Gambaran Umum Subjek Penelitian

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan analisis data dan pembahasan, yang diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berdasarkan data yang diperoleh dari 30 pasang suami-istri etnis Batak Toba dan Tionghoa, didapatkan gambaran subjek penelitian berdasarkan beberapa kondisi.

1. Berdasarkan Suku Bangsa dan Jenis Kelamin

Berdasarkan suku bangsa subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 5. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Suku Bangsa dan Jenis Kelamin Suku bangsa atak Toba Tionghoa Laki-laki 16 orang 14 orang erempuan 14 orang 16 orang Berdasarkan data pada tabel 5, jumlah subjek laki-laki yang bersuku Batak Toba sebanyak 16 orang dan perempuan Batak Toba 14 orang, serta subjek laki-laki yang bersuku Tionghoa sebanyak 14 orang dan perempuan Tionghoa sebanyak 16 orang. Universitas Sumatera Utara

2. Berdasarkan Usia Perkawinan

Berdasarkan usia perkawinan subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti tertera pada tabel berikut. Tabel 6. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Perkawinan han Jumlah ersentase 5 tahun pasangan 16.7 hn-10 thn pasangan 16.7 -20 tahun 0 pasangan 66,6 Berdasarkan pada tabel 6, pasangan yang memiliki usia perkawinan 5 tahun sebanyak 5 pasangan 16.7, usia perkawinan pasangan 5 tahun - 10 tahun sebanyak 5 pasangan 16.7 dan usia perkawinan 10 tahun - 20 tahun sebanyak 20 pasangan 66.7.

3. Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan pendidikan pasangan, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel berikut. Tabel 7. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Pendidikan ami dan atau Istri rjana-Diploma pasangan 40 diploma - SMASMP pasangan 23.3 SMA - SMA pasangan 26.7 MA - SMPSD pasangan 10 Berdasarkan tabel 7, jumlah pasangan yang memiliki pendidikan terakhir Sarjana-Diploma sebanyak 12 pasangan 40, yang memiliki pendidikan terakhir SarjanaDiploma-SMASMP sebanyak 7 pasangan 23.3, yang Universitas Sumatera Utara memiliki pendidikan terakhir SMA-SMA sebanyak 8 pasangan 26.7 dan pasangan yang memiliki pendidikan terakhir SMA-SMPSD sebanyak 3 pasangan 10.

4. Berdasarkan Jumlah Anak

Berdasarkan jumlah anak subjek penelitian, maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti tertera pada tabel berikut. Tabel 8. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jumlah Anak k umlah rsentase 1 orang pasangan 20 2 orang pasangan 43.3 3 orang pasangan 26.7 4 orang pasangan 6.7 5 orang pasangan 3.3 Berdasarkan pada tabel 8, pasangan dengan satu orang anak sebanyak 6 pasangan 20, pasangan dengan dua orang anak sebanyak 13 orang 43.4, pasangan dengan tiga orang anak sebanyak 8 orang 26.7, pasangan dengan empat orang anak 2 pasangan, dan dengan 5 orang anak sebanyak 1 pasangan 3.3.

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif antara dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan pada pasangan beda etnis Batak Toba-Tionghoa. Oleh karena itu sebelum analisa data dilakukan, ada beberapa yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu uji asumsi normalitas untuk Universitas Sumatera Utara mengetahui apakah data penelitian pada masing-masing variabel, baik variabel bebas yaitu dukungan sosial keluarga maupun variabel tergantung yaitu penyesuaian perkawinan, telah terdistribusi secara normal. Selain itu juga dilakukan uji linieritas untuk mengetahui apakah data variabel dukungan sosial keluarga berhubungan secara linier terhadap data variabel penyesuaian perkawinan. Uji asumsi tersebut dilakukan dengan bantuan SPSS versi 20.00 for Windows. 1.1 Uji Normalitas Uji normalitas sebaran pada skala dukungan sosial keluarga dan penyesuaian perkawinan menggunakan metode statistik One Sample Kolmogorov- Smirnov Test. Menurut Hadi 2000, kaidah yang digunakan untuk normalitas yaitu jika p 0.05 maka sebaran data normal, sedangkan jika p 0.05, maka sebaran data tidak normal. Tabel 9 . Normalitas Sebaran Variabel Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Perkawinan No Variabel Kolmogorov-Smirnov Z P Keterangan 1. Dukungan sosial Keluarga .095 0.200 Terdistribusi normal 2. Penyesuaian perkawinan .095 0.200 Terdistribusi normal Berdasarkan tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa : a Skor variabel dukungan sosial keluarga menunjukkan nilai Z = 0.95 dan nilai probabilitas Asymp.Sig. 2-tailed p = 0.200 yang berada di atas 0.05 yang menunjukkan sebaran normal. Universitas Sumatera Utara Observed Value 140 120 100 80 60 Expected Normal 2 1 -1 -2 b Skor variabel penyesuaian perkawinan menunjukkan nilai Z = 0.95 dan nilai probabilitas Asymp.Sig. 2-tailed p = 0.200 yang berada di atas 0.05 yang menunjukkan sebaran normal. Selain dengan analisis statistik, untuk mengetahui apakah data penelitian variabel dukungan sosial dan penyesuaian perkawinan telah terdistribusi normal atau tidak, juga dapat dilakukan dengan cara analisis grafik. Hasil uji normalitas dalam penelitian bisa dilihat pada gambar berikut ini: Gambar 1. Grafik Normalitas Variabel Dukungan Sosial Keluarga Dari grafik Q-Q Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan menunjukkan bahwa data variabel dukungan sosial keluarga memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara Observed Value 150 140 130 120 110 100 Expected N orm al 2 1 -1 -2 Gambar 2. Grafik Normalitas Variabel Penyesuaian Perkawinan Dari grafik Q-Q Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan menunjukkan bahwa data penyesuaian perkawinan memenuhi asumsi normalitas. 2.1 Uji Linearitas Hubungan Uji linieritas dapat diketahui dengan analisa metode statistik uji F. Kaidah yang digunakan adalah dengan memperhatikan nilai signifikansi pada Linearity 0.05 dan nilai Sig pada Deviation From Linearity nilainya 0.05 maka hubungan antara kedua variabel memiliki hubungan yang linear. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini: Tabel 10. Linieritas Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Penyesuaian Perkawinan Variabel Sig. Linearity Sig. Deviation From Linearity Kete- rangan Dukungan Sosial Keluarga terhadap Kepuasan Pernikahan 0.001 0.671 Linier Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 10, hasil uji linieritas variable dukungan sosial keluarga dengan penyesuaian perkawinan dengan menggunakan uji F diperoleh sig.linearity dengan p 0.05 p = 0.001 dan sig.deviation from linearity dengan p 0.05 p = 0.671 yang menunjukkan dukungan sosial keluarga memiliki hubungan yang linier dengan penyesuaian perkawinan.

2. Hasil Utama Penelitian 1. Pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini serta landasan teori yang telah dikemukakan, hipotesis penelitian ini adalah “ada pengaruh positif antara dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan pada individu yang menikah beda etnis Batak Toba - Tionghoa”. Tabel 11 . Uji Regresi antara Dukungan Sosial Keluarga dengan Penyesuaian Perkawinan Variabel R R 2 F P Keterangan Dukungan Sosial dan Penyesuaian Perkawinan 0.720 0.518 30.069 0.000 Ada pengaruh Pada tabel 11, melalui hasil analisis regresi linier sederhana didapat korelasi antara dukungan sosial keluarga dengan penyesuaian perkawinan r adalah 0.720 dengan nilai p 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang kuat antara dukungan sosial keluarga dengan penyesuaian perkawinan. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai r positif, yang berarti semakin besar dukungan sosial keluarga maka semakin baik penyesuaian perkawinan. Universitas Sumatera Utara Nilai R-square koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan seberapa besar penyesuaian perkawinan dipengaruhi oleh dukungan sosial keluarga. Hasil analisa data didapat nilai R-square sebesar 0.518, hal ini menunjukkan bahwa pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan sebesar 51.8. Artinya dukungan sosial keluarga memberikan sumbangan sebesar 51.8 terhadap penyesuaian pernikahan pada pasangan yang menikah beda etnis. Selebihnya sebesar 48.2 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Parameter-parameter dalam persamaan garis regresi yang terbentuk dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12 . Parameter-parameter dalam persamaan garis regresi Model Unstandardized Standardized F t B Std Error B Konstan Dukungan Sosial Keluarga 17.788 1.053 19.969 0.192 0.720 30.069 5.484 Persamaan garis yang dihasilkan pada analisa regresi linier sederhana ini adalah: Y= 17.788 + 1.053X Keterangan : Y = Penyesuaian Perkawinan X = Dukungan Sosial Keluarga Persamaan garis regresi tersebut memiliki arti jika tidak ada dukungan sosial keluarga X yang efektif, maka penyesuaian perkawinan Y adalah sebesar Universitas Sumatera Utara 17.788 satuan. Koefisien regresi dukungan sosial keluarga 1.053 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dukungan sosial keluarga akan meningkatkan penyesuaian perkawinan sebesar 1.053 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara dukungan sosial keluarga dengan penyesuaian perkawinan, semakin besar dukungan sosial keluarga maka semakin baik penyesuaian perkawinan dimana pasangan merasakan kebahagiaan melalui perannya masing-masing, memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak, dapat menikmati waktu bersama, dapat memecahkan masalah-masalah dan menghindari konflik, menikmati kepuasan atas usahanya, anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya dan berprestasi, dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga besar.

2. Pengaruh masing-masing bentuk dukungan sosial terhadap

penyesuaian perkawinan beda etnis Batak Toba - Tionghoa Pengaruh dari masing-masing bentuk dukungan sosial dari keluarga terhadap penyesuaian perkawinan dapat dilihat melalui analisis regresi pada tabel berikut: Tabel 13 . Pengaruh masing-masing bentuk dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. F B Std. Error Beta B Std. Error Constant Esteem support 51.079 3.001 16.362 0.644 0.661 3.122 4.663 0.004 0.000 21.741 Universitas Sumatera Utara Dari table 13, dengan menggunakan analisi regresi berganda model stepwise, diperoleh bahwa dari lima bentuk dukungan sosial hanya ada satu bentuk yang memberikan kontribusi atau memiliki pengaruh signifikan terhadap penyesuaian perkawinan, yaitu esteem support dimana R= 0.661, Sig=0.000, F= 21.741. Bentuk dukungan sosial lainnya Emotional Support, Network Support, Informational Support, Tangible Support tidak memiliki pengaruh yang signifikan.

3. Hasil Tambahan

1. Kategorisasi data penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria pengkategorisasian yang didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi secara normal, dengan menggunakan skor hipotetik. Untuk variabel dukungan sosial kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi dan untuk variabel penyesuaian perkawinan kriterianya terbagi atas dua kategori yaitu rendah dan tinggi. Pada tabel 14. akan mendeskripsikan data pengkategorisasian kedua variabel penelitian yaitu variabel dukungan sosial keluarga dan penyesuaian perkawinan. Tabe1 l4 . Deskripsi variabel Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Perkawinan Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD Dukungan sosial 79 120 103.66 8.88 32 128 80 16 Penyesuaian perkawinan 104 149 126.9 12.9 9 39 156 97.5 19.5 Universitas Sumatera Utara Jumlah aitem yang digunakan untuk mengungkap dukungan sosial keluarga sebanyak 32 aitem dengan rentang nilai 1 sampai 4 dan jumlah aitem untuk mengungkap penyesuaian perkawinan sebanyak 39 aitem dengan rentang nilai 1 sampai 4. Berdasarkan tabel 14. diperoleh skor empirik dan skor hipotetik. Skor empirik merupakan skor yang didapat di lapangan. Mean empirik pada variabel dukungan sosial 103.66 dengan standar deviasi empirik sebesar 8.88. Mean empirik variabel penyesuaian perkawinan di dapat sebesar 126.9 dengan standar deviasi empirik sebesar 12.99. Sedangkan skor hipotetik merupakan skor yang diharapkan dapat dicapai oleh subjek penelitian. Hasil mean hipotetik untuk variabel dukungan sosial didapat sebesar 80 dengan standar deviasi sebesar 16. Mean hipotetik untuk variabel penyesuaian perkawinan didapat sebesar 97.5 dengan standar deviasi sebesar 19.5. Hasil perbandingan antara mean empirik dan mean hipotetik menunjukkan bahwa mean dukungan sosial yang diterima subjek penelitian di atas rata-rata 103.6680. Hal ini berarti dukungan sosial keluarga yang diterima subjek penelitian lebih tinggi daripada dukungan sosial populasi pada umumnya. Demikian halnya dengan mean penyesuaian perkawinan subjek penelitian di atas rata-rata 126.9997.5. Hal ini berarti penyesuaian perkawinan subjek penelitian lebih baik daripada penyesuaian perkawinan populasi pada umumnya. Setelah perhitungan skor empirik dan hipotetik, maka hasil tersebut dimasukkan kedalam rumus kriteria jenjang pengkategorian yang ditampilkan dalam tabel 15 berikut ini. Dalam pengkategorian ini, skor yang digunakan adalah skor hipotetik Universitas Sumatera Utara Tabel 15. Kriteria Jenjang Kategorisasi Variabel Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Perkawinan Berdasarkan tabel 15. diketahui bahwa kategorisasi subjek penelitian pada variabel dukungan sosial keluarga yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 25 orang 83.3, tergolong tidak terkategori sebanyak 5 orang 16.7, kategori rendah tidak ada 0. Subjek penelitian pada variabel penyesuaian perkawinan yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 22 orang 73.3, tergolong kedalam tidak terkategori sebanyak 8 orang 26.7, dan kategori rendah tidak ada 0.

C. PEMBAHASAN

Hasil penelitian pengaruh dukungan sosial keluarga terhadap penyesuaian perkawinan pada pasangan beda etnis Batak Toba-Tionghoa dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana diperoleh nilai R=0.720, p0.005 p=0.000 dan F=30.069. Ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan penyesuaian perkawinan pada Variabel Jenjang kategorisasi Hipotetik Rentang Nilai Frk Kategori Dukungan sosial x µ-1.0σ x 64 Rendah µ-1.0σ ≤ x µ+1.0σ 64≤x96 5 16.7 Tidak terkategori µ+1.0σ≤x 96 ≤ x 25 83.3 Tinggi Penyesuaian Perkawinan x µ-1.0σ x 78 Rendah µ-1.0σ ≤ x µ+1.0σ 78 ≤ x117 8 26.7 Tidak terkategori µ+1.0σ≤x 117 ≤ x 22 73.3 Tinggi Universitas Sumatera Utara pasangan beda etnis Batak Toba-Tionghoa. Ada beberapa alasan yang mejelaskan pengaruh antara variable ini. Pertama, Hurlock 1999 menyatakan bahwa masa penyesuaian dalam perkawinan adalah masa sulit dihadapi oleh pasangan ditambah dengan perbedaan latarbelakang budaya, nilai-nilai sosial, sikap personal, kebiasaan dan adat istiadat yang dibawa oleh masing-masing pasangan, dan menjalani peran sebagai orangtua adalah masa penuh tekanan dan stress seiring bertambah dewasanya anak Cowan dalam Sigelman Rider, 2003. Berbagai perbedaan nilai sosial, budaya dan tradisi juga dihadapi oleh pasangan Batak Toba - Tionghoa diantaranya adalah perbedaan prinsip rasa hormat dalam keluarga dan masyarakat, perbedaan nilai perkawinan, nilai etos kerja, adat-istiadat dan kebudayaan, juga prasangka- prasangka yang diterima oleh masing-masing pasangan Lubis, 1999, akan menjadi sumber konflik dalam perkawinan Markoff, 1977 dimana perbedaan ini akan mempengaruhi penyesuaian pasangan dalam perkawinan mereka. Alasan kedua adalah bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian pada pasangan beda etnis adalah dukungan sosial yang diterima dari lingkungannya Soncini 1997; Muller, 2004. Penyesuaian akan semakin sulit ketika pasangan tidak mendapatkan dukungan dari orang lain dalam menyelesaikan masalahnya Jahja, 2011. Dukungan sosial dirasakan mempengaruhi keberhasilan penyesuaian perkawinan pasangan didalam masa sulit dan stress dimana pasangan dapat merasakan kebahagiaan melalui peran yang dimainkan bersama, memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak, menikmati waktu bersama, dapat memecahkan masalah-masalah dalam keluarga Universitas Sumatera Utara dan menghindari konflik, menikmati kepuasan atas usahanya dan pasangan dapat membelanjakan uang dengan tepat, anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan teman-temannya dan berprestasi di sekolah, dan memiliki hubungan yang baik dengan keluarga besar. Alasan ketiga, dimana Gardner Cutrona 2004 menyatakan bahwa dalam keluarga, dukungan sosial dapat meningkatkan hubungan dengan anak- anak dan kepuasan hidup, kegembiraan, adaptasi dan keberfungsian sosial yang lebih baik, meningkatkan kepuasan hubungan suami istri dan berkontribusi terhadap peningkatan kepuasan perkawinan melalui pencegahan konflik dan depresi ketika mengalami stress. Pasangan yang medapatkan dukungan sosial tidak akan rentan mengalami depresi dan stress. Demikian juga halnya pasangan Batak Toba – Tionghoa akan rentan mengalami stress dan masalah ketika kurang mendapatkan dukungan sosial dan itu akan berdampak terhadap penyesuaian perkawinannya. Dukungan dari anggota keluarga pasangan akan membantu pasangan Batak Toba - Tionghoa dalam menghadapi masalahnya, seperti yang disampaikan oleh Weiss dalam Lerner, Easterbrooks Mistry. , 2003 bahwa keluarga akan menyediakan sumber-sumber yang lebih signifikan pada area masalah seperti masalah keuangan, kesehatan, tugas sehari-hari, diskusi akan masalah-masalah keluarga, juga dukungan dalam jangka yang lama. Adanya dukungan sosial mempengaruhi kesehatan dengan buffering hipotesis dimana dukungan sosial berfungsi sebagai pelindung dari stres. Buffering effect dari dukungan sosial dapat mengurangi efek negatif stress Universitas Sumatera Utara terhadap kesejahteraan. Ketika stress memiliki efek negatif terhadap fisik dan kesehatan mental, dukungan sosial dapat mengurangi efek negatifnya. Pengaruh yang paling kuat dari dukungan sosial dapat dilihat ketika individu mengalamai level stress yang tinggi Barrera dalam Goldsmith, 2004 Dukungan sosial akan menjadi efektif dalam menghadapi dan mengurangi efek dari stress, sejauh bentuk dari bantuan sesuai dengan tuntutan stress Cutrona Russell 1990. Meskipun social support tersedia, akan tetapi bisa jadi seseorang tidak merasa bahwa itu adalah sebuah dukungan Dunkle-Scheter, dkk, dalam Sarafino 2006. Penelitian ini juga menghasilkan pengaruh antara bentuk-bentuk dukungan sosial, emotional support, network support, esteem support, tangible support dan informational support. Dalam penelitian ini tampak bahwa tidak semua bentuk dukungan memiliki pengaruh positif yang signifikan dengan penyesuaian perkawinan. Dari bentuk-bentuk dukungan sosial, ada satu bentuk dukungan yang memberikan kontribusi atau memiliki pengaruh signifikan terhadap penyesuaian perkawinan, yaitu esteem support dimana R= 0.661, Sig=0.000, F= 21.741. Bentuk dukungan sosial lainnya Emotional Support, Network Support, Informational Support, Tangible Support tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Adanya emotional support dimana pasangan beda etnis Batak Toba- Tionghoa merasakan perlindungan, perhatian, rasa nyaman, empati, dan merasa diterima di tengah-tengah mengalami kesulitan dalam menjalani peran dan penyesuaian dalam keluarga; pasangan memperoleh dukungan network dimana Universitas Sumatera Utara pasangan merasa menjadi bagian dari suatu kelompok, adanya kebersamaan, saling berbagi kesenangan dan aktivitas sosial dalam kelompok yang diterima dari interaksinya dengan orang lain dimana mereka akan semakin mampu menghadapi stress yang dihadapi dan membantu mereka dalam penyesuaian perkawinan; dukungan sosial informational support yang diterima pasangan yaitu berupa nasehat-nasehat, panduan, informasi, saran-saran, umpan balik; dan bantuan langsung tangible support berupa peminjaman uang, barang atau jasa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian perkawinan. Hal ini bisa dikarenakan usia perkawinan pasangan yang sudah lama dimana pasangan dengan usia perkawinan 10-20 tahun sebanyak 20 pasangan 66.6, hal ini menunjukkan pasangan memiliki masa waktu yang lama untuk melakukan penyesuaian. Kondisi ini juga bisa terjadi karena etnis Batak Toba dan Tionghoa dilihat memiliki kesamaan sebagai etnis pekerja keras, pemberani dan rajin seperti yang disampaikan As’adi, M., 2011, peduli dengan pendidikan dan etnis Tionghoa adalah baik dalam perencanaan keluarga Tan, 1987. Dilihat juga dari subjek penelitian, dimana pasangan yang memiliki pendidikan SarjanaDiploma lebih banyak yaitu 12 pasangan 40. Hal ini menjadi asumsi bahwa pasangan Batak Toba - Tionghoa kurang membutuhkan dukungan berupa bantuan langsung dari keluarga. Alasan lain bisa karena subjek penelitian ini kurang dikontrol apakah pasangan tinggal bersama, tinggal berdekatan atau jauh dari keluarga besar, dimana Cutrona dan Russell 1990 menyatakan dukungan network yang dirasakan berupa kebersamaan, ketertarikan yang sama dan perasaan menjadi bagian kelompok. Dapat disimpulkan, bahwa tempat tinggal Universitas Sumatera Utara pasangan dapat mempengaruhi mereka untuk memperoleh network support, intensitas mereka untuk bersama dan melakukan kegiatan bersama. Adanya dukungan sosial berupa esteem support, dimana pasangan merasakan adanya penilaian positif terhadap mereka, mendapatkan penghargaan, pujian, dan persetujuan akan setiap pendapat dan keputusan yang diambil menunjukkan pengaruh dan kontribusi yang signifikan terhadap penyesuaian perkawinan pada pasangan beda etnis Batak Toba-Tionghoa dengan R=0.661, p=0.000, F=21.741. Dengan nilai R=0.661 dan R square= 0.437 menunjukkan bahwa esteem support dalam memberikan kontribusi sebesar 43.7. Dukungan yang dirasakan dari keluarga seperti menghargai keluh kesah mengenai perbedaan-perbedaan yang dihadapi dalam keluarga, menghargai pernikahan beda etnis, dan memberikan pujian atas setiap usaha dan keberhasilan pasangan membuat pasangan merasa lebih berharga . Hal ini seperti yang disampaikan oleh Cohen Wills, 1985; Orford, 1992, esteem support dapat berupa pemberian dukungan bahwa seseorang dihargai, diterima sehingga harga diri seseorang ditingkatkan dan merasa mampu untuk menyelesaikan setiap masalahnya. Hal ini memberikan gambaran bahwa adalah lebih baik apabila pasangan Batak Toba-Tionghoa merasakan dan menerima dukungan sosial dari keluarga berupa esteem support karena memberikan pengaruh positif yang lebih signifikan terhadap penyesuaian perkawinan pasangan. Berdasarkan pengkategorian subjek penelitian pada variabel dukungan sosial keluarga yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 25 orang 83.3, tergolong tidak terkategori sebanyak 5 orang 16.7, kategori rendah Universitas Sumatera Utara tidak ada 0. Subjek penelitian pada variabel penyesuaian perkawinan yang tergolong ke dalam kategori tinggi sebanyak 22 orang 73.3, tergolong tidak terkategori sebanyak 8 orang 26.7, dan kategori rendah tidak ada 0. Nilai koefisien determinan R square yang diperoleh sebesar 0.518 menunjukkan sumbangan efektif yang diberikan variabel dukungan sosial keluarga dalam mempengaruhi penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah beda etnis Batak Toba-Tionghoa, yaitu 51.8. Sedangkan 48.2 sisanya menunjukkan besar pengaruh keberadaan variabel-variabel atau faktor lain yang juga mempengaruhi penyesuaian perkawinan pada pasangan beda etnis. Dalam penelitian ini, peneliti sangat menyadari bahwa penelitian ini memiliki beberapa kelemahan terkait dengan pengambilan sampel, analisis data, dan instrumen alat ukur. Kesulitan untuk mencari subjek penelitian pasangan Batak Toba - Tionghoa membuat penelitian ini berjalan lambat. Kendala di lapangan yaitu, subjek penelitian yang membutuhkan waktu yang lama untuk mengisi karena harus menyesuaikan waktu masing-masing pasangan suami dan istri. Kelemahan dari penelitian ini adalah peneliti kurang mengontrol subjek penelitian pasangan antara etnis Batak Toba dan Tionghoa yang laki-laki atau perempuan. Peneliti juga tidak mengontrol tempat tinggal subjek penelitian apakah pasangan tinggal bersama keluarga atau terpisah dari keluarga dan pengisian skala yang dilakukan bersama-sama oleh pasangan juga memiliki kelemahan dimana pasangan memiliki kemungkinan untuk tidak mengisi skala secara bersama atau hanya diisi oleh satu pihak saja Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN