Akhir Pementasan Kethoprak Proses Interaksi Simbolis antara Masyarakat Pelaku Ritual dengan Leluhur

85 Gambar 11. Dua Pelawak Tengah menghibur Warga Foto. Amran, 12 Mei 2010 Sebenarnya dalam pertunjukan kethoprak adegan yang paling disukai oleh penonton adalah adegan-adegan di luar lakon cerita yang dimainkan. Penonton merasa lebih tertarik melihat kethoprak dikarenakan terdapat selingan-selingan adegan, seperti perang toyak, dagelan, dangdutan yang menyajikan keunikan dan kelucuan.

4.3.3.3 Akhir Pementasan Kethoprak

Akhir pementasan kethoprak sebagai tanda berakhir pula prosesi ritual sedekah bumi. Berakhirnya pertunjukan kethoprak ditandai dengan terselasaikannya suatu konflik dalam lakon cerita yang dimainkan. Dalam cerita Maling Kopo, Maling Kendtiri, akhir konfliknya adalah: Terselamatkannya Dewi Roroyono dari tangan Adhipati Pathak Warak. Dan sebagai imbalannya, Sunan memberikan tanah Mbontar kepada Kopo dan Kendtiri untuk mendirikan kerajaan. 86 Saat penyelesaian konflik inilah para pemain keluar. Setelah konflik terselesaikan, diiringi pula gamelan dengan iringan seseg kemudian berangsur-angsur lirih sampai hilang. Tepuk tangan dari penonton mengiringi selesainya pementasan kethoprak. Sedikit demi sedikit turun layar bergambar candi untuk menutup panggung pertunjukan. Gambar 12. Tutup kelir candi tanda selesainya pertunjukan kethoprak Foto. Adni Liuvivi Oktoviana, 12 Mei 2010 Layar bergambar candi ini merupakan simbol bahwa pertunjukan kethoprak telah selesai. Setelah tutup kelir, penonton mulai berangsur meninggalkan tempat pertunjukan kethoprak untuk pulang ke rumahnya masing-masing. 4.4 Simbol-simbol yang Mendukung Kethoprak Sebagai Media Interaksi Simbolik dalam Tradisi Ritual Sedekah Bumi Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai suatu ritual sering sekali dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat. Terutama dalam masyarakat 87 pedesaan yang umumnya masih menjunjung tinggi adat tradisi turun temurun dari nenek moyang. Masyarakat berpikir bahwa tradisi yang dilakukan secara turun temurun tidak boleh dihilangkan, karena masyarakat percaya kesejahteraan dan keselamatan yang diperoleh lahir dari tradisi yang selalu mereka lakukan secara turun temurun. Kepercayaan masyarakat terhadap adanya roh dan kekuatan gaib juga berasal dari apa yang diwariskan nenek moyang terdahulu. Hal ini merupakan salah satu cara untuk menghormati segala sesuatu yang sudah ada sebelum mereka, tetapi walaupun begitu mereka tetap percaya pada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta alam semesta beserta isinya. Begitu juga seni pertunjukan yang mendampingi suatu tradisi yang memiliki makna melalui adanya simbol-simbol yang mendukung terjadinya interaksi simbolik pada leluhur, menjadikan kethoprak sebagai media dalam proses interaksinya. Kethoprak merupakan satu kesatuan dengan tradisi ritual sedekah bumi yang disajikan selalu bersamaan. Simbol-simbol yang dimaknai dapat memunculkan interaksi simbolis dalam tradisi ritual sedekah bumi. simbol-simbol ini muncul dan tersirat dalam doa kenduren, ambeng makanan dan sesaji, serta tari persembahan.

4.4.1 Makna Doa Kenduren