Makna Ambeng Makanan dan Sesaji

89 Simbol melaui doa ini tidak pernah berubah setiap tahunnya dalam tradisi ritual sedekah bumi.

4.4.2 Makna Ambeng Makanan dan Sesaji

Sesaji adalah salah satu syarat yang harus ada dalam melakukan suatu upacara ritual. Sesaji ini disajikan sebagai sarana untuk meminta berkah dan perlindungan pada roh-roh yang diyakini memiliki kekuatan sehingga harapan yang dipanjatkan dapat terwujud. Selain itu, maksud adanya sesaji adalah untuk mendukung kepercayaan mereka terhadap adanya kekuatan makhluk-makhluk halus, lelembut, demit dan jin yang berdiam ditempat-tempat tertentu agar tidak mengganggu keselamatan, ketenteraman dan kebahagiaan warga setempat. Adanya sesaji dalam ritual sedekah bumi di Dukuh Rumbut Malang ini merupakan salah satu simbol yang diinteraksikan pada leluhur. Sesaji yang diberikan dapat menghubungkan alam nyata dengan alam gaib yang tercipta dalam kenduren. Adapun sesaji yang diperlukan saat kenduren ritual sedekah bumi adalah ambeng makanan yang isinya terdiri dari nasi, lauk pauk, dan makanan khas yaitu dumbeg dan gemblong. Ambeng yang berisi makanan ini didoakan dalam kenduren, kemudian dimakan oleh warga. Sebagian ambeng yang telah didoakan dibawa juga untuk konsumsi pemain ketoprak. Memang ambeng-ambeng ini tidak memiliki makna khusus tetapi ambeng makanan berperan penting bagi ritual sedekah bumi karena ambeng makanan yang telah didoakan dirasa menjadi berkah bagi orang yang memakannya. Masyarakat pun percaya jika dimakan juga oleh 90 pemain ketoprak maka akan membawa berkah, pertunjukannya akan lancar dan tidak mengalami hambatan. Gambar 13. Sesaji Berupa Pisang dan Kendi Foto. Adni Liuvivi Oktoviana, 12 Mei 2010 Sesaji berupa bunga dibungkus daun pisang, pisang dan kendi berisi air juga ada dalam kenduren ritual sedekah bumi. Bunga yang diletakkan di bawah pohon besar di punden disimbolkan sebagai rasa hormat pada sesepuh pepunden. Bunga yang berbau harum ini menjadi simbol harapan masyarakat agar sampai pada leluhur, harapan agar diberi kesehatan, kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Walaupun nantinya bunga akan layu dan lenyap, tetapi disimbolkan abadi dalam kenangan. Pisang yang disusun secara melingkar di ambeng menyimbolkan sesuatu yang menyatu yaitu warga senantiasa bersatu sehingga selalu tercipta rasa kekeluargaan yang erat, bahkan diartikan 1 rasa dalam 91 menjalankan tradisi turun temurun. Pisang yang dipilih adalah pisang raja kuning. Raja yang berarti peminpin, kekuasaan tertinggi. Maka dari itu, pisang satu sisir ini dipersembahkan pada danyang di pepunden karena untuk menghormati sesepuh tertua di Dukuh Rumbut Malang. Kendi yang diletakkan di atas pisang setelah didoakan, kemudian diambil dan disiramkan diakar pohon, setelah itu kendi diletakkan di bawah pohon besar di dalam punden. Kendi yang digunakan adalan kendi kecil yang terbuat dari tanah liat. Kendi diibaratkan sebagai wadah, suatu tempat. Gambar 14. Kendi dan Bunga di Bawah Pohon Foto. Adni Liuvivi Oktoviana, 12 Mei 2010 Sedangkan air yang ada di dalam kendi diibaratkan sebagai isi. Isinya adalah suatu kehidupan. Air disimbolkan sebagai sesuatu yang suci bersih, air yang disiramkan diartikan air sebagai sumber kehidupan bagi warga Dukuh Rumbut Malang. Suatu sumber diharapkan tidak akan pernah habis walaupun terus menerus digunakan untuk kehidupan bersama. 92

4.4.3 Makna Tari Persembahan