakan masyarakat pelaku ritual ini telah disediakan tempat yang teduh beratapkan terpal di depan panggung dengan deretan kursi yang telah ditata rapi untuk melihat pertunjukan kethoprak. Biasanya penonton datang lebih awal dan lebih memilih menunggu agar tidak terlambat dan mendapatkan kursi. Apalagi penonton tidak ingin ketinggalan melihat tari pembukaan yang biasa disebut jejeran. Sebelum buka kelir, gamelan sudah dimainkan oleh para niyaga. Mulanya suara dari permainan organ berupa suara burung dan gemercik air. Setelah buka kelir, gendhing gambyong tayuban mulai dimainkan. 8 penari pun keluar dan menarikan tarian ini. Penonton menikmati sajian tarian yang dibawakan oleh penari-penari dari group kethoprak Siswo Budoyo. Kursi- kursi telah dipenuhi oleh penonton dari anak-anak sampai orang tua. Sesekali penonton, biasanya anak muda bersiul pada penari-penari. Memang membuka suatu pementasan dengan sebuah tarian adalah hal yang tepat. Tarian yang disajikan sebagai pembuka ini, diibaratkan sebagai undangan bagi penonton yang akan menyaksikan kethoprak. Permulaan yang baik untuk melanjutkan ke lakon cerita yang akan dimainkan. Setelah kurang lebih 10 menit tari gambyong tayuban disajikan, kemudian kembali tutup kelir seiring berhentinya gendhing. Sesaat kemudian layar kembali dibuka diiringi dengan gamelan yang ditabuh lirih. Lakon cerita mulai dimainkan oleh pemain kethoprak yang telah diberikan perannya masing-masing oleh dalang kethoprak. 81

4.3.3.2 Isi Pementasan Kethoprak