Perlengkapan Upacara Komponen Ritual Keagamaan dalam Tradisi Ritual Sedekah Bumi

67 Waktu untuk memulai ritual pun ditetapkan yaitu pukul 12.00 WIB tepat. Ditentukan pada pukul 12.00 WIB karena menurut modin adalah waktu yang baik memasuki bedug. Memang tidak jelas maknanya tetapi biasanya kalau di Dukuh Rumbut Malang, orang tua sering menegur anak- anak yang bermain siang-siang yaitu “ojo dolanan bedug-bedug le, ga apek, di dukani danyange lho…”. Apalagi kalau ada anak-anak yang bermain siang hari di dekat punden, pasti ditegur oleh orang tuanya. Karena itulah mulainya kabumi di tentukan pukul 12.00 WIB, mungkin waktu bedug danyang dukuh sedang berada di punden, jadi tepat untuk melakukan ritual, mendoakan dan meminta berkah serta perlindungan pada leluhur. Akan tetapi, tanggal dan bulannya ditentukan sendiri oleh panitia pelaksana tradisi ritual sedekah bumi melalui musyawarah dengan warga, yang terpenting harus dilaksanakan setelah panen sawah. Terkadang bisa maju atau mundur, tergantung ketepatan perhitungan dan persiapan warga.

4.2.3.3 Perlengkapan Upacara

Dalam penyelenggaraan ritual pasti membutuhkan beberapa perlengkapan, seperti sesaji pasti tidak pernah ditinggalkan. Walaupun berbeda tempat tradisi, pasti terdapat sesajiannya, entah itu kemenyan, dupa, ingkung atau lainnya. Sesaji dihadirkan sebagai bagian dari ritual. Beberapa perlengkapan juga diperlukan dalam tradisi ritual sedekah bumi di Dukuh Rumbut Malang yaitu untuk acara kenduren adalah ambeng dan sajen. Ambeng berisi antara lain nasi, lauk pauk, dumbeg dan gemblong. Nasi yang digunakan dalam kenduren adalah beras hasil panen sawah masing-masing. Nasi untuk didoakan dalam kenduren tidak ada cara khusus 68 dalam memasak, juga tidak dibentuk seperti tumpeng, hanya ditempatkan di ambeng. Lauk pauk untuk ritual disiapkan oleh masing-masing keluarga, pemilihan lauknya pun dibebaskan. Akan tetapi, sebagian besar warga membuat lauk pauk yang sudah biasa dimasak dalam acara-acara tertentu. Misalkan, mie, biasanya yang dipakai adalah mie kuning yang dibumbui kemudian digongso bersama irisan wortel dan kubis. Ada juga kering tempe, sambel tahu yaitu tahu yang dibumbui cabe merah sehingga disebut sambel tahu. Oseng kacang yaitu kacang panjang yang dipotong kecil-kecil kemudian digongso. Dumbeg merupakan makanan yang terbuat dari bahan dasar tepung beras, gula pasir dan gula jawa, sebagai pembungkusnya menggunakan janur yang dibuat mirip terompet hanya saja dengan ukuran yang kecil. Gemblong adalah makanan yang berbahan dasar ketan yang dicampur dengan parutan kelapa dan dibungkus dengan daun pisang. Ambeng yang digunakan bisa berbentuk bakul kecil atau nampan. Penyusunan makanan dalam ambeng adalah sebagai berikut: 1 jika memakai nampan, bagian paling bawah nasi, kemudian di atasnya lauk pauk yang terdiri dari mie, kering tempe, sambel tahu, oseng kacang, biasanya diberi telur, lalu di atasnya lagi diberi dumbeg dan gemblong baru bagian paling atas ditutup memakai daun pisang; 2 jika memakai bakul penyusunannya sama seperti menggunakan nampan tetapi penutupnya tidak memakai daun pisang melainkan dibungkus memakai kantong plastik. 69 Gambar 5. Ambeng Makanan Foto. Adni Liuvivi Oktoviana, 2010 Perlengkapan selanjutnya adalah sesaji. Sesaji yang disajikan dalam kenduren dalam tradisi ritual sedekah bumi di Dukuh Rumbut Malang adalah kendi kecil berisi air dan pisang satu sisir, sesaji tersebut diletakkan di dalam dua ambeng. Penyusunan sesaji dalam ambeng adalah sebagai berikut: pisang disusun melingkar kemudian diatasnya diletakkan kendi. Setelah kenduren, kendi diletakkan dibawah pohon yang ada di dalam punden. Sebenarnya perlengkapan berupa ambeng yang berisi makanan sudah cukup untuk syarat dalam melaksanakan ritual, tetapi sebagai orang yang masih mempercayai adat kejawen sesaji selalu disertakan. Sesaji di sini berfungsi untuk memohon hajat pada leluhur. Dengan adanya sesaji ini masyarakat berharap hajatnya dapat terpenuhi. 70 Sesaji selalu ada karena dalam setiap ritual sejak jaman nenek moyang suatu keharusan menyertakan sesaji, sehingga masyarakat merasa harus selalu memakai sesaji untuk menghormati apa yang pernah dilakukan oleh leluhur yang telah melahirkan budaya sejak dahulu. Sesaji menjadi berperan kuat dalam setiap ritual dan sampai jaman modern pun sesaji tidak dapat ditinggalkan, karena mereka berpikir jika ditinggalkan berarti tidak menghormati kebudayaan yang sudah lahir sejak zaman dulu.

4.2.3.4 Pelaku Upacara