Teknik Observasi Teknik Pengumpulan Data

36 Rumbut Malang Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Kesenian dalam tradisi ini sudah dilakukan secara turun- temurun, serta sudah pakem dan tidak dapat dihilangkan, karena dapat berdampak kurang baik bagi pertanian warga desa tersebut.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kebudayaan merupakan refleksi dari sebuah fenomena. Fenomena real diperoleh melalui pengamatan, wawancara terhadap informan, serta dokumentasi. Sebagian besar penelitian kebudayaan lebih kearah penelitian lapangan, kerena penelitian kebudayaan menghendaki data primer yang lahir dari penduduk, bukan semata-mata mengandalkan data pustaka Endraswara 2006:2. Oleh karena penelitian kualitatif biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka- angka yang penuh prosentase dan rerata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Alasan utama pemakaian penelitian kualitatif budaya, antara lain data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relatif banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritisi, dan mengklasifikasikan yang lebih menarik melalui penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Teknik Observasi

Observasi adalah suatu penyelidikan secara sistematis menggunakan kemampuan indera manusia Endraswara 2006:133. Pengambilan data 37 yang permulaan adalah pengamatan atau observasi. Observasi merupakan alat evaluasi yang banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati. Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang dijadikan obyek pengamatan. Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah pengamatan berperan serta dan pengamatan tidak berperan serta. Pada pengamatan tanpa peran serta, pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan, sedangkan pengamat berperan serta melakukan dua peranan sekaligus bergabung dengan kelompok yang diamati Bogdan Taylor dalam Sumaryanto 2007:101. Pengamat berperan serta, berarti pengamat peneliti budaya ikut terlibat baik pasif maupun aktif ke dalam tindakan budaya, pada pengamatan tidak berperan serta, peneliti berada di luar aktivitas budaya Endraswara 2006:136. Peneliti menggunakan teknik observasi adalah untuk melihat dan mengamati secara langsung kondisi tempat objek penelitian. Observasi juga memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan objek penelitian dengan ikut terlibat dalam aktivitas kelompok yang diamati. Pengamatan juga berfungsi untuk mengecek data yang bias atau simpang siur. Pengamatan ini dimungkinkan menjadi alat yang bermanfaat ketika peneliti mengalami situasi yang rumit dalam komunikasi untuk memperoleh data. 38 Pengamatan peneliti yang dilakukan adalah dengan melihat upacara ritual sedekah bumi serta kethoprak secara langsung, sehingga dapat diperoleh data yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Hal- hal yang diobservasi oleh peneliti adalah kondisi fisik dan kehidupan bermasyarakat Dukuh Rumbut Malang, tempat penyelenggaraan tradisi, masyarakat dukuh penyelenggara tradisi ritual sedekah bumi, pelaksanaan upacara ritual tradisi sedekah bumi dari awal hingga akhir, serta pertunjukan kethoprak, meliputi tempat pementasan, pemain kethoprak, pementasan kethoprak. Peneliti melakukan pengamatan ketika tradisi ritual dilaksanakan yaitu pada tanggal 12 Mei 2010 dari pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB, kemudian pengamatan dilanjutkan pada pementasan kethoprak pada pukul 13.00 WIB sampai selesai. Pengamatan dilakukan dengan cara ikut berperan serta mengikuti kegiatan tradisi ritual sedekah bumi sebagai jamaah ritual. Dengan begitu, peneliti dapat dengan mudah mengamati bagaimana proses berlangsungnya tradisi. Sedangkan pada pementasan kethoprak, peneliti melakukan pengamatan dengan tidak ikut berperan serta yang artinya peneliti mengamati di luar pementasan kethoprak dan berperan sebagai penonton. Peneliti mengamati pementasan kethoprak diantaranya adalah panggung pementasan kethoprak, pemain kethoprak dalam memainkan perannya di atas panggung, serta penyajian lakon cerita kethoprak yang berjudul Maling Kopo, Maling Kendtiri babad tanah Juwana yang terdiri dari dua babak. Lakon ini bercerita tentang dua orang kakak adik yang 39 hidup sebagai pencuri. Akan tetapi, kehidupannya berubah menjadi lebih baik dan tidak menjadi pencuri lagi setelah berguru kepada Sunan Ngerang. Pengabdian Maling Kopo, Maling Kendtiri kepada gurunya ditunjukan saat menyelamatkan Dewi Roroyono putri dari Sunan yang diculik oleh Adipati Pathak Warak. Dengan bantuan Lodang Datuk, kakak beradik Maling Kopo, Maling Kendtiri dapat mengalahkan Adipati dan menyelamatkan Dewi Roroyono, sehingga oleh Sunan diberikan hadiah tanah Mbontar di Juwana yang didirikan menjadi sebuah kerajaan oleh Maling Kopo, Maling Kendtiri.

3.3.2 Teknik Wawancara