2.8. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.8.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Nilai perusahaan merupakan gambaran kinerja perusahaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Penelitian-penelitian terdahulu
dan kajian teoritis perlu dilakukan pengujian secara empiris mengenai berbagai faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Faktor-faktor yang mengindikasikan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen. Sedangkan
variabel kebijakan hutang digunakan sebagai variabel intervening karena dari penelitian terdahulu menunjukkan pengaruh yang kecil antara ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional dan pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan. Namun, hubungan antara kebijakan hutang memiliki pengaruh yang besar
terhadap nilai perusahaan. Atas hal tersebut, kebijakan hutang diindikasikan mampu menjadi variabel intervening yang menghubungkan ukuran perusahaan,
kepemilikan institusional dan pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan. Penjabaran kerangka pemikiran teoritis adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang
Ukuran perusahaan yang semakin besarnya maka kebutuhan akan dana juga akan semakin besar yang salah satunya dapat berasal dari pendanaan
eksternal yaitu hutang. Perusahaan besar memiliki keuntungan aktivitas serta lebih dikenal oleh publik dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga kebutuhan
hutang perusahaan yang besar akan lebih tinggi dari perusahaan kecil. Signaling theory menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan semakin
transparan dalam mengungkapkan kinerja perusahaan kepada pihak luar, dengan demikian perusahaan semakin mudah mendapatkan pinjaman karena semakin
dipercaya oleh kreditur. Penelitian yang dilakukan Pithaloka 2009 dan Mulianti 2009 menunjukkan hasil yang seragam dimana ukuran perusahaan berpengaruh
secara positif signifikan terhadap tingkat hutang perusahaan.
2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Hutang
Kepemilikan saham
institusional akan
mendorong peningkatan
pengawasan yang lebih optimal Rahmawati, 2012. Mekanisme monitoring ini akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham. Signifikansi institusional
investor sebagai agen pengawasan ditekankan melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Agency theory menyatakan semakin tinggi
kepemilikan institusional maka keberadaan investor institusional untuk memonitor perilaku manajemen akan semakin efektif Yeniatie dan Destriana, 2010. Pemilik
perusahaan melakukan monitoring kepada manajer bisa dilakukan dengan mengubah struktur modal. Mengubah struktur modal lebih ke arah utang dengan
harapan adanya persyaratan penutupan utang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin Brigham dan Houston, 2006:40. Apabila
institusional investor tidak puas atas kinerja manajerial maka meraka akan langsung menjual sahamnya. Peningkatan aktivitas institusional investor ini juga
didukung oleh usaha mereka untuk meningkatkan tanggung jawab insiders. Penelitian yang dilakukan oleh Larasati 2011 dan penelitiannya membuktikan
kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang.
3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Kebijakan Hutang